Musim durian di Kabupaten Sukabumi melahirkan banyak kisah bukan hanya tentang petualangan rasa tetapi juga tentang tanah tempat buah-buahan ini tumbuh. Sebuah bukit yang terletak di Desa Sukamaju, Kecamatan Cikakak, Kabupaten Sukabumi ini menjadi salah satu tempat bertemunya berbagai jenis durian dari seluruh Nusantara dan luar negeri.
Hidayat, pengurus dan penanggung jawab kebun Bukit Durian Sagara, adalah salah satu sosok di balik keberhasilan kebun durian yang terus berkembang dan menjadi wisata kreatif ini. Ditemui detikJabar di sela kesibukannya ia membagikan kisahnya merawat lebih dari 20 jenis durian yang tumbuh subur di Bukit Durian Sagara.
"Durian di kebun Bukit Sagara ini sudah ada sekitar 20 jenis," ujar Hidayat dengan antusias. Kami tanam durian dari yang lokal daerah sini sampai yang varian luar, seperti dari Malaysia dan Thailand," tuturnya, kepada detikJabar Kamis (23/1/2025).
Di kebun ini, Hidayat menunjuk berbagai pohon durian yang tumbuh dengan penuh perawatan. Durian Gandaria, Si Coklat, dan Matahari adalah beberapa varian lokal yang telah menyesuaikan diri dengan kondisi tanah Sukabumi.
"Durian Merah Banyuwangi, Pelangi, hingga Bawor juga ada di sini. Tak hanya itu, varian luar seperti Masmuar, D168, D196, Musangking, dan Duri Hitam yang terkenal dari Malaysia juga turut menghiasi kebun Bukit Durian Sagara," sebut Hidayat.
Hidayat menjelaskan bahwa durian jenis Musangking, yang berasal dari Malaysia, menjadi salah satu yang paling diminati. "Iya, Musangking ada di sini. Kebunnya ada di blok belah sana," ujar Hidayat sambil menunjuk ke arah kebun yang rimbun.
Namun, tidak semua jenis durian dapat tumbuh subur begitu saja. Setiap jenis durian memerlukan perawatan khusus agar dapat menghasilkan buah dengan kualitas terbaik. "Durian itu tanaman yang memerlukan perlakuan khusus. Kami harus memastikan setiap pohon mendapat perawatan yang tepat, dari mulai penanaman hingga perawatan rutin. Kami tidak ingin hanya menghasilkan banyak buah, tapi juga memastikan kualitasnya maksimal," tutur Hidayat dengan serius.
Memasuki bulan Januari hingga Februari, masa panen utama durian pun tiba. Walaupun tidak semua jenis durian dapat dipanen bersamaan, Hidayat memastikan kebun tetap menyediakan durian segar sepanjang tahun.
"Panen utama kita biasanya bulan Januari, tapi ada juga panen penyelang di bulan Agustus," jelas Hidayat. Kebun yang tidak hanya memproduksi durian untuk dikonsumsi langsung, tetapi juga untuk olahan di restoran, terus menjadi daya tarik bagi para pengunjung hal ini yang membuat perputaran durian di tempat ini tetap terjaga.
Bagi pengunjung yang datang ke Bukit Durian Sagara, menunggu durian jatuh dari pohonnya adalah bagian dari pengalaman.
"Kami tidak hanya menjual durian langsung, tapi juga menyediakan menu olahan durian di resto kami, seperti jus durian, pancake durian, dan kue-kue khas durian. Bahkan saat durian tidak sedang panen, kami tetap menyediakan menu durian," ujar Hidayat sambil tersenyum.
Tidak hanya soal rasa, Hidayat juga menjelaskan bagaimana pemilihan masa panen durian yang tepat dapat mempengaruhi cita rasa buah yang dihasilkan.
"Masa panen durian memang berkaitan dengan daerahnya. Di Sukabumi dan daerah sekitarnya, panen utama biasanya terjadi di bulan Januari hingga Februari. Itu sudah menjadi pola alami yang terjadi," katanya.
Tentu saja, di tengah-tengah banyaknya jenis durian yang ditanam, Hidayat merasa bangga bahwa Musangking dan Duri Hitam menjadi favorit para pengunjung.
"Kalau ditanya jenis mana yang paling super, sebenarnya semua durian di sini bagus. Tapi kalau ditanya kegemaran pengunjung, Musangking dan Duri Hitam yang paling dicari. Karena kualitasnya sudah terkenal, harganya memang lebih mahal, sekitar Rp 300 ribu per kilogram," ungkap Hidayat.
Sambil memetik durian yang jatuh dari pohon, Hidayat melanjutkan, "Tapi di sini, pengunjung bisa langsung menikmati durian yang baru dipetik. Rasanya benar-benar beda kalau langsung dari kebunnya. Bagi yang beruntung, bisa langsung petik sendiri." Bagi Hidayat, itulah keistimewaan Bukit Durian Sagara.
Semua pengunjung dapat menikmati pengalaman yang lebih intim dengan durian, dari pohon hingga meja makan mereka. Di tengah suasana yang tenang, dengan udara segar dan pemandangan indah Bukit Sagara yang menghadap ke laut, durian-durian ini tidak hanya menjadi sekadar buah Mereka adalah simbol perjalanan panjang, dari perawatan yang penuh perhatian hingga sajian lezat yang dinikmati oleh pengunjung.
Dan setiap buah yang jatuh dari pohonnya adalah bagian dari kisah yang tak pernah berhenti berkembang di Bukit Durian Sagara.
"Durian itu bukan hanya soal rasa. Ini tentang dedikasi kami untuk menjaga kualitas dan menciptakan pengalaman terbaik bagi siapa pun yang datang ke sini," pungkas Hidayat sambil menatap kebun yang terbentang luas di hadapannya.
(sya/sud)