Persika Karawang menjadi salah satu tim yang berlaga di Liga 3 Seri 1 Jawa Barat. Mantan manajer Persika menceritakan, dahulu klub sepak bola kebanggaan masyarakat Karawang itu sempat berjaya di Liga 2 selama dua musim.
Hal itu diceritakan Ahmad Zamakhsyari atau yang kerap disapa Kang Jimmy. Dia merupakan mantan wakil bupati Karawang yang pernah memimpin klub sepak bola Persika di masa pemerintahannya.
"Dahulu pada saat saya dilantik jadi wakil bupati periode 2016-2021, Persika itu dalam kondisi yang terpuruk tidak terurus. Saya itu gila bola, jadi saya minta izin kepada Bupati untuk membenahi Persika," kata Kang Jimmy, saat ditemui di kediamannya, Rabu (12/10/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jimmy menuturkan, pada era perserikatan, Persika bermain di divisi 3 regional Jawa Barat, bukan divisi 3 nasional. Saat itu Jimmy mengambil langkah untuk membenahi Persika atas izin bupati Karawang dan pengurus terdahulu.
"Dulu itu saya ketemu dengan para pendahulu atau pengurus lama, dengan saya mengambil alih, jadi saya harus mengganti kompensasi untuk pengurus lama yang telah mengeluarkan biaya mencapai Rp 2,5 miliar, dan kita ganti waktu itu," kata dia.
Perjalanan Persika menuju sepak bola profesional tentu tidak mudah. Persika bermain di divisi 3 amatir yang memperbolehkan pembiayaan klub menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
"Jadi aturan waktu memperbolehkan klub sepakbola dibiayai APBD, tapi dengan syarat klub itu masih amatir. Nah, dalam masa kepengurusan saya, Persika berhasil menorehkan prestasi hingga masuk ke Liga 2 selama 2 musim, otomatis pembiayaan itu tidak boleh dari APBD," ungkapnya.
Selama menjalani debut di Liga 2 waktu itu, Persika hanya mendapat pembiayaan dari beberapa perusahaan di Karawang yang jumlahnya hanya sekitar Rp 500 juta. "Dulu ada sumbangan dari beberapa perusahaan nilainya itu variatif, kalau ditotalkan itu hanya Rp 500 jutaan per tahun. Sedangkan biaya klub itu besar, karena sepakbola itu olahraga yang mahal," imbuhnya.
Jimmy menjelaskan, selama mengarungi Liga 2, Persika memerlukan biaya mencapai Rp 550 untuk satu kali laga kandang. Belum lagi jika laga tandang, biaya yang dikeluarkan melebihi nilai tersebut.
"Untuk laga home itu, biaya bisa nyampe Rp 550 juta, sedangkan ticketing itu untuk biaya kamtibmas dan perizinan saja kurang. Jadi dulu kurang lebih untuk sebulan Persika memerlukan biaya Rp 550 juta, itu saya keluarkan dari biaya pribadi, seperti gaji, insentif sebagai wakil kepala daerah. Itu semua diberikan untuk Persika, ditambah dari penghasilan pribadi dan bisnis saya," papar dia.
Diketahui, kini Persika hadir dengan nama baru. Sejak berganti kepengurusan, kini klub Persika bernama Persika 1951 Karawang yang dipimpin oleh Asep Aang Rahmatullah.
Jimmy mengatakan, kepengurusan baru tersebut bukanlah Persika yang asli. Kepengurusan yang baru membeli lisensi Persikotas Tasikmalaya untuk mengarungi Liga 3 Seri 1 Jawa Barat 2022. "Yang ini bukan Persika yang asli, kalau menurut saya Persika yang dulu itu ya Persika. Bukan yang saat ini hadir dengan nama baru dan logo baru," katanya.
(iqk/iqk)