Dari Adeng Hingga Abo, Deretan Pesepakbola Hebat Asal Cikajang Garut

Dari Adeng Hingga Abo, Deretan Pesepakbola Hebat Asal Cikajang Garut

Hakim Ghani - detikJabar
Minggu, 16 Okt 2022 11:30 WIB
Potret Stadion Ibrahim Adjie, saksi bisu lahirnya pesepakbola bertalenta dari Cikajang
Potret Stadion Ibrahim Adjie, saksi bisu lahirnya pesepakbola bertalenta dari Cikajang (Foto: Hakim Ghani/detikJabar)
Garut -

Kecamatan Cikajang, di Kabupaten Garut adalah sebuah daerah penghasil pesepakbola ternama. Layaknya Tulehu di Maluku, Cikajang juga melahirkan pesepakbola berbakat dari mulai Adeng Hudaya hingga Yandi Sofyan.

Sudah bukan rahasia lagi, jika Cikajang menjadi pemasok bibit unggul di persepakbolaan tanah air. Banyak nama pemuda asli Cikajang, yang pernah dan masih manggung di kasta kompetisi teratas tanah air.

Adeng Hudaya, Zaenal Arief, hingga Yandi Sofyan merupakan segelintir dari banyaknya pesepakbola kampung asal Cikajang, yang menjelma menjadi bintang bahkan andalan Timnas Indonesia dari masa ke masa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Oded Sutarna, mantan pemain sepak bola asal Cikajang yang pernah menjadi pemain dan pelatih di Persigar Garut mengatakan, gelora sepak bola di Kecamatan Cikajang sudah terjadi sejak zaman setelah kemerdekaan.

Era awal tersebut, ditandai dengan munculnya banyak pemain sepak bola muda asal Cikajang, yang bermain untuk Persigar Garut di tahun 1950-an.

ADVERTISEMENT

"Mulai tenar itu dari tahun 1950-an. Ada Endang Sasmita, Maman, Mastur Permana dan Ayung Maryun. Beliau memperkuat Persigar saat itu," kata Oded kepada detikJabar belum lama ini.

detikJabar merangkum setidaknya ada 30 orang pesepakbola asal Cikajang, yang pernah tenar pada masanya. Baik yang sudah pensiun maupun yang masih aktif. Mereka tergolong ke dalam empat klaster sepak bola Cikajang. Berikut ini, merupakan nama-nama para pemain tersebut.

Generasi Pertama: Mastur Cs

Generasi munculnya pesepakbola asal Cikajang muncul pada tahun 1950-an. Saat itu, ditandai dengan beberapa pemuda asal Cikajang, yang bermain untuk tim Persigar Garut, yang baru saja terbentuk di tahun 1949.

Ada beberapa nama pemuda asal Cikajang saat itu, yang bermain untuk Persigar. Mereka di antaranya adalah Endang Sasmita, Maman, Ayung Maryun dan Mastur Permana.

Salah satu yang paling bersinar kala itu, adalah Mastur Permana. Pemain yang berposisi sebagai sayap kiri itu, menjadi andalan Persigar Garut di awal masa terbentuknya tim berjuluk Laskar Maung Sancang tersebut.

Nama Mastur, bahkan sempat tercatat di koran Belanda, de Preanger Bode. Dilansir delpher.nl, Mastur masuk ke dalam starting eleven, tim Persigar Garut, saat takluk dari Persib Bandung 3-1 dalam pertandingan yang digelar di Stadion Sidolog, Bandung tahun 1951.

Generasi Kedua: Adeng Hudaya dan Kawan-kawan

Setelah munculnya generasi pertama, Mastur Cs, talenta muda pesepakbola asal Cikajang terus bermunculan. Generasi selanjutnya, diisi oleh para pemain yang memberanikan diri untuk merantau ke Bandung dan menimba ilmu sepak bola di kota kembang.

Generasi ini, tercipta di medio tahun 80an. Ditandai dengan lahirnya bakat sepak bola bernama Adeng Hudaya. Sebenarnya, kakak Adeng, Ade Heri yang mengawali generasi ini. Namun, sinarnya kalah terang dari sang adik, yang berhasil menghadirkan prestasi bagi Persib Bandung.

Adeng merupakan pemain Persib Bandung, saat menjuarai kompetisi perserikatan di tahun 1986. Di bawah asuhan pelatih Nandar Iskandar, Adeng saat itu bertindak sebagai kapten tim.

Di waktu yang hampir bersamaan dengan Adeng, ada beberapa pemain asal Cikajang lainnya, yang bermain untuk Persib. Mereka adalah Nyanyang Herdiana, serta Uut Kuswendi pemain yang sempat dipuji pelatih PSV Eindhoven, Guus Hiddink.

Generasi pesepakbola asal Cikajang kemudian terus muncul sejak Adeng, Nyanyang dan Uut menjadi pemain hebat. Hingga tahun 90-an, ada nama Dede Irawan (timnas U-21), Jajang Kurniawan (Persib), Dede Drajat Devis, Yudi Somantri, Oded Sutarna, Teten Jajat dan Gungun Hidayat yang membela Persigar.

Generasi Ketiga: Dari Abo hingga Johan Juansyah

Generasi ini, merupakan generasi yang paling dikenang. Sebab, mereka muncul sebagai pesepakbola di era moderen. Terciptanya generasi ketiga pesepakbola asal Cikajang ini, ditandai dengan lahirnya Zaenal Arief.

Sosok pria tampan yang akrab disapa Abo ini, merintis karir dari Persigar Garut di level junior. Kemudian masuk ke Persib Bandung, pindah dan menjadi bintang di Persita Tangerang, kemudian balik lagi ke Persib dan menjadi pemain andalan Maung Bandung.

Zaenal Arif.Zaenal Arif. Foto: Ikbal Selamet/detikJabar

Setelah itu, Abo juga sempat bermain untuk Persisam Samarinda, Persikabo, PSPS Riau, hingga mengakhiri karir profesionalnya sebagai pemain bola setelah membela Persepam Madura United di tahun 2014. Abo juga memegang 23 penampilan bersama Timnas Indonesia di level senior, dengan torehan 12 gol.

Selain Zaenal Arief, pada generasi yang muncul di awal tahun 2000-an ini, Cikajang juga melahirkan banyak talenta pesepakbola. Di antaranya, Aang Suparman, bek berkepala pelontos, yang sempat membela Persib Bandung, Persibo Bojonegoro dan Persela Lamongan.

Kemudian ada nama Nova Zaenal eks kapten PSIM Yogyakarta dan Persis Solo. Serta Johan Juansyah, mantan pemain Persijap Jepara dan Persija Jakarta, yang sempat membela Timnas U-23 tahun 2010, zaman Irfan Bachdim dan kawan-kawan.

Ada juga nama Heru Zaenal mantan pemain Persigar, dan Ana Supriatna, pemain andalan Barito Putra yang kini menjadi asisten pelatih Perseban Banjarmasin.

Generasi Keempat: Geng Yandi Sofyan

Generasi terakhir dari sepak bola Cikajang, adalah kelompok Yandi Sofyan dan kawan-kawan. Generasi ini, lahir setelah tahun 2010-an.

Pioneernya, jelas Yandi Sofyan Munawar. Adik dari Zaenal Arief yang pernah bermain untuk Arema, Bali United dan Persib Bandung. Yandi menjadi yang terbaik di kelasnya. Sebab, jika dilihat dari karir, Yandi pernah bermain di luar negeri memperkuat tim CS Vise Belgia, dan tim muda klub Australia Brisbane Roar.

Yandi kini masih aktif bermain. Setelah masa keemasannya saat membela Persib Bandung dan Bali United, Yandi sempat meredup. Cedera memaksanya harus menepi dalam waktu yang cukup lama. Di tahun 2021, dia kembali ke lapangan hijau dengan membela klub Liga 3 Persikota Tangerang. Musim ini, Yandi Sofyan kembali. Dia menjadi andalan klub Liga 1 Persikabo 1973, di bawah pelatih Djadjang Nurdjaman.

Di generasi ini, sebenarnya ada pemain yang lebih dahulu muncul dari Yandi. Dia adalah Rudi Geofani Somantri. Rudi merupakan bagian dari tim Persib saat berhasil menjuarai Indonesia Super League (ISL) U-21 tahun 2010, bersama M Agung Pribadi, Dias Angga dan Budiawan.

Yandi SofyanYandi Sofyan Foto: Official Persikabo

Namun sayang, cedera parah membuat karir Rudi melempem. Rudi harus pensiun dini. Saat ini, adik dari Johan Juansyah itu aktif melatih dan mengembangkan bakat pemain muda asal Cikajang.

Setelah Rudi dan Yandi, ada beberapa pemain lagi yang muncul. Yang paling mentereng, adalah Wisnu Wardani. Wisnu sempat tercatat menjadi pemain Persijap Jepara dan PSG Pati. Namun, di musim ini, Wisnu diketahui tidak bermain.

Selain Wisnu, ada juga nama Hasan Alfarizi yang bermain untuk klub Serpong. Kemudian Redy Supriadi dan Jajang Jamaludin yang musim ini membela Roksi FC, serta Dendi Sapari, Aldi Ridwan dan Yogi Herdiana yang membela Persigar Garut. Mereka semua, bermain di Liga 3.

(yum/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads