.webp)
Hanif datang dengan dua pemain Persija lainnya, Tony Sucipto dan Taufik Hidayat. Di GOR Saparua, pemain 25 tahun ini menyaksikan langsung Bobotoh, The Jakmania dan suporter lain membaur jadi satu.
Para suporter mengesampingkan rivalitas dan egonya masing-masing demi mendoakan para korban tragedi Stadion Kanjuruhan, Malang yang memakan 131 korban jiwa.
Saat diwawancarai, Hanif mengaku merasakan kehangatan yang luar biasa di GOR Saparua meski Bandung sedang diguyur hujan deras. Kebersamaan antar suporter malam ini kata dia adalah momen yang jarang terjadi.
"Pertama-tama saya seneng dan berterima kasih juga pada keluarga besar Bobotoh. Karena momen ini jarang kita dapatkan. Jadi saya sangat senang apalagi dengan perwakilan suporter, ada The Jakmania, Aremania, Bonek dan suporter lain juga kumpul disini," kata Hanif.
Dengan berkumpulnya ribuan suporter di Bandung malam ini, Hanif yang merupakan mantan pemain Arema FC ini mengharapkan, persatuan antar suporter bisa dimulai saat ini.
Menurutnya rivalitas antar klub dan antar suporter hanya boleh terjadi selama 90 menit saat mendukung klub kesayangannya bertanding. Setelah itu, semua suporter adalah saudara setanah air.
Hanif juga mengungkapkan, apa yang terjadi di Malang adalah duka bagi semua yang mencintai sepakbola. Oleh sebab itu, hanya persatuan yang bisa menguatkan mereka-mereka yang menjadi korban di Kanjuruhan.
"Saya berharap ini jadi awal persatuan, rivalitas hanya 90 menit tapi kita tetap bersatu. Ini merupakan kesedihan bersama, duka kita bersama ini kita lepas dari tim yang kita dukung, bahwasannya ini semua adalah rasa duka kita. Jadi ini adalah masalah kita semua," ujarnya.
"Saya dari dulu ketika masih berseragam Arema pun pernah menyebutkan bahwa persatuan adalah perdamaian setiap suporter. Dan sampai sekarang saya berharap suatu saat, semua suporter The Jakmania dan Bobotoh bisa duduk bersama di stadion untuk laga Persija lawan Persib," tutup Hanif.
Simak Video 'Momen Bobotoh hingga Jakmania Melebur Jadi Satu Demi Kanjuruhan':
(bba/yum)
