Warga Desa Nagreg Kendan, Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung patut bangga karena memiliki sebuah lapangan sepakbola berstandar nasional. Lapangan ini diketahui memiliki rumput yang sama seperti Stadion Si Jalak Harupat.
Untuk mencoba lapangan sepakbola tersebut, pengunjung dapat berkunjung ke kantor Desa Nagreg Kendan. Lokasi Lapangan berada di belakang kantor desa.
Pengurus Badan Usaha Milik Desa Nagreg Kendan Muhammad Muttaqin mengatakan, lapangan sepakbola tersebut merupakan milik desa dan dikelola oleh BUMDes. Proyek pembangunan menghabiskan sekitar Rp 1 miliar dalam tempo dua tahun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Aktif lapangan bulan November 2020. Awal dibuka pas diresmikan bupati Dadang Naser," kata Muttaqin pada 2021 silam.
![]() |
Ide membangun lapangan sepakbola sudah menjadi ambisi daripada kepala desa. Namun karena keterbatasan biaya, ambisi itu selalu tertunda.
Buntutnya, ketika pihak desa dituntut untuk memiliki ikon desa. Akhirnya, sebuah lapangan sepakbola diputuskan untuk dibangun. Sebuah tanah carik di belakang kantor desa pun dikorbankan.
"Awalnya itu dari kecamatan minta agar ada inovasi, agar jadi ikon. Akhirnya disetujui, pembangunan lapangan pakai dana desa," ujar Muttaqin.
Namun, luasan tanah carik itu nampaknya masih kurang cukup. Akhirnya, sebuah bukit pun terpaksa dikeruk menggunakan alat berat.
Pihaknya pun menanam sejumlah tanaman berakar kuat di setiap tebing. Hal itu dimaksudkan agar mengurangi risiko longsor. Muttaqin lebih nyaman menyebut lapangan tersebut sebagai 'mini soccer'. Pasalnya, lapang di kaki bukit itu hanya berukuran 40 x 60 meter.
"Ya seadanya karena gak mungkin sampai habis (ngeruk bukit)," tutur Muttaqin.
![]() |
Dari segi lapangan, rumput yang digunakan adalah rumput bermuda atau Cynodon dactylon. Rumput ini disebut mirip seperti yang digunakan pada Stadion Si Jalak Harupat.
Kemudian, ada sebuah tribun bagi penonton maupun tempat pemain pengganti bersiap. Muttaqin mengatakan, kapasitas podium diperkirakan dapat menampung 300 penonton.
"Kita pakai bibit, rumputnya dari biji, ini pesan dari Bogor. Rumput luar negeri, dikenalnya rumput bermuda, hampir sama kayak Jalak Harupat begitu," ucapnya.
Bagi yang ingin mencoba mengolah si kulit bundar di mini soccer Desa Nagreg Kendan, anda tidak perlu merogoh kocek terlalu besar. Untuk hari Senin - Jumat dikenakan biaya Rp 550 ribu per jam, di hari Sabtu sekitar Rp 600 ribu per jam, dan di hari Minggu sekitar Rp 650 ribu per jam.
Berbicara untung, pihaknya belum merasakan untung dari pengelolaan lapangan. Pasalnya, setiap biaya pemakaian akan digunakan untuk biaya perawatan yang nilainya cukup besar.
"Uang itu untuk perawatan lapangan. Dalam sepekan saja, diperlukan dana sekitar Rp 1 juta buat perawatan. Memang besar tapi bagaimana lagi, agar berkelanjutan," ujarnya.
Selain menjadi tempat bermain bola, lapangan tersebut pun digunakan oleh kegiatan di luar sepakbola. Harapannya, lapangan sepak bola ini menjadi miliki setiap kalangan masyarakat dan menjadi kebanggaan daerah.
(yum/bbn)