Konsolidasi tim pemenangan Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan jelang Pilgub Jawa Barat 2024 terus berlanjut. Dalam Rapat Kerja Daerah (Rakerda) dan Konsolidasi di Grand Hotel Preanger, Bandung (9/10/2024), Dedi Mulyadi mengukuhkan hubungan emosional yang solid antara dirinya dan Partai Demokrat, sekaligus menegaskan janji-janji pembangunan untuk kesejahteraan rakyat Jawa Barat.
Dalam pidatonya, Dedi Mulyadi, menggarisbawahi pentingnya keseimbangan alam dan budaya lokal dalam pembangunan provinsi. Menurutnya, filosofi Sunda yang selaras dengan alam harus menjadi dasar dalam memimpin Jawa Barat.
"Sunda bukan hanya soal tanah dan wilayah, tetapi nilai-nilai yang menyatu dengan alam semesta, makanya kita harus membangun Jawa Barat dengan prinsip tritangtu, keseimbangan antara alam, masyarakat, dan ekonomi," kata Dedi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai politisi dengan latar belakang budaya Sunda yang kuat, Dedi berkomitmen menjaga alam, terutama dalam konteks pembangunan berkelanjutan. Salah satu contohnya pemanfaatan bambu sebagai bahan bangunan yang ramah lingkungan, seperti yang ia lihat di China.
"Kita bisa bangga dengan identitas kita sendiri dan menggunakannya untuk kesejahteraan rakyat," ujarnya.
Namun, yang paling menarik perhatian dalam pertemuan tersebut adalah komitmen Dedi meningkatkan anggaran rumah tinggal layak huni alias rutilahu. Saat ini, standar bantuan untuk rumah tidak layak huni hanya sebesar Rp 17,5 juta. Dedi berjanji, jika terpilih menjadi gubernur, anggaran ini akan dinaikkan signifikan menjadi Rp 50 juta, bahkan hingga Rp 100 juta per rumah dengan bantuan pemerintah pusat dan daerah.
"Kita targetkan merapikan rumah-rumah di Jawa Barat dalam waktu lima tahun, sehingga harapannya angka Rp 100 juta bisa tercapai untuk setiap rumah yang harus diperbaiki," kata Dedi.
Komitmen ini akan didasarkan pada data yang akurat mengenai jumlah rumah tidak layak huni di Jawa Barat. "Selama lima tahun, kita akan menyelesaikan masalah ini dengan memastikan bahwa setiap rumah di Jawa Barat layak huni," lanjutnya.
Selain perbaikan rumah, Dedi juga menyentuh isu pengelolaan sampah. Ia berencana mencontoh keberhasilan pengelolaan sampah di negara-negara maju seperti Singapura dan Tiongkok, serta daerah dalam negeri seperti Banyumas.
"Saya berencana membangun lima Pembangkit Listrik Tenaga Sampah di lima Karesidenan Jawa Barat untuk mengolah sampah secara efisien dan ramah lingkungan," ungkapnya.
Pengelolaan sungai, terutama Sungai Citarum, juga menjadi salah satu janji Dedi. Ia berkomitmen untuk membuat regulasi yang mewajibkan pabrik-pabrik menyediakan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) komunal, guna mencegah pencemaran sungai yang selama ini menjadi masalah lingkungan di Jawa Barat.
"Rumah-rumah di bantaran sungai harus menghadapkan bangunan ke sungai, bukan membelakanginya, agar tidak lagi ada sampah yang dibuang sembarangan," jelas Dedi.
Sementara itu, Ketua DPD Partai Demokrat Jawa Barat, Anton Sukartono Suratto, menyambut positif program-program yang diusung Dedi Mulyadi. Dalam sambutannya, Anton menegaskan konsolidasi ini adalah untuk mempererat dukungan kader Demokrat terhadap Dedi.
"Kami ingin memastikan bahwa program Rutilahu dan kesejahteraan rakyat Jawa Barat menjadi prioritas utama, termasuk memastikan perut rakyat kenyang dan pendidikan yang merata," ujar Anton.
Dalam acara tersebut, Ketua DPD Partai Demokrat Jawa Barat, Anton Suratto, juga turut mendukung penuh Dedi Mulyadi. Anton menegaskan bahwa konsolidasi ini bertujuan memperkuat hubungan emosional antara kader Demokrat dan Dedi. "Konsolidasi yang sedang dibangun adalah konsolidasi emosi," tegasnya.
Anton juga meminta Dedi untuk tidak melupakan Partai Demokrat, terutama setelah hubungan lama mereka yang terjalin sejak Pilgub sebelumnya. Dalam sambutannya, Anton menggarisbawahi pentingnya peningkatan kesejahteraan rakyat Jawa Barat, dengan fokus pada pemenuhan kebutuhan dasar seperti rumah layak huni dan pendidikan.
"Jawa Barat istimewa itu perut rakyat kenyang dan rumahnya bagus. Pendidikan juga harus merata, tidak ada lagi sekolah favorit dan non-favorit. Semua punya hak yang sama dalam pendidikan," ujar Anton.
Sementara itu, menjelang debat kandidat Pilgub Jawa Barat, Dedi Mulyadi mengaku tidak melakukan persiapan khusus. Dengan santai, ia mengatakan, "Debat itu hanya pertandingan silat lidah untuk mengartikulasikan gagasan, jadi setiap harinya saya hanya mempersiapkan diri melalui olahraga dan berhadapan dengan masyarakat," jelasnya.
Dedi menegaskan pengalaman sehari-hari dan interaksinya dengan masyarakat sudah cukup menjadi bekal menghadapi debat. Hal ini menunjukkan keyakinan kuatnya dalam membangun narasi politik yang autentik dan berbasis realitas di lapangan, sambil terus mengedepankan visi besar untuk kesejahteraan Jawa Barat.
Dengan dukungan penuh dari Partai Demokrat dan konsolidasi yang terus menguat, Dedi Mulyadi optimistis dapat mewujudkan janjinya dalam membawa perubahan signifikan bagi rakyat Jawa Barat, terutama melalui program Rutilahu dan pengelolaan sampah yang menjadi prioritas utama.
(orb/orb)