Mungkin ada banyak warung bakso yang enak di Kota Bandung, tapi tak banyak yang menyediakan jando atau lemak sapi. Paling kalau ada pun, harus berebut sebelum kehabisan.
Satu kedai bakso yang baru saja dibuka di Kota Bandung, berani menyediakan sampai 100 kilo gram jando dalam sehari. Cocok buat para pecinta bakso dan lemak sapi, nggak perlu khawatir kehabisan.
Namanya Bakso Djando Guntursari. Saat masuk ke kedai ini, kita akan langsung disambut dengan dapur bakso yang terbuka. Warung ini punya konsep open kitchen, jadi kita bisa lihat langsung setiap racikan semangkuk baksonya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami punya tagline Cita Rasa Istimewa, karena kami ingin memenuhi selera pelanggan dan jadi bakso nomor satu di Bandung dan Indonesia. Spesialnya kami, selain punya konsep open kitchen juga kami punya topping jando. Jadi menunya selalu ada jandonya," kata Hendrik Ntan Jabar, Pemilik Bakso Djando Guntursari.
![]() |
Sambil memperlihatkan para juru masak menyiapkan kuah yang nampak 'ngaldu' dan potongan jandonya yang besar, Hendrik mengaku belum banyak menyiapkan jando dan daging di hari pertama pembukaan. Tapi, dalam sehari ia pastikan warungnya butuh 100 kilogram lemak sapi dan ratusan kilo daging sapi yang sulit dihitung.
"Kita risetnya ini sudah setahun sendiri, terus dagingnya juga pakai daging sapi terbaik supaya kuahnya ngaldu dan aroma jando plus dagingnya tidak perengus. Kalau jando sehari bisa butuh 100 kg, daging apalagi lebih banyak. Baksonya kita bikin sendiri, 90% daging asli," ucap Hendrik.
Hendrik juga mengaku racikan bakso buatannya non-MSG. Rasa gurihnya bakal tercipta langsung dari kuah berkaldu daging sapi. Buat topping baksonya, ternyata tak cuma ada jando atau lemak sapi saja tapi juga ada babat, ceker, dan tulang rangu. Lengkap pokoknya!
"Toppingnya ada jando, babat, ceker, tetelan, dan tulang rangu. Harganya pun masih terjangkau ya, sudah sama yamin itu Rp35 ribu. Rata-rata harganya Rp18-39 ribu," kata Hendrik.
Dalam pembukaannya, turut hadir istri mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Atalia Praratya dan istri mantan Wakil Bupati Bandung Sahrul Gunawan, Dine Mutiara Aziz. Sebagai pecinta bakso, Atalia mengaku senang bisa mencicipi bakso topping jando ini.
"Saya apresiasi ada kuliner baru di Kota Bandung, karena kita butuh variasi makanan. Bakso itu jadi makanan yang top of mind saya, jadi butuh rekomendasi yang baru terus. Kalau saya sih pecinta bakso cincang, terus dikasih topping kriuk-kriuk sama tulang rangu. Nggak perlu dipedesin karena saya sudah pedes," celetuknya sambil tertawa.
Saatnya 'mengeksekusi' makanan. Kuah baksonya terlihat berwarna keruh dan sedikit berminyak. Pertama, kita seruput dulu kuahnya yang masih panas. Ternyata benar, rasa kaldu sapinya begitu kuat.
![]() |
Kalau orang Sunda mungkin banyak yang masih perlu meracik kuah jadi misdaseum, alias amis (manis), lada (pedas), haseum (asam). Di sini, disediakan bukan cuma sambal, cuka, dan kecap tapi juga ada minyak cabai dan minyak bawang.
Tapi kalau yang tak terlalu suka pedas dan tak perlu meracik, rasanya kuah ini sudah terlalu enak untuk disantap tanpa tambahan bumbu. Langsung kita potong dua bakso yang berukuran jumbo.
Pada bakso yang teksturnya halus, isinya ialah daging cincang sementara bakso yang teksturnya kasar ialah bakso urat. Bakso cincangnya punya tekstur kenyal dan halus, mirip seperti dua bakso kecil-kecil lainnya.
Juaranya ialah si bakso urat yang punya tekstur kenyal dan renyah dari potongan uratnya. Enak banget! Selain itu tentu saja bintangnya ialah jando dan potongan tulang rangunya yang semakin keluar rasa gurihnya.
Jadi detikers sudah tak sabar ingin mencobanya? Bisa datang ke Bakso Djando Guntursari di Jalan KH Ahmad Dahlan No.56, Lengkong, Kota Bandung. Kedai bakso buka dari pukul 11.00-21.00 WIB. Selamat mencoba!
(aau/dir)