Hikayat Terasi Cirebon yang Melegenda

Hikayat Terasi Cirebon yang Melegenda

Ony Syahroni - detikJabar
Selasa, 24 Okt 2023 07:00 WIB
Terasi khas Cirebon
Terasi khas Cirebon (Foto: Ony Syahroni/detikJabar)
Cirebon -

Terasi merupakan bumbu dapur yang terbuat dari bahan dasar udang rebon. Ada banyak menu masakan khas nusantara menggunakan campuran terasi atau yang juga dikenal dengan nama belacan.

Selain di Indonesia, bumbu dapur yang memiliki aroma khas itu ternyata banyak juga digunakan oleh negara-negara di kawasan Asia Tenggara, bahkan hingga ke Tiongkok. Terasi menjadi bumbu penting bagi negara-negara tersebut.

"Terasi atau belacan itu penambah rasa (bumbu) yang umum ada di Asia Tenggara dan juga Tiongkok," kata Dosen Sejarah IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Tendi saat berbincang dengan detikJabar di Cirebon, baru-baru ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Khusus di wilayah Cirebon, kata Tendi, terasi atau belacan itu sudah ada sejak ratusan tahun lalu. Terasi sudah menjadi bumbu penting sejak era Pangeran Cakrabuana atau Mbah Kuwu. Sebagaimana diketahui, Pangeran Cakrabuana atau Mbah Kuwu sendiri merupakan raja pertama di Kesultanan Cirebon.

Sebelum mendirikan kerajaan atau Kesultanan, Pangeran Cakrabuana banyak menghabiskan waktunya untuk belajar tentang agama Islam kepada Syekh Nurjati. Setelah berguru dan mendapatkan ilmu agama, Pangeran Cakrabuana pun lantas mendapat tugas untuk membuka alas di wilayah Kebon Pesisir.

ADVERTISEMENT

"Setelah Pangeran Cakrabuana tamat belajar kepada Syekh Nurjati di Gunung Jati, kemudian beliau mendapat tugas untuk membuka alas di Kebon Pesisir atau yang kini dikenal sebagai wilayah Lemahwungkuk," kata Tendi.

"Saat itu beliau (Pangeran Cakrabuana) ditemani oleh istrinya yaitu Nyai Endang Ayu (Endang Geulis) dan adiknya Rarasantang," kata Tendi menambahkan.

Saat membuka lahan di kawasan tersebut, Pangeran Cakrabuana memiliki beberapa aktivitas lain. Salah satunya adalah mencari ikan hingga udang. Udang hasil tangkapan itu lah yang kemudian diolah menjadi terasi.

"Jadi mereka berbagi peran. Pangeran Cakrabuana yang mancing ikan, udang. Dan kemudian yang mengolah itu istri dan adiknya. Jadi dari tangan-tangan ketiganya lah kemudian lahir tradisi pembuatan terasi di Cirebon," kata Tendi.

Berkat adanya produk terasi yang dibuat oleh Pangeran Cakrabuana dan keluarganya, wilayah Kebon Pesisir yang baru saja dibuka pun menjadi ramai. Banyak orang-orang dari berbagai wilayah yang mendatangi daerah tersebut.

Orang-orang itu sengaja datang ke Kebon Pesisir lantaran tertarik terhadap produk terasi yang dibuat oleh Pangeran Cakrabuana bersama keluarganya.

"Jadi berbarengan dengan dibukanya wilayah tersebut (Kebon Pesisir), muncul daya tarik dari daerah tersebut yang kemudian membawa banyak orang untuk datang ke sana. Ini karena adanya home industri yang digagas oleh Pangeran Cakrabuana beserta istri dan adiknya. Dan produknya adalah terasi," kata Tendi.

Hingga kini, terasi merupakan salah satu produk yang menjadi ciri khas dari Cirebon. Tradisi pembuatan terasinya pun masih terus dilakukan oleh sejumlah masyarakat di beberapa wilayah di daerah ini.

Salah satu wilayah di Cirebon yang masyarakatnya masih rutin menjalani usaha pembuatan terasi salah satunya adalah Kelurahan Panjunan, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon.

Di wilayah tersebut, setidaknya masih ada beberapa orang pembuat terasi. Salah satunya adalah Yani. Wanita 37 tahun itu merupakan warga RT 07 RW 01 Pesisir Selatan, Kelurahan Panjunan, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon.

Bagi Yani, usaha pembuatan terasi yang ia jalani bersama adiknya adalah usaha keluarga yang sudah berlangsung secara turun temurun. Saat ini, Yani dan adiknya merupakan generasi ke tiga yang menjalani usaha tersebut.

"Kalau bikin terasi ini sih sebenarnya usaha turun temurun. Pertama dari kakek, terus turun ke ibu. Waktu ibu sudah nggak ada (Almarhumah), sekarang adik yang buat. Kalau saya bagian penjualan aja," kata Yani.




(dir/dir)


Hide Ads