Cerita Pemain Liga 3 Pilih Lanjut Kuliah Saat Kompetisi Belum Jelas

Liga 3

Cerita Pemain Liga 3 Pilih Lanjut Kuliah Saat Kompetisi Belum Jelas

Aldi Nur Fadillah - detikJabar
Rabu, 26 Okt 2022 05:30 WIB
Pemain Super Progresif Bandung, Ridhwan (19).
Pemain Super Progresif Bandung, Ridhwan (19). (Foto: Aldi Nur Fadillah/detikJabar)
Pangandaran -

Ridhwan (19) merupakan atlet sepak bola yang bermain di Liga 3 bersama klub Super Progresif Bandung berasal dari Padaherang, Pangandaran. Pria kelahiran Padaherang tahun 2003 ini meniti kariernya sejak duduk di bangku SMP saat gabung di SSB Bintang Selatan Padaherang.

Menurutnya, bergabung dengan SSB Bintang Selatan menjadi cikal bakal awal keseriusan menjadi atlet sepak bola. "Di usia 12 tahun saya ikut Piala Walikota Banjar dan menjadi pertama kalinya pertandingan luar daerah," katanya kepada detikJabar, Selasa (25/10/2022).

Ia mengatakan jam terbang di beberapa turnamen di SSB yang menjadi pemicu menginginkan gabung di klub yang lebih serius dan membuat dia memilih bergabung bersama akademi Persib Bandung.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bersama akademi Persib Bandung, Ridhwan mendapat juara mulai tingkat daerah dan nasional. Seperti, juara 3 Liga Akademi Persib Bandung U 18 tahun 2020. "Alhamdulillah awal tahun 2021 saya dipanggil gabung di Persikabo hanya 1 musim untuk mengikuti Indocipta U 18," katanya.

Ia mengatakan pada Agustus 2022 menjadi hari paling berharga dan membanggakan. "Tahun ini saya gabung Super Progresif Bandung di Liga 3," katanya.

ADVERTISEMENT

Namun, baru saja mulai bersama Super Progresif Bandung perhelatan liga di Indonesia diguncang masalah. Kariernya terhenti setelah Tragedi Kanjuruhan sehingga kompetisi sepak bola dihentikan. "Karena kasus Kanjuruhan semua liga diberhentikan sementara," katanya.

Karena hal itu Ridhwan memilih pulang ke Pangandaran sambil melanjutkan kuliahnya di Universitas Galuh Ciamis. Ada beberapa pertimbangan kenapa Ridhwan fokus pada pendidikan seperti karier pesepakbola yang tidak berjalan lama. Selain itu, dengan mengenyam pendidikan, dia bisa mendapatkan ilmu untuk bekal hidup.

Pemain dengan tinggi 158 cm dan berat 54 kg ini memiliki beberapa posisi unggulan diantaranya penyerang sayap dan gelandang serang. "Pengalaman paling berkesan yaitu bisa ketemu coach Yono, coach saya di Super Progresif karena dia mantan pemain PSMS Medan tahun 80an, sama ketemu Naufal Rahmanda pemain Semen Padang di liga 2," kata Ridhwan.

Menurutnya sangat banyak pengalaman berharga karena bisa banyak belajar dari pemain yang ada di kota. "Saat ini untuk jaga kondisi saya latihan mandiri, karena bagaimanapun kemampuan harus terus diasah," katanya.

Ridhwan berharap kasus Tragedi Kanjuruhan bisa diusut tuntas dan kompetisi sepak bola di Indonesia kembali bergulir seperti semula.

(iqk/iqk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads