Tidak ada catatan pasti yang menggambarkan kapan tepatnya hari lahir Persatuan Sepakbola Indonesia Kabupaten Sukabumi (Persikabumi). Namun, Persikabumi sudah ikut dalam liga perserikatan di tahun 90-an.
Dalam catatan literasi sejarah Persikabumi disebut lahir pada 23 November 1919 sebagai Soekaboemische Sportvereeniging en Planters Voetbalbond. Klub bola di era kolonial itu diyakini sebagai cikal bakal lahirnya klub bola Persikabumi.
"Kalau Plantersvoetbalbond khusus sepakbola para pemilik perkebunan. Kalo dalam turnamen mewakili Sukabumi adalah Soekaboemisch Bondelsftal, kalo PVB sifatnya lokal atau profesi tertentu seperti juga KVC Kaoem Voetbal Club. Dulu karena ibukotanya di Sukabumi jadi enggak di sekat kota atau kabupaten artinya mewakili Sukabumi keseluruhan. Bisa dianggap cikal bakal Perssi (Kota Sukabumi) maupun Persikabumi," ungkap Irman Firmansyah, penulis buku Soekaboemi The Untold Story, sekaligus ketua Yayasan Dapuran Kipahare kepada detikJabar, Senin (17/10/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kembali ke liga perserikatan yang sempat dibahas, di era 90-an Kota Sukabumi memiliki Perssi Singkatan dari Persatuan Sepak Bola Sukabumi, Kabupaten Sukabumi dengan Persikabumi kemudian Persikabo dari Kabupaten Bogor dan sejumlah klub sepak bola lainnya.
Budi Azhar, Ketua Klub Persikabumi menyebut saat ini timnya masuk 8 besar di liga 3 Jabar Seri 2 setelah dalam beberapa laga di gelaran serupa mentok di 16 besar. Perjuangan itu, sedikit menyuntikan rasa semangat soal kebangkitan persepakbolaan di Kabupaten Sukabumi.
"Sampai masuk 8 besar, kita tahun kemarin hanya bertahan di 16 besar, kita saat pertandingan di Cirebon kemarin membawa 23 orang pemain," kata Budi Azhar.
Pria yang juga menjabat sebagai ketua Asosiasi Kabupaten PSSI di Kabupaten Sukabumi ini mengatakan, seluruh pemain yang terlibat di Persikabumi mewakili semua kecamatan di Kabupaten Sukabumi. Seleksi pemain juga dilakukan secara selektif dengan pembagian di setiap rayon.
"Pemain berasal dari semua kecamatan di Kabupaten Sukabumi, dibagi Sukabumi Timur dan Barat dan Sukabumi Tengah ada 3 kali seleksi. Sukabumi Timur mulai di Sagaranten, kemudian di Cikembar, dilaksanakan juga di Palabuhanratu dan Cisaat," tegas Budi Azhar.
Baca juga: Mengenal Persikas sang Singa Subang |
Hingga saat ini Budi mengaku nyaris membiayai sendiri seluruh kebutuhan tim hingga pelatih. Karena sampai saat ini tidak ada sponsor yang melirik klub Persikabumi, lalu soal bayaran terlebih saat berlaga di Liga 3 juga ditanggung sendirian meskipun ada beberapa pihak yang membantu tetap saja tidak bisa menutup biaya secara keseluruhan.
"Sponsor? Hari ini kita belum mendapatkan sponsorship, saya yang bertanggung jawab untuk membiayai Persikabumi, ada sponsor sebatas Jersey ya dari Eightysix. Dengan pemain sampai hari ini belum ada kontrak dibuat, hanya tiap berlatih untuk makan dan ongkos ada (meskipun) kita belum mampu (maksimal) untuk itu," ujarnya.
"Setiap pertandingan rata-rata sekali main kadang Rp 500 ribu perorang, itu yang bisa kita berikan di angka itu. Tentunya enggak sama antara yang bermain dengan yang enggak namun semua diberangkatkan, saat Liga 3 kemarin kita berangkatkan semua," sambungnya.
Satu-satunya yang menjadi pemecut Budi Azhar dan klubnya saat ini adalah, bagaimana bisa menggaet sponsor dengan prestasi.
"Kalau harapan saya ingin persepakbolaan di Kabupaten Sukabumi lebih baik, SDM untuk atlit sepak bola ada hanya tidak terbina secara utuh, karena kondisi kita jatuh bangun. Saya ingin anak-anak memperlihatkan prestasinya, kalau prestasi ada, nanti orang akan melirik. Saat ini bagaimana mau melirik kalau kita belum berprestasi, makanya kita dorong ke anak-anak yuk kita cetak prestasi jangan sampai kita nuntut dulu tapi belum mampu apa-apa," beber Budi Azhar.
Keterlibatan Budi Azhar diakui oleh Hendi Gunawan, kepala pelatih Persikabumi. Pria yang akrab disapa Eeng itu mengungkap status Budi Azhar yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi. Sejauh ini menurut Eeng, Budi Azhar adalah sosok yang siap tempur membidani Persikabumi dengan segala keterbatasannya.
"Untuk Persikabumi kita butuh orang yang punya kualitas, kita beruntung masih punya Pak Budi yang fighter, kalau berapa lama beliau itu setahu saya tahun 2014 sudah aktif di Persikabumi. Hari ini masih beruntung ada pak Budi masih mau fight, kita membutuhkan banyak orang di sini. Tidak sekedarr secara finansial, publikasi juga menjadi penting kemudian bagaimana mengemas bahwa sepakbola ini suatu produk, butuh banyak orang yang fighter ya," kata Eeng.
Eeng juga bukan orang baru di Klub Persikabumi, dia adalah senior di Persikabumi di tahun 2002. Di tahun 98, Persikabumu pernah lolos ke Divisi 2 dan bertanding di luar Jawa.
"Kalau kita mau tarik ulur ke belakang, kita di 98 - puncak prestasi di sana, bisa tembus ke Divisi 2 bisa tembus ke luar Jawa. Puncaknya Persikabumi, lolos di jabar, bertanding di luar jawa. Satu angkatan dengan Persela lamongan kita satu grup namun tertinggal karena Persela Lamongan sekarang di liga 1, kemudian Persikapas di liga 1 pernah 1 grup tahun 98 itu," cerita Eeng.
Eeng menabur harapan, dengan banyaknya publikasi soal Liga 3 ia berharap kondisi klub yang masih berlaga di liga tersebut bisa mengkilap. Menurutnya, meskipun di Liga 3 namun ia memastikan bahwa ia memiliki hak yang sama sebagai bagian dari PSSI.
"Kita bisa maju dan berlari sama-sama punya hak yang sama dengan Liga 1 dan Liga 2 , karena kita bagian dari PSSI pun berharap porsi yang sama bagaimana kita bisa mengembangkan persepakbolaan di kancah nasional. Bagaimana klub-klub ini bisa bersinar dan membawa harus daerahnya melalui sepak bola," harapnya.
(sya/dir)