Stadion Roket FC merupakan salah satu lapangan sepakbola di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat yang rutin menyelenggarakan turnamen antar-kampung atau Liga tarkam. Lapangan ini berada di Desa Tegalgubug, Kecamatan Arjawinangun, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.
Di lapangan Roket FC, Liga Tarkam ini sudah menjadi agenda rutin digelar setiap tahun. Setiap turnamen ini digelar, banyak klub-klub dari Cirebon maupun dari luar daerah yang ikut ambil bagian menjadi peserta. Pada tahun ini, turnamen yang digelar di lapangan tersebut bernama Roket CUP VIII 2023.
Namun uniknya, setiap mengadakan turnamen, sang tuan rumah, yakni Roket FC dilarang atau tidak diperkenankan untuk ikut bertanding. Kebijakan itu merupakan keputusan yang diterapkan oleh pihak penyelenggara yang juga pengurus klub Roket FC.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu sudah jadi aturan di sini (lapangan Roket FC). Jadi ketika sedang ada event (tarkam), istilahnya tuan rumah itu 'haram' untuk ikutan," kata panitia penyelenggara Roket FC VIII 2023, Ismail Fahmi (45) saat berbincang dengan detikJabar di Cirebon baru-baru ini.
"Kalau di tempat lain kami tidak tahu. Yang pasti kalau di lapangan Roket FC itu sudah aturan dari dulu. Tuan rumah itu tidak boleh ikutan ketika ada event," ucap Ismail.
Ismail lantas menjelaskan, alasan mengapa Roket FC dilarang ikut bertanding saat kompetisi digelar di kandangnya sendiri. Menurut dia, hal ini dilakukan demi menjaga sportivitas dan kondusifitas selama event berlangsung.
"Ini cara kita agar bagaimana jadi panitia yang baik, se-fair mungkin dan tidak tidak memiliki kepentingan terhadap tim-tim yang ikut serta," kata dia.
Oleh karena itu, kata Ismail, selama lapangan Roket FC mengadakan liga tarkam, event tersebut selalu berlangsung meriah dan kondusif tanpa diwarnai oleh insiden keributan antar-penonton.
Terlebih, menurut Ismail, di desa Tegalgubug banyak masyarakat yang memiliki kecintaan terhadap olahraga sepakbola. Baik menjadi pemain maupun sebagai penonton.
"Warga di sini ketika ada tim yang bagus, atraktif, dan tidak nakal itu pasti disukai. Kalau ada tim yang nakal sudah pasti dicemooh. Warga di sini tidak mau ada tim yang nakal. Pengennya bagaimana melihat pertandingan sepakbola itu seatraktif mungkin dan menarik untuk ditonton," ujar Ismail.
Meski tim Roket FC tidak ikut serta dalam event tarkam yang diselenggarakan di kandangnya, hal ini tidak menyurutkan antusiasme warga desa setempat untuk tetap datang ke lapangan dan menyaksikan pertandingan.
"Bagi warga Desa Tegalgubug, sepakbola ini hiburan. Jadi setelah beraktivitas, sorenya itu mereka kesini untuk nonton pertandingan sepakbola," kata dia.
Menurut Ismail, sejak liga tarkam Roket CUP VIII 2023 digelar, setidaknya ada ratusan hingga ribuan penonton yang hadir ke lapangan. Baik penonton dari desa setempat maupun dari suporter tim yang sedang bertanding.
"Kalau jumlah penonton itu tidak bisa ditentukan. Tapi kalau di sini minimal paling sedikit itu sekitar 500 penonton. Kalau sedang ramai bisa sampai 2000 penonton. Itu jumlah penonton di putaran pertama dan kedua," ucap Ismail.
Antusiasme warga untuk menyaksikan pertandingan pun semakin meningkat saat ada klub yang menghadirkan pemain-pemain bintang dan ternama.
Ya, dalam turnamen tarkam yang diselenggarakan di lapangan Roket FC ini, tidak jarang ada klub-klub yang menggaet pemain-pemain bintang untuk memperkuat timnya.
Herman Dzumafo Epandi dan Asri Akbar menjadi pemain terkenal yang pernah bermain pada turnamen tarkam di lapangan Roket FC desa Tegalgubug. Dalam turnamen tarkam itu, Herman Dzumafo Epandi bergabung dengan klub HT FC, sementara Asri Akbar bermain untuk Grand AWN FC.
(mso/mso)