Jabar Sepekan: Doa hingga Mimpi Besar Bobotoh dan Jakmania

Jabar Sepekan: Doa hingga Mimpi Besar Bobotoh dan Jakmania

Tim detikJabar - detikJabar
Minggu, 09 Okt 2022 14:30 WIB
Suporter Persija, Para Jakmania mengikuti doa bersama untuk korban Tragedi Kanjuruhan di GOR Saparua, Bandung
Suporter Persija, Para Jakmania mengikuti doa bersama untuk korban Tragedi Kanjuruhan di GOR Saparua, Bandung. (Foto: Bima Bagaskara/detikJabar)
Bandung -

Sebanyak 131 orang meninggal dunia, termasuk dua polisi akiat Tragedi kanjuruhan, Malang. Insiden ini terjadi usai laga Arema FC Vs Persebaya pada Sabtu (1/10/2022) malam.

Duka tragedi Kanjuruhan dirasakan pencinta sepak bola di Indonesia hingga dunia. Seperti di Jawa Barat, untaian doa mengalir usai Tragedi Kanjuruhan.

Doa dari Bobotoh di Jabar

Duka dirasakan Bobotoh Persib di Kabupaten Tasikmalaya. Mereka menyampaikan duka dan belasungkawa mendalam atas tragedi maut ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pendukung fanatik Persib Bandung ini berharap kejadian tragis ini yang terakhir dalam sejarah panjang persepakbolaan Indonesia.

"Ya kami dari Viking Tasikmalaya ikut berbelasungkawa yang sedalam-dalamnya atas kejadian ini. Semoga tidak ada lagi kejadian seperti ini lagi," kata Ketua Viking Tasikmalaya Iman Getih pada pekan ini.

ADVERTISEMENT

Berikutnya, ratusan lilin menyala di Taman Cikapayang, Dago, Kota Bandung. Banyak Bobotoh berkumpul untuk mengikuti aksi solidaritas itu. Mereka berasal dari berbagai elemen komunitas Bobotoh.

Tidak ada sekat dalam aksi solidaritas itu. Hanya satu tujuan mereka, yakni mendoakan para korban dalam tragedi Kanjuruhan yang menewaskan ratusan orang itu.

"Ini solidaritas dari Bobotoh, semua elemen komunitas Bobotoh kita disini mau ikut merasakan duka di bumi Arema," kata Lucky salah satu Bobotoh.

Viking Underground dan Polres Cianjur juga melakukan aksi. Mereka menggelar salat gaib dan doa bersama untuk korban tragedi kerusuhan tersebut.

Ketua Viking Underground Cianjur Beni Sumarna, mengatakan kegiatan tersebut merupakan bentuk simpati Viking atau Bobotoh kepada korban dalam insiden mengerikan dan menjadi duka bersama untuk sesama suporter klub sepak bola.

"Kami turut berbela sungkawa atas kejadian di Kanjuruhan, kita sama-sama luka dengan kejadian ini. Semoga tidak terulang ke dapannya," ujarnya.

Pelatih-Pemain Persib Angkat Suara

Tragedi Kanjuruhan juga menyita perhatian Pelatih Persib Bandung Luis Milla dan sejumlah punggawa klub berjuluk Maung Bandung itu.

Mantan pelatih timnas Indonesia yang kini menungangi Persib Bandung berharap tragedi Kanjuruhan ini menjadi momentum perubahan untuk sepak bola tanah air.

"Hari ini adalah hari yang menyedihkan buat sepak bola di seluruh dunia. Saya cuma berharap ini akan menjadi titik balik sehingga kejadian ini tak terjadi lagi," ungkap Milla di Instagram pribadinya.

"Duka cita mendalam saya untuk semua keluarga dari para korban yang meninggal dunia dan mendoakan untuk semua yang cedera agar diberi banyak kekuatan," imbuhnya.

Bek Persib Bandung, Achmad Jufrianto mengatakan, tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang membuat simpati masyarakat terhadap sepak bola semakin menurun.

"Itu yang jadi pemahaman, dengan adanya kejadian ini pada akhirnya simpati masyarakat ke sepak bola semakin menurun," kata pemain yang akrab disapa Jupe ini.

Lebih dari itu, Jupe mengungkapkan pasca kejadian tersebut, akan banyak orang tua yang melarang anak-anaknya menonton pertandingan sepak bola di stadion.

"Tadinya sebelumnya, orang pikir jangan jadi pemain bola, banyak berantemnya. Sekarang jangankan jadi pemain, mungkin orang tua, anaknya mau nonton bola aja nggak dikasih," ungkapnya.

Pemain Persib Bandung lainnya Marc Klok ikut buka suara soal tragedi Kanjuruhan tersebut. Sebagai pemain, Klok ikut merasakan kesedihan mendalam atas apa yang terjadi di malang.

"Ya saya sudah seperti saya tulis di website, saya sangat sedih. Ini tragedi yang besar, saya pikir kita harus belajar dari momen ini juga, dan momen ini nggak bisa (tidak boleh) datang lagi di Indonesia," kata Klok.

Kompaknya Pemain-Pendukung Persib dan Persija

Pemain hingga pendukung Persib Bandung dan Persija Jakarta berkumpul di GOR Saparua, Kota Bandung, Sabtu (8/10/2022) untuk doakan korban Tragedi Kanjuruhan.

Tak hanya pendukung Persib dan Persija, pendukung klub sepak bola lainnya juga ikut berikan doa seperti dari Bonek, Aremania, The Macz Man, SMeCK Hooligan, Slemania dan masih banyak lagi.

Mereka semua melebur menjadi satu dan khusyuk memanjatkan doa hingga salat bersama dalam acara bertajuk 'Dari Kami Untuk Malang'.

Selain dihadiri ribuan suporter, pemain dari Persib Bandung dan Persija Jakarta juga tampak hadir. Mereka adalah Dedi Kusnandar dari Persib serta Tony Sucipto, Taufik Hidayat dan Hanif Sjahbandi dari Persija.

Ebith Beat A selaku Ketua Panitia 'Dari Kami Untuk Malang' mengatakan, acara doa bersama dari suporter di Bandung itu berawal dari perasaan yang sama dari masing-masing kelompok suporter yang merasa berduka atas tragedi Kanjuruhan.

"Karena ternyata semua teman-teman punya ide yang sama, akhirnya kita laksanakan (doa bersama). Ini sebagai bentuk simpati kami atas tragedi yang menguras banyak air mata, kita harus melakukan sebuah kebaikan yakni kami hanya bisa doa, semoga ada doa yang dikabulkan," kata Ebith.

Ebith ingin dengan digelarnya doa bersama yang diikuti ribuan suporter ini, diharapkan membuat sepak bola Indonesia bisa berbenah ke arah lebih baik lagi.

"Kita berharap sepak bola Indonesia lebih baik lagi, yang terlibat di dalam sepak bola juga lebih baik lagi dan tidak ada lagi korban jiwa. Sepak bola baik, bahkan yang tidak suka dengan sepak bola pun bisa melihat kalau sepak bola baik," harapnya.

Usai acara, semua suporter saling memeluk satu dengan yang lain. Tampak momen ini bisa menghangatkan Kota Bandung yang sedang diguyur hujan lebat.

Mimpi Jakmania dan Bobotoh

Acara doa bersama untuk para korban tragedi Stadion Kanjuruhan yang dilakukan ribuan suporter di GOR Saparua, Kota Bandung jadi momen bersatunya suporter dari berbagai klub. Mereka tampak melebur jadi satu malam ini.

Para suporter ini menurunkan egonya dan melupakan rivalitas masing-masing demi mendoakan saudara mereka di Malang. The Jakmania termasuk suporter yang hadir malam ini.

Suporter Persija Jakarta yang tinggal di Bandung turut memanjatkan doa bersama ribuan suporter lainnya. Selain The Jakmania, tentu mereka yang hadir adalah Bobotoh, pendukung Persib.

Kedua suporter ini sebelumnya dikenal memiliki rivalitas. Namun malam ini, The Jakmania dan Bobotoh saling berangkulan untuk satu tujuan yakni menunjukkan rasa bela sungkawa atas apa yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, sepekan yang lalu.

Anas, perwakilan The Jakmania Bandung mengatakan, malam ini jadi hari bersejarah bagi dirinya dan juga teman-teman The Jakmania yang tinggal di Bandung. Sebab setelah sekian lama, mereka akhirnya bisa 'tampil'.

"17 tahun saya di Bandung, dari kuliah baru kali ini saya merinding gini (ada di sini), dijamu (Bobotoh) sejak kemarin," kata Anas saat berbicara di hadapan ribuan suporter di GOR Saparua.

Anas mengungkapkan, dalam acara malam ini selain mendoakan para korban, The Jakmania juga berkomitmen ikut mengawal pengusutan kasus tragedi kelam bagi sepak bola Indonesia tersebut.

"Pesan dari teman-teman Jakarta adalah sama-sama kawal (kasus Kanjuruhan)," tegasnya.

Pada kesempatan itu, Anas juga menyampaikan salah satu cita-citanya sebagai The Jakmania Bandung adalah bisa menyaksikan laga Persija di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA).

Ia juga ingin menemani Bobotoh ketika Persib Bandung bermain melawan Persija di Jakarta.

"Satu mimpi saya, saya bisa bawa anak istri saya di GBLA, dan mengawal Bobotoh nonton di GBK (Gelora Bung Karno) atau JIS (Jakarta Internasional Stadium). Salam dari Jakarta, dari Bung Ferry (eks Ketum The Jakmania)," tutup Anas disambut tepuk tangan meriah suporter lainnya.

Suara Pemain Persib dan Persija

Tak hanya pemain Persib dan Persija, seluruh pemain di Liga Indonesia bersedih setelag mengetahui Tragedi Kanjuruhan yang memakan ratusan korban jiwa.

Bek Persib Bandung Dedi Kusnandar mengungkapkan, ia langsung menghubungi para pemain Arema begitu mengetahui kejadian mengerikan itu.

Dedi bercerita, para pemain Arema baru bisa keluar dari stadion pukul 04.00 WIB dan menyaksikan langsung suporter yang tewas di ruang ganti.

"Saya sebagai pemain sangat merasakan, apalagi setelah kejadian itu saya langsung menghubungi pemain Arema dan sangat sedih mendengar cerita mereka," kata Dedi disela doa bersama untuk Tragedi Kanjuruhan di Gor Saparua Bandung.

"Mereka (pemain Arema) pulang jam 4 subuh, melihat korban (meninggal) di ruang ganti. Walaupun saya nggak main tapi gimana rasanya itu," jelasnya.

Pemain Persija Jakarta Tony Sucipto yang hadir dalam acara tersebut menceritakan bagaimana sedihnya para pemain begitu mendengar ratusan nyawa melayang dalam tragedi tersebut.

"Dengan kejadian kemarin (Kanjuruhan) yang kita rasakan sebagai pemain mungkin, jangankan (pemain) Persebaya yang main lawan Arema, kita saat latihan pun setelah kejadian itu rasanya tidak ingin main bola lagi," kata Tony.

"Sampai ke situ kita berpikir, kenapa main bola sampai ada kejadian seperti itu," imbuhnya.

Halaman 2 dari 2
(wip/orb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads