Godaan Tarkam di Balik Perjuangan Persikabumi

Liga 3

Godaan Tarkam di Balik Perjuangan Persikabumi

Syahdan Alamsyah - detikJabar
Selasa, 18 Okt 2022 06:00 WIB
Persikabumi Sukabumi
Persikabumi (Foto: Istimewa)
Sukabumi -

Liga 3 dianggap kurang mengkilap, hal itulah yang menjadikan sebuah tim amat minim mendapat lirikan sponsor besar. Mereka terseok dengan kondisi keuangan seadanya ketika menghadapi kompetisi.

Hal itu juga dialami oleh Persatuan Sepakbola Indonesia Sukabumi (Persikabumi). Mereka hanya mendapat cipratan jersey. Soal keuangan membuat manajemen terseok, yang tersisa hanya semangat mengharumkan persepakbolaan Kabupaten Sukabumi.

"Sebenarnya kami ingin sponsor masuk, kami punya potensi karena Kabupaten Sukabumi memiliki wilayah terbesar kedua se Jawa dan Bali. Penduduknya banyak, catatan saja kita ada 30 pemain, satu pemain membawa minimal 50 orang saja itu bisa menarik perhatian sponsor. Poinnya dukungan publik Sukabumi bisa mendatangkan sponsor," kata Hendi Gunawan, kepala pelatih Persikabumi kepada detikJabar, Senin (17/10/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pria yang akrab disapa Eeng itu berpendapat, semakin banyak suporter, maka akan menarik perhatian sponsor. Karena yang dibutuhkan sponsor adalah banyaknya minat dan ketertarikan kepada klub yang didukung. Bahkan Eeng mengatakan sepak bola antar kampung (Tarkam) dinilai lebih menjanjikan untuk para pemain sepak bola di Sukabumi saat ini.

"Kadang-kadang lebih bagus Liga Tarkam, sekali main Rp 500 ribu ke atas. Di Persikabumi ada pemain langganan tarkam, karena mereka dibayar Rp 500 ribu sampai Rp 1 juta. Dianggapnya lebih menjanjikan," ujar Eeng.

ADVERTISEMENT

"Tapi bagusnya adalah ketika ada panggilan tim, mereka tetap datang walau di tarkam katakanlah lebih menjanjikan. Ketika ada momen bareng antara kepentingan tim, mereka akan menolak agenda tarkam. Ini karena keterpanggilan mereka dengan kecintaannya terhadap Persikabumi," sambung Eeng.

Lagi-lagi Eeng berharap sponsor mau melirik ke Liga 3, ke klub yang bermain di dalamnya. Persikabumi ia yakini bisa maju dengan dukungan sponsor yang kuat.

"Sponsor bisa melihat potensi pemain, pemain itu produk. Mereka mewakili masing-masing wilayah secara keseluruhan kita punya nilai dibalik Geopark Ciletuh Palabuhanratu. Saya punya keinginan ke depan ada proyeksi jangka panjang yang jelas bukan sekedar seremonial, ada proyeksi jangka panjang yang jelas target ke depan mau seperti apa. Ingin seperti itu, jangan selesai kemudian bubar," tutup Eeng.

Kondisi itu diakui oleh Budi Azhar, ketua klub Persikabumi. Budi mengatakan, sejauh ini belum ada kontrak dibuat oleh manajemen dengan pemain. Kepercayaan dan cinta daerah yang membuat Persikabumi bertahan hingga saat ini.

"Dengan pemain belum ada kontrak, hanya tiap berlatih untuk makan dan ongkos ada karena kita belum mampu untuk itu," kata Budi Azhar.

"Setiap pertandingan rata-rata sekali main kadang Rp 500 ribu per orang, itu yang bisa kita berikan di angka itu. Tentunya tidak sama antara yang bermain dengan yang enggak semua diberangkatkan, saat liga 3 kemarin kita berangkatkan semua," ucapnya.

Budi Azhar berharap, banyak perusahaan di Sukabumi yang mendukung keberadaan klub asli Kabupaten Sukabumi. Ketika perusahaan-perusahaan itu bergerak maka diyakini Persikabumi semakin moncer dalam tata kelola.

"Harapan kita Sukabumi kan banyak perusahaan besar ya, mudah-mudahan mereka mau bantu menjadi sponsor, semoga bisa melirik, kita maklum adanya karena Persikabumi belum bisa berprestasi secara utuh kita paham itu. Makanya kita genjot tim berjuang dulu perlihatkan prestasi ketika prestasi kita bagus maka orang akan melirik kita. Ditambah, ketertarikan publik terhadap Persikabumi harus besar karena suporter itu bisa dibilang pemain ke 12 dalam setiap laga," katanya.

(sya/iqk)


Hide Ads