Mengenal Perses Sumedang dalam Turnamen Segitiga Era 1950-an

Mengenal Perses Sumedang dalam Turnamen Segitiga Era 1950-an

Nur Azis - detikJabar
Minggu, 23 Okt 2022 15:00 WIB
Soccer ball and virus mask to symbolise the delayed, postponed and cancelled Soccer and football competitions due to the corona Covid-19 virus outbreak
Ilustrasi bola (Foto: Getty Images/iStockphoto/Lorado)
Sumedang -

Perses (Persatuan Sepakbola Sumedang) atau umum disebut Perses Sumedang merupakan salah satu klub sepak bola asal Sumedang yang kini berlaga di Liga 3 Seri 1 Jawa Barat.

Klub berjuluk Laskar Insun Medal ini sudah ada sejak sekitar tahun 1950-an. Home base dari klub ini berlokasi di Jalan Tampomas, Kecamatan Sumedang Utara, yakni Stadion Ahmad Yani (Ketib).

Bukti Perses Sumedang merupakan salah satu klub sepak bola cukup legendaris tanah air masih dapat dilihat dalam surat kabar harian AID (Algemeen Indisch dagblad) de Preangerbode edisi Kamis, 15 April 1954. Dalam surat kabar tersebut, Perses Sumedang tercatat turut serta dalam gelaran turnamen sepak bola yang digelar oleh Persatuan Olahraga Bhayangkara (Asosiasi Olahraga Perwira Polisi) kala itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Turnamen tersebut dinamai sebagai turnamen segitiga lantaran hanya akan menampilkan tiga kesebelasan, yakni Perses Sumedang, Bhayangkara dan Chung Hua. Di sana tertulis, Perses Sumedang pertama-tama akan melakoni laga melawan Chung Hua pada hari Selasa. Kemudian pada hari Rabunya, Chung Hua melawan Bhayangkara dan pada Kamis, Bhayangkara melawan Perses.

Chung Hua sendiri adalah merupakan salah satu klub keturunan Tionghoa asal Semarang. Klub ini telah tiga kali berturut-turut menjuarai turnamen di Semarang.

ADVERTISEMENT

CEO Perses Sumedang, Agus Muslim menjelaskan, Perses Sumedang mengalami beberapa fase masa hingga menjadi sebuah klub sepak bola semi profesional asal Kabupaten Sumedang. Pertama, lanjut Agus, masa perserikatan. Perses Sumedang pada awalnya merupakan sebuah perserikatan atau asosiasi sepak bola daerah Sumedang di bawah naungan PSSI (Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia) di tingkat nasionalnya.

"Pada masa perserikatan, Perses ini merupakan lembaga resmi pemerintah atau asosiasi yang beranggotakan klub-klub sepak bola yang ada di Sumedang, induknya PSSI," ungkap Agus kepada detikJabar belum lama ini.

Agus melanjutkan, kemudian saat memasuki fase sepak bola semi profesional, Perses Sumedang sendiri masih merupakan salah satu perserikatan atau asosiasi sepak bola Sumedang di bawah naungan PSSI. Pada fase ini, ada dua kompetisi yakni kompetisi PSSI dan kompetisi Liga Sepak bola Utama (Galatama).

"Jadi untuk kejuaraan sepak bola amatir itu diselenggarakan oleh PSSI dan Perses Sumedang sebagai salah satu perserikatan yang turut menggulirkan kompetisi PSSI," terangnya.

"Sementara untuk kompetisi profesional itu ada namanya lagi, yakni Galatama dan hanya yang berbasis klub-lah yang bisa ikut dalam kompetisi Galatama," Agus menambahkan.

Kini di era sepak bola profesional, baik itu Galatama maupun Perserikatan oleh PSSI digabungkan ke dalam satu kompetisi bernama Liga Indonesia. Perses Sumedang sendiri, kini telah menjadi salah satu klub semi profesional yang berlaga di Liga 3 Seri 1 Jawa Barat yang bernaung di bawah CV Dangiang Sumedang.

"Perses Sumedang masih mempertahankan namanya sebagaimana halnya Persib Bandung yang tidak mengubah nama meski kompetisi saat ini sudah berbasis klub, bukan lagi perserikatan," ucapnya.

Penyelenggara Turnamen Bhayangkara Tahun 1954

Cerita pertandingan Perses Sumedang yang diabadikan surat kabar Hindia-Belanda.Cerita pertandingan Perses Sumedang yang diabadikan surat kabar Hindia-Belanda. Foto: Istimewa

Masih dalam AID de Preangerbode edisi Kamis, 15 April 1954, tertulis "De Por Bhayangkara heeft voor de volgende week een driehoekstournooi georganiseerd, welke op het UNI-terrein zal worden gespeeld", yang memiliki arti Persatuan Olahraga Bhayangkara akan menyelenggarakan turnamen segitiga pada pekan depan, yang akan digelar di lapangan UNI (Uitspaning Na Inspanning, sebuah sekolah sepak bola yang berlokasi di Bandung).

Jika mengacu pada tanggal di atas, maka saat itu S.V Bhayangkara telah memiliki kepengurusan baru dalam struktur tubuh organisasinya. Hal itu sebagaimana yang tertulis dalam AID Preangerbode 2 Januari 1954 atau sebelum digelarnya turnamen segitiga Bhayangkara.

Disana tertulis bahwa S.V Bhayangkara telah membentuk struktur kepengurusan baru untuk wilayah Bandung yang sekretariatnya berlokasi di Mapolres Djalan Merdeka 18. Adapun untuk struktur kepengurusan barunya terdiri dari, sebagai Pelindung yakni Kapolsek Priangan, Mustapa Pane. Kemudian untuk penasehat, Ajun Komisaris R. Djamhur Sadeli.

Kemudian untuk Ketua dijabat oleh Lo Eng Liong dengan wakilnya, Amung. Lalu untuk sekretaris pertama, R. Zainal Abidin dan sekretaris kedua R. Obing Prawirakusumah. Sementara untuk bendahara Sarhim serta komisaris umum, Kohim.

Tentang Turnamen Segitiga

Turnamen sepak bola bertajuk turnamen segita sering digelar pada sekitar tahun 1950-an. Hal itu sebagaimana yang tertulis dalam surat kabar harian, AID de Preangerbode, Jumat 23 Juli 1954. Turnamen segitiga salah satunya diselenggarakan oleh Ikatan Pemuda Peladjar Indonesia (IPPI) di lapangan Sidolig, Bandung pada akhir pekan, kala itu.

Dalam turnamen ini IPPI mengundang kesebelasan asal Semarang yang merupakan warga keturunan Tionghoa, yakni Chung Hua dan Ta Chung Sze. Kesebelasan ini telah tiga tahun berturut-turut menjadi juara turnamen di Semarang.

Dalam turnamen kali ini, terlebih dulu digelar turnamen junior atau di bawah 18 tahun yang mempertemukan antara UNI junior, Chung Hua junior dan IPPI junior. Secara terperinci disana disebutkan terkait jadwal turnamen tersebut. Pertama pada Jumat pukul 15.30 WIB akan mempertemukan Chung Hua Juniors Vs IPPI Juniors. Lalu pada pukul 16:45 WIB dilanjutkan antara Chung Hua Vs IPPI.

Kemudian pada Sabtu 15.30 WIB, Chung Hua junior Vs UNI Junior. Lalu dilanjutkan pada pukul 16.45 WIB antara Ta Chung Sze Vs Chung Hua. Lalu pada Minggu, pukul 15.30 WIB, IPPI Junior Vs UNI Junioar. Kemudian dilanjut pada pukul 16.45 WIB antara IPPI Vs Ta Chung Sze.

Dari data di atas maka dapat diketahui bahwa turnamen segitiga menjadi salah satu ajang yang cukup digemari serta cukup sering digelar dalam tempo hitungan bulan pada waktu itu.

(iqk/iqk)


Hide Ads