Janji Farhan Selesaikan Masalah Pendidikan di Kota Bandung

Jawa Barat

Kenali Kandidat

Janji Farhan Selesaikan Masalah Pendidikan di Kota Bandung

Anindyadevi Aurellia - detikJabar
Jumat, 08 Nov 2024 19:30 WIB
Cawalkot Bandung Muhammad Farhan.
Cawalkot Bandung Muhammad Farhan. (Foto: Wisma Putra/detikJabar)
Bandung -

Calon Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan melihat pendidikan menjadi salah satu problem terbesar di Kota Bandung. Farhan mengungkap bahwa rata-rata lama sekolah warga Kota Bandung 11,2 tahun.

Rata-rata warga berhenti sekolah saat duduk di bangku kelas 2 SMA. Padahal, kesempatan di Kota Bandung cukup baik dilihat dari ketersediaan lapangan kerja.

Sebagai calon pemimpin, ia menargetkan semua warga Kota Bandung memiliki ijazah minimal SMA/SMK. Harapannya, mereka memiliki daya saing yang lebih baik sehingga bisa terserap dunia kerja.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi rata-rata berhenti sekolah di kelas 2 SMA," kata Farhan di hadapan warga dalam berbagai kesempatan kampanyenya.

Farhan ingin seluruh warga Bandung memiliki ijazah minimal SMA/SMK. Nantinya, jika Farhan terpilih, ia menjanjikan bahwa Pemkot Bandung akan menggandeng pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM) untuk menyelenggarakan ujian paket C bagi yang putus sekolah SMA/SMK.

ADVERTISEMENT

"Kami tahu ini biayanya mahal kalau harus bayar sendiri. Sehingga nanti Pemerintah Kota Bandung yang akan memberi subsidi, yang penting masyarakat mau ikut kejar paket C," ucap Farhan.

Selain itu, Farhan memastikan nantinya Pemkot Bandung juga akan memberikan subsidi bagi siswa yang sekolah di swasta. Menurutnya ini penting agar seluruh warga bisa mengikuti sekolah hingga lulus meski di SMA/SMK swasta.

"Selama ini ibu-ibu tidak ingin anaknya sekolah di swasta karena mahal. Nanti tidak lagi, karena kami akan memberikan subsidi bagi masyarakat yang anaknya sekolah di swasta. Jadi tidak harus sekolah di negeri saja," ucap dia.

Tidak hanya itu, pihaknya pun akan memberikan pelatihan secara cuma-cuma bagi yang ingin memperkaya keterampilan/keahlian. Dengan menggandeng lembaga pelatihan kerja, warga lulusan SMA/SMK akan mengikuti berbagai pelatihan kerja yang diharapkan bisa mengantarkan mereka ke dunia kerja.

"Ada pelatihan bahasa, membuat kopi, dan lain-lain. Semua kebutuhan biaya untuk pelatihan itu akan disubsidi Pemerintah Kota Bandung," janjinya.

Harapannya, dari pelatihan ini Kota Bandung bisa menjadi pusat pengembangan sumber daya manusia. Hal ini sangat memungkinkan mengingat warga Kota Bandung terkenal kreatif.

Tak sampai di situ, Farhan juga punya keinginan untuk mengusulkan penghapusan sistem zonasi sekolah. Menurutnya, hal ini penting diperjuangkan mengingat sistem zonasi yang telah diberlakukan selama ini tidak efektif, bahkan cenderung merugikan siswa.

Farhan menyebut sistem zonasi belum bisa diterapkan saat ini karena keberadaan sekolah negeri di Kota Bandung belum merata. Seharusnya, sistem tersebut bisa diterapkan jika di setiap kelurahan memiliki SMP negeri dan di setiap kecamatan terdapat SMA/SMK negeri.

"Karena belum semua kelurahan ada SMP negeri, belum semua kecamatan ada SMA/SMK negeri," kata Farhan.

Menurut Farhan, sistem zonasi yang dipaksakan ini merugikan masyarakat terutama siswa dan orangtua. Oleh karena itu, Farhan memastikan akan mengusulkan ke Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah agar sistem zonasi sekolah dihapus.

"Saya mengerti kegelisahan ibu-ibu. Itu menimbulkan ketidakadilan," tutur Farhan.

"Saya akan mengusulkan ke Pak Menteri (dikdasmen) agar sistem zonasi dihapus," lanjutnya.

Terlebih, Farhan optimistis kegelisahan terkait sistem zonasi sekolah ini tidak hanya dirasakan warga Kota Bandung. Meski begitu, Farhan mengakui usulannya ini belum tentu terealisasi dalam waktu yang singkat.

Maka, Farhan pun memastikan Pemkot Bandung di bawah pimpinannya akan menerapkan kebijakan lain, sambil menunggu penghapusan sistem zonasi direalisasikan. Salah satunya dengan memberi subsidi bagi siswa yang bersekolah di swasta.

"Sambil menunggu, dengan sistem masih zonasi, daftar dulu saja. Keterima di negeri syukur, kalaupun di swasta masuk saja. Pemerintah akan datang lagi untuk memberi subsidi. Yang penting masuk saja dulu," kata dia.

Subsidi dari Pemerintah Kota Bandung untuk siswa di sekolah swasta itu, lanjutnya, harus meringankan biaya yang dipikul orangtua. Farhan ingin memastikan Pemkot Bandung memiliki perhatian yang lebih kepada pendidikan. Salah satunya dengan meningkatkan lama sekolah warga Kota Bandung.

"Jadi jangan khawatir anaknya sekolah di swasta, karena tidak akan mahal. Kami akan bekerjasama dengan sekolah swasta," janji Farhan.




(aau/dir)

Agenda Pilkada 2024

Peraturan KPU 2/2024 tentang Tahapan dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah Tahun 2024
2024
22 September 2024
Penetapan Pasangan Calon
25 September 2024- 23 November 2024
Pelaksanaan Kampanye
27 November 2024
Pelaksanaan Pemungutan Suara
27 November 2024 - 16 Desember 2024
Penghitungan Suara dan Rekapitulasi Hasil Perhitungan Suara

Hide Ads