Lika-liku Sistem Tiket Persib: Diprotes, Didemo hingga Diapresiasi

Lika-liku Sistem Tiket Persib: Diprotes, Didemo hingga Diapresiasi

Bima Bagaskara - detikJabar
Senin, 10 Okt 2022 18:30 WIB
Petugas masih berjaga di Stadion GBLA meski laga Persib vs Persija ditunda.
Stadion GBLA Bandung (Foto: Bima Bagaskara/detikJabar).
Bandung - Tragedi Stadion Kanjuruhan menjadi sejarah kelam bagi sepakbola Indonesia. Sebanyak 131 nyawa melayang dalam tragedi usai pertandingan Arema FC melawan Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10) malam lalu.

Tragedi itu berawal saat wasit meniup peluit akhir pertandingan babak kedua dengan hasil Arema kalah 2-3 dari Persebaya. Suporter tuan rumah yang kecewa akan hasil itu menginvasi lapangan.

Pihak kepolisian merespons dengan melepas gas air mata ke arah tribun yang berujung kepanikan. Para suporter sulit untuk keluar stadion hingga akhirnya terinjak dan berujung meninggal dunia.

Selain itu, banyaknya korban jiwa dalam tragedi Stadion Kanjuruhan juga dikarenakan terjadinya overcapacity dimana tiket dijual lebih banyak dari kapasitas stadion.

Hal tersebut dikatakan langsung oleh Kapolri Listyo Sigit Prabowo dalam jumpa pers di Malang, Rabu (6/10) malam WIB. Listyo Sigit menyebut ada kelalaian dari pihak panpel dimana tiketnya dijual lebih banyak dari yang seharusnya.

"Kemudian mengabaikan permintaan dari pihak keamanan dengan kondisi dan kapasitas stadion yang ada, terjadi penjualan tiket overcapacity. Dari 38 ribu dijual 42 ribu tiket," kata Sigit.

Dengan terjadinya tragedi Stadion Kanjuruhan tersebut, membuat sistem tiket yang diterapkan panpel pertandingan Persib Bandung mendadak dapat apresiasi dari berbagai pihak. Padahal sebelumnya, sistem tiket Persib ini mendapat keluhan khususnya dari suporter.

Seperti diketahui, Persib melakukan penjualan tiket laga kandang dengan sistem online sejak dimulainya Liga 1 2022. Selain online, suporter juga diwajibkan sudah harus melakukan vaksin booster saat ingin membeli tiket. Penjualan tiket juga diintegrasikan dengan aplikasi Peduli Lindungi.

Persib benar-benar mempersiapkan sistem penjualan tiket dengan matang. Mereka tidak mau kecolongan dengan timbulnya insiden seperti saat gelaran Piala Presiden lalu saat dua suporter tewas di Stadion GBLA karena berdesak-desakan.

Tidak hanya itu, penjualan tiket secara online juga mengharuskan suporter untuk menukar elektro tiket yang dikirim via email maupun WhatsApp, dengan tiket fisik berupa gelang. Tiket gelang itulah yang kemudian digunakan sebagai syarat untuk masuk ke area Stadion GBLA.

Persib juga menyediakan sejumlah tempat yang dipakai untuk melakukan penukaran e-tiket dengan tiket gelang. Kemudian pengecekan tiket gelang juga dilakukan dengan ketat. Ada empat ring pemeriksaan sebelum suporter bisa masuk ke stadion.

Namun sistem tiketing tersebut sempat dikeluhkan oleh suporter. Bahkan demo besar-besaran dilakukan suporter untuk menuntut manajemen Persib agar mempermudah sistem distribusi tiket bagi komunitas.

Namun pasca tragedi Stadion Kanjuruhan, sistem tiketing yang diberlakukan Persib mulai mendapat apresiasi. Itu diutarakan sejumlah warganet dalam kolom komentar unggahan Direktur Persib Teddy Tjahjono @teddyt.tjahjono.

Mulanya, Teddy mengunggah foto berlatar warna hitam sebagai bentuk duka atas tragedi Kanjuruhan, Malang, pada Senin (3/10). Unggahan Teddy mendapat reaksi dari warganet yang turut membahas sistem pembelian tiket. Sistem ini mulai menuai pujian.

Pasalnya, sistem tiket itu dianggap bisa meminimalisir terjadinya potensi kericuhan massa karena telah diseleksi secara ketat sejak awal.

"Terima kasih sudah membuat sistem tiket di @persib seperti ini, minimal dengan melihat kejadian di kanjuruhan malang, sedikit ada jawaban dan maksud kenapa mekanisme pembelian tiket di Bandung seperti ini," tulis akun @fe*****.

"Teruskan sistem tiket yang sekarang pak sudah terjawab Tebakan dan Jawabannya," kata akun @un****

"strategi di GBLA semoga jadi contoh buat club2 lain, terimakasih pak telah bikin GBLA nyaman," ujar akun @ja****

Tidak hanya warganet, Kapolda Jabar Irjen Pol Suntana juga mengapresiasi Persib yang telah melakukan penyesuaian sistem pengelolaan pertandingan.

"Kami sangat mengapresiasi Persib karena dari awal kompetisi, kapasitas Stadion GBLA sudah sesuai aturan, seluruh penonton yang hadir di stadion pun semuanya sudah vaksinasi booster dengan mekanisme tiket yang 100 persen online," singkatnya.

Mengomentari hal itu, Teddy Tjahjono mengatakan sistem tiketing yang diberlakukan tersebut bertujuan untuk memberikan rasa aman dan nyaman kepada semua suporter yang menyaksikan laga Persib di Stadion GBLA.

Teddy mengungkapkan jika apa yang dilakukan sekarang ini berawal dari kejadian beberapa waktu lalu saat suporter yang datang ke stadion membeludak dan melebihi kapasitas tiket yang dijual saat gelaran Piala Presiden.

"Ada empat kali lipat penonton yang datang ke stadion saat Piala Presiden kemarin. Dari situ, kita modifikasi sistem sehingga penumpukan masa dilakukan di luar stadion di tempat penukaran yang dibagi-bagi. Ini salah satu cara untuk memecah penumpukan massa tadi," kata Teddy dalam FGD Transformasi Sepakbola di Bandung, Senin (10/10/2022).

Teddy mengungkapkan, keamanan dan kenyamanan jadi komitmen utama Persib yang terus disempurnakan dalam setiap penyelenggaraan pertandingan kandang. Hal itu menjadi bagian dari upaya transformasi industri dan tata kelola persepakbolaan.

Teddy menyampaikan, beberapa upaya telah dilakukan untuk menciptakan keamanan dan kenyamanan seluruh orang yang terlibat dalam pertandingan sepakbola, termasuk penonton yang datang ke stadion.

"Sistem pengelolaan pertandingan yang Persib terapkan sejak dimulainya kompetisi Liga 1 musim 2022/2023 sebagai bentuk mitigasi kemungkinan terburuk dari yang sebelumnya pernah terjadi. Memang, pengelolaan pertandingan yang kami terapkan ini belum sempurna. Karena itu, kami terus berdiskusi, mengevaluasi penyelenggaraan pertandingan untuk penyempurnaan sistem di berbagai aspek," ujar Teddy. (bba/mso)



Hide Ads