Bukit Durian Sagara, Permata Tersembunyi di Selatan Sukabumi

Bukit Durian Sagara, Permata Tersembunyi di Selatan Sukabumi

Syahdan Alamsyah - detikJabar
Senin, 11 Agu 2025 15:30 WIB
Pemandangan utama Bukit Durian Sagara Deretan meja berpayung hijau dan bangunan kayu bergaya villa berdiri di puncak bukit, menghadap langsung ke Teluk Palabuhanratu, dikelilingi bunga bougenville yang bermekaran.
Pemandangan utama Bukit Durian Sagara Deretan meja berpayung hijau dan bangunan kayu bergaya villa berdiri di puncak bukit, menghadap langsung ke Teluk Palabuhanratu, dikelilingi bunga bougenville yang bermekaran. (Foto: Syahdan Alamsyah/detikJabar)
Sukabumi -

Dari jalan utama Cikakak, papan kecil penunjuk arah mengantar pengunjung berbelok ke jalur yang menanjak perlahan. Asap kendaraan sesekali tertiup angin, tergantikan aroma tanah basah dan daun durian yang rimbun.

Tak banyak yang tahu, jalur ini membawa ke sebuah titik yang belakangan disebut-sebut sebagai hidden gems di Sukabumi, Bukit Durian Sagara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Begitu sampai di puncak, hamparan Teluk Palabuhanratu terlihat seperti lukisan yang disimpan lama, lalu dibuka kembali di depan mata. Garis pantai yang melengkung, laut biru yang berkilau, dan deretan perbukitan hijau di belakangnya, seolah menyapa siapa saja yang datang.

"Viewnya nggak nyangka sebagus ini. Saya pikir cuma kebun durian biasa, ternyata tempatnya bikin betah," kata Fadli, wisatawan asal Bandung, Minggu (10/8/2025).

ADVERTISEMENT

Di tengah lanskap itu, sebuah jembatan kayu berwarna kuning menjadi jalur ikonik yang menghubungkan area parkir, gazebo, dan kafe. Bougenville ungu dan merah muda tumbuh subur di sisi jalur, memberi warna pada hijau pepohonan.

Di salah satu sudut berdiri Selsalse Coffee, kafe kayu berkonsep terbuka. Dari terasnya, laut selatan terbentang luas, sementara di bawahnya pohon-pohon durian tumbuh berjajar rapi.

"Awalnya ke sini mau makan durian saja. Tapi katanya setok duriannya habis saat libur panjang beberapa waktu lalu. Meskipun begitu, terobati karena ternyata suasananya luar biasa. Kalau sore, anginnya adem, rasanya nggak mau pulang," ujar Rizal, pengunjung asal Bogor yang sore itu duduk dengan secangkir kopi.

Pemandangan utama Bukit Durian Sagara Deretan meja berpayung hijau dan bangunan kayu bergaya villa berdiri di puncak bukit, menghadap langsung ke Teluk Palabuhanratu, dikelilingi bunga bougenville yang bermekaran.Jembatan kayu ikonik Jalur melengkung dari bambu dan kayu kuning menghubungkan gazebo beratap hijau dengan area taman rindang, menawarkan pemandangan perbukitan dan laut di kejauhan. Foto: Syahdan Alamsyah/detikJabar

Menariknya, pesona tempat ini tidak bergantung pada musim panen durian. Di luar musim, udara sejuk dan panorama alam tetap jadi alasan untuk datang. Dari titik tertinggi, garis ombak di kejauhan terlihat seperti benang putih yang memecah biru laut.

Sementara di sisi lain, perbukitan bergelombang seperti karpet hijau raksasa, memberi kontras yang menenangkan mata.

Akses menuju Bukit Durian Sagara kini sudah jauh lebih baik. Dari pusat Kota Sukabumi, perjalanan sekitar dua jam bisa ditempuh dengan mobil atau motor. Jalan utama sudah diaspal halus, hanya beberapa ratus meter terakhir yang menanjak dan berkelok. Area parkir cukup luas, dilengkapi mushola dan jalur setapak yang rapi.

Selain durian lokal, saat musimnya tiba pengunjung bisa menikmati varietas premium seperti Musang King dan Duri Hitam langsung dari pohonnya. Namun bagi banyak orang, daya tariknya justru terletak pada suasana, duduk di bangku kayu, memandang laut, sambil membiarkan angin sore mengibaskan rambut.

Menjelang senja, langit perlahan berubah menjadi kanvas berwarna oranye dan ungu. Bukit Durian Sagara pun berubah menjadi tempat yang tak hanya memanjakan mata, tapi juga meninggalkan kesan sebuah permata tersembunyi yang membuat pengunjung ingin kembali.




(sya/dir)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads