Awal kemimpinan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi dan Wakil Gubernur Erwan Setiawan, mendapat sejumlah masukan. Ketua Fraksi PPP DPRD Provinsi Jawa Barat Zaini Shofari meminta Gubernur menjadi trigger atau pemicu kesadaran kolektif dalam kepemimpinan di Jawa Barat.
Sebab, menurutnya memimpin daerah dengan penduduk terbanyak di Indonesia harus di jalankan dengan bersama sama. Gubernur, Wakil Gubernur, pejabat serta legislatif bersinergi membangun Jawa Barat lebih maju. Kebijakan Gubernur harus mampu diterjemahkan serta diterapkan dalam bentuk manajerial yang solid.
"Gubernur bagus sebagai trigger, yang membuat pemicu kesadaran kolektif. Gubernur harus mampu diterjemahkan dan diaplikasikan dalam bentuk manajerial yang kokoh dan kuat," kata Zaini Shofari kepada detikJabar di Cipasung, Kabupaten Tasikmalaya, Rabu (9/4/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak cukup di situ, kebijakan Gubernur harus diterjemahkan oleh aparat di bawahnya demi kepentingan rakyat. "Selain itu, harus mampu diterjemahkan oleh aparaturnya dari apa yang sudah dimulainya. Sehingga, bisa terus sampai tingkat kelurahan dan desa menjadi teladan yang menggugah," ungkapnya.
Sejauh ini, kinerja Pemerintah Provinsi Jawa Barat terkesan bertumpu hanya pada Gubernur Dedi Mulyadi. Bahkan, dalam beberapa kali kesempatan, Gubernur sampai mengurusi hal teknis.
"Jadi sekarang itu yang kami lihat ada kesan kepemimpinan Jabar bertumpu di Dedi Mulyadi Gubernurnya saja. Padahal kan ada Wakil. Ada para pejabat, legislatif, ada staf. Di daerah ada bupati, wali kota, malahan sampai tingkat bawah ada RW dan RT. Gubernur cukup jadi trigger tadi untuk menciptakan tata kelola pemerintahan yang maksimal dan berpihak pada rakyat," jelasnya.
Zaini Shofari juga khawatir komunikasi antara Gubernur dan wakilnya belum terbangun dengan baik. "Kita lihat sekarang indikasinya, lihat baligo di kota-kota di Jabar, ucapan Idul fitri kan hanya Dedi Mulyadi sama anaknya. Tidak sama wakil Gubernur. Padahal kan satu paket kepala daerah Jawa Barat," cetusnya.
Hal ini, tambah Zaini memunculkan kesan bahwa terjadi ketidakharmonisan antara Gubernur dan Wakil Gubernur. Padahal ini baru awal memimpin.
"Khawatirnya ini jadi preseden kurang bagus. Khawatir dicontoh loh sama bupati/wali kota di Jabar," kata Zaini Sofari.
Ia pun berharap dua pemimpin Provinsi Jabar ini menghadirkan keteladanan dalam bekerja maupun dan sosial kemasyarakatan. "Mari kita bangun Jabar dengan kebersamaan, tidak sporadis," pungkas Zaini.
(orb/orb)