Mengenang Masa Kejayaan Persigar di Liga Nusantara 2014

Hakim Ghani - detikJabar
Selasa, 11 Okt 2022 17:00 WIB
Persigar Garut. (Foto: Dok. Yoga Sundawa)
Garut -

Tidak ada satupun prestasi Persigar Garut yang bisa dibanggakan hingga saat ini. Namun, di balik mati surinya Persigar yang kini bermain di Liga 3, ada satu musim yang sangat menjadi kenangan dan dianggap pencapaian terbaik hingga kini.

Persigar sendiri merupakan salah satu klub sepak bola tradisional di Jawa Barat yang telah eksis sejak zaman dahulu. Bahkan, klub berjuluk 'Laskar Maung Sancang' ini sudah ada sebelum beberapa klub besar di kompetisi teratas Tanah Air macam Barito Putera, PSS Sleman hingga Arema FC lahir.

Persigar didirikan di Garut oleh puluhan klub anggotanya pada 28 September 1949. Namun, sejak pertama kali didirikan, tak banyak prestasi yang diraih Persigar. Bahkan, sama sekali tak ada gelar juara yang pernah diraih.

Sejarah mencatat, Persigar diketahui hanya berhasil menjuarai beberapa turnamen di tingkat junior. Salah satunya, gelar Piala Soeratin tingkat regional di medio tahun 1990-an.

Meskipun hingga kini tak ada gelar juara yang bisa dibanggakan, namun ada satu musim terbaik Persigar Garut yang menjadi kenangan di benak para pendukung fanatik mereka, Garut Mania.

Musim kompetisi tersebut, adalah Liga Nusantara musim 2014 silam. Saat itu, Persigar hampir menjadi satu dari enam tim yang promosi ke Divisi Utama atau yang sekarang disebut Liga 2.

Kala itu, seperti biasanya, musim dimulai Persigar dengan menyeleksi para pemain untuk menjadi bagian dari skuad mereka. Tidak ada nama-nama mentereng kala itu. Hanya kumpulan para pemuda Garut yang memiliki talenta bermain sepak bola.

Persigar memulai petualangan musim itu dari babak penyisihan di Liga Nusantara tingkat regional Jawa Barat. Mereka berhasil mengalahkan beberapa lawan tangguh, termasuk Persitas Tasik yang menjadi musuh bebuyutan kala itu.

Berdasarkan catatan yang dihimpun dari Garut Mania (Garman), Persigar kemudian bersua beberapa tim. Di babak Play Off, Persigar bertemu klub asal Jakarta PS Urakan dan berhasil menang dengan skor 5-0.

Kemudian di babak 24 besar, Persigar menang menghadapi tim junior Persija, Persija Muda dalam pertandingan yang digelar di lapangan Pusdikjas, Cimahi, pada 13 November 2014.

Persigar lalu melangkah ke babak 16 besar Liga Nusantara Nasional kala itu dan tergabung di Grup 8 bersama PS Patriot dari Sumatera Utara, PS Benteng (Bengkulu) dan tuan rumah Persibas Banyumas. Mereka kemudian berhasil menjadi juara grup dan melenggang ke babak 8 besar.

Tim yang dipimpin Sekda Garut kala itu, Iman Alirahman, kemudian satu grup dengan Perserang Serang, Perssu Sumenep dan PS Badung dari Bali. Sayangnya, Persigar terpaksa harus menjadi juru kunci.

Permainan indah yang kerap ditampilkan dalam formasi 3-5-2 besutan pelatih Uut Kuswendi tersebut tampak loyo di babak 8 besar. Kala itu, Persigar takluk di tangan Perserang 1-2, serta dua kali imbang menghadapi Perssu dan PS Badung, masing-masing dengan skor 2-2 dan 1-1.

Raihan 2 poin dalam tiga pertandingan tersebut membuat Persigar menjadi juru kunci di grup tersebut. Alhasil, tiket promosi ke Divisi Utama kala itu disegel Perserang, PS Badung dan Perssu yang ditemani tiga tim lain dari grup sebelah.

Kendati bernasib tragis, perjuangan dan semangat pasukan Laskar Maung Sancang saat itu sangat diapresiasi publik sepak bola Garut. Sebab, capaian tersebut menjadi satu-satunya prestasi terbaik tim Persigar senior yang bisa dibanggakan.

Kenangan tersebut hingga saat ini masih tersimpan manis dan terus dikenang para Garman alias Garut Mania. Ketua Garman Wildan Romadon mengatakan, tim Persigar 2014 merupakan generasi emas.

"Itu momen emas sebetulnya. Karena kita sudah sampai di putaran akhir Liga 3 (Liga Nusantara saat itu). Kita bisa menang ke Divisi Utama dulu, satu langkah lagi. Tapi sayang gagal," kata Wildan.

DetikJabar juga berbincang dengan Yoga Sundawa. Salah seorang bagian tim Persigar 2014. Yoga yang menjadi fotografer tim Persigar saat itu, mengenang masa-masa yang indah tersebut.

"Tim yang solid. Meskipun di bawah keterbatasan, namun mereka semangat sampai bisa meraih hasil itu. Meskipun gagal, tim itu akan tetap terkenang," kata Yoga yang juga merupakan pentolan Garut Mania itu.

Hal senada diungkap Sehabudin Ahmad. Salah seorang pemain yang menjadi bagian dari skuad Persigar musim 2014. Sehab mengatakan, kebersamaan menjadi kunci sukses mereka kala itu.

"Tentunya, yang menjadi keunggulan Persigar saat itu adalah kebersamaan. Mulai dari kedekatan pemain, sampai manajemen dan pelatih yang luar biasa. Kita juga tidak ragu menyampaikan aspirasi satu sama lain dan itu menjadi kekuatan dan chemistry bagi kita," kata Sehab kepada detikJabar, Kamis (29/9/2022).

Mengandalkan supertim. Simak di halaman selanjutnya.




(orb/orb)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork