Sepenggal Cerita Pengelolaan Liga Tarkam di Cirebon

Sepakbola Rakyat

Sepenggal Cerita Pengelolaan Liga Tarkam di Cirebon

Ony Syahroni - detikJabar
Minggu, 23 Jul 2023 12:15 WIB
Turnamen tarkam di lapangan Roket FC desa Tegalgubug Cirebon
Turnamen tarkam di lapangan Roket FC desa Tegalgubug Cirebon (Foto: Ony Syahroni/detikJabar).
Cirebon -

Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga yang banyak digemari oleh masyarakat di Indonesia. Selain liga-liga profesional, ajang kompetisi yang kerap menyedot perhatian masyarakat adalah turnamen antar-kampung atau liga tarkam.

Di Cirebon, Jawa Barat, turnamen tarkam menjadi event yang selalu rutin digelar setiap tahun. Setidaknya ada beberapa lapangan di sejumlah desa di Kabupaten Cirebon yang kerap menyelenggarakan turnamen ini.

Salah satunya adalah lapangan Roket FC di Desa Tegalgubug, Kecamatan Arjawinangun, Kabupaten Cirebon. Selama turnamen berlangsung, lapangan yang menjadi homebase atau kandang dari klub Roket FC ini selalu dipadati oleh masyarakat pecinta bola.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam menyelenggarakan turnamen ini, ada banyak persiapan yang dilakukan pihak panitia. Mulai dari menata lapangan, menyiapkan tim keamanan, tim kesehatan, wasit, dan lain sebagainya.

Pada tahun ini, turnamen yang digelar di lapangan tersebut bernama Roket CUP VIII 2023. Setidaknya ada sekitar 32 tim dari berbagai daerah di Jawa Barat yang ikut ambil bagian menjadi peserta.

ADVERTISEMENT

"Untuk sekarang tim yang ikut itu dari wilayah III Cirebon (Ciayumajakuning) dan ada juga yang dari Bekasi. Tapi rata-rata dari wilayah III Cirebon. Total ada 32 klub dan kita menerapkan sistem gugur," kata panitia penyelenggara Roket CUP VIII 2023, Ismail Fahmi (45) saat berbincang dengan detikJabar di Cirebon baru-baru ini.

Meski hanya turnamen sepakbola tarkam, namun pihak panitia tidak mau sembarangan dalam menyelenggarakan event tersebut. Berbagai macam persiapan pun telah dilakukan dengan sebaik mungkin.

Dari sisi lapangan misalnya, setiap mengadakan turnamen pihak panitia akan menata lapangan bola ini dengan menutup setiap sudutnya dengan menggunakan material berbahan seng. Bagi masyarakat yang ingin masuk ke lapangan untuk menyaksikan pertandingan, maka harus membeli tiket lebih dulu.

Walaupun pihak panitia memberlakukan tiket masuk, namun masyarakat tak perlu khawatir. Sebab, harga tiket yang dipatok jika ingin menyaksikan pertandingan dalam turnamen ini terbilang cukup terjangkau.

Masyarakat hanya cukup merogoh kocek Rp5.000-Rp8.000 per orang untuk menyaksikan pertandingan di putaran pertama dan kedua. Sementara ketika memasuki babak 8 besar, harga tiketnya naik menjadi Rp13.000 per orang.

"Kalau semi-final itu di Rp15.000. Kemudianfinalnya Rp25.000 plus bonus korek api," kataIsmail.

Sumber Dana Penyelenggaraan Turnamen

Untuk menyelenggarakan turnamen ini, pihak panitia tentunya membutuhkan dana yang bisa dibilang tidak sedikit. Mulai dari biaya untuk mengurus perizinan, menata lapangan, dan beberapa hal lain yang dibutuhkan agar turnamen dapat berjalan dengan baik.

Ismail pun mengungkapkan, beberapa sumber dana yang diperoleh pihak panitia. Menurut dia, dana untuk menyelenggarakan turnamen tarkam ini didapat dari beberapa sumber. Antara lain adalah dari hasil penjualan tiket, dukungan sponsor, uang pendaftaran dari klub-klub peserta dan dukungan dari beberapa pihak lain.

"Tapi untuk pertama kita pakai dana talangan dulu. Karena mulai dari perizinan hingga membuat banner dan lain sebagainya itu membutuhkan biaya. Dan untuk mengembalikan dana talangan itu, kita ada beberapa sponsor yang ikut mendukung," kataIsmail.

Turnamen tarkam di lapangan Roket FC desa Tegalgubug CirebonTurnamen tarkam di lapangan Roket FC desa Tegalgubug Cirebon Foto: Ony Syahroni

Ismail menuturkan, setidaknya ada puluhan sponsor yang ikut berpartisipasi dalam penyelenggaraan event tersebut. Dan mayoritas yang menjadi sponsor dalam turnamen tarkam ini adalah para pelaku usaha yang ada di desa Tegalgubug dan sekitarnya.

"Mayoritas sponsornya adalah sponsor lokal. Karena banyak masyarakat di sini yang punya usaha di bidang textile dan sebagainya. Di event ini kurang lebih ada 30 sponsor. (Nominal biaya dari sponsor) nggak mahal. Cukup Rp500 ribu - Rp1 Juta sudah dapat banner. Nanti kita pasangkan banner (nama tempat usahanya) di sini," kata Ismail.

Selain dari para sponsor, sumber dana untuk menyelenggarakan turnamen tarkam di lapangan Roket ini juga diperoleh dari hasil penjualan tiket para penonton. Ismail menuturkan, selama event berlangsung, ada ratusan hingga ribuan penonton yang datang membeli tiket untuk menyaksikan pertandingan.

"Kalau jumlah penonton itu tidak bisa ditentukan. Tapi kalau di sini minimal paling sedikit itu sekitar 500 penonton. Kalau sedang ramai bisa sampai 2000 penonton. Itu jumlah penonton di putaran pertama dan kedua," ucap Ismail.

Ia menjelaskan, dana yang didapat dari para sponsor maupun dari hasil penjualan tiket itu akan digunakan untuk beragam keperluan selama turnamen berlangsung. Baik untuk membayar honor wasit, komentator pertandingan, dan lain-lain.

"Kita itu mottonya dari masyarakat untuk masyarakat. Jadi kalaupun nanti ada keuntungan dari event ini, akan dikembalikan lagi untuk kepentingan lapangan itu sendiri. Baik untuk perawatan lapangan, sarana dan prasarana hingga yang lainnya," kata Ismail.

"Kita bisa bikin tribun, toilet dan beberapa fasilitas lain salah satunya dari hasil ini (event tarkam). Lapangan kita juga butuh perawatan ekstra. Jadi otomatis membutuhkan biaya. Jadi kalau dapat keuntungan (dari turnamen tarkam) ya nanti dikembalikan lagi untuk kepentingan lapangan dan masyarakat," tambah dia.

Halaman 2 dari 2
(mso/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads