Mang Don si Penjual Empal Gentong Nyentrik di Cirebon

Serba-serbi Warga

Mang Don si Penjual Empal Gentong Nyentrik di Cirebon

Ony Syahroni - detikJabar
Selasa, 14 Mar 2023 09:00 WIB
Mang Don, penjual empal gentong nyentrik di Cirebon.
Mang Don, penjual empal gentong nyentrik di Cirebon. (Foto: Ony Syahroni/detikJabar)
Cirebon -

Siang itu Mang Don nampak sibuk. Kedua tangannya hampir tak pernah berhenti mengiris daging hingga jeroan sapi yang sudah direbus. Sesekali bibirnya tersungging melemparkan senyum kepada orang-orang yang sudah rela mengantri demi bisa menikmati hidangan empal gentong buatannya.

Bagi para pegawai pemerintahan maupun orang-orang yang bekerja di sekitar lingkungan Balai Kota Cirebon, nama Mang Don boleh dibilang sudah sangat familiar. Hampir setiap hari, khususnya di waktu-waktu jam istirahat, Mang Don merupakan salah satu sosok yang selalu dicari dan dihampiri para pegawai pemerintahan yang hendak makan siang.

Pria pemilik nama asli Abdurrohman itu merupakan penjual empal gentong, salah satu kuliner khas Cirebon yang sudah cukup terkenal. Sehari-harinya, ia berjualan di Kantin Balaikota Cirebon, Jalan Siliwangi, Kota Cirebon bersama sejumlah pedagang lainnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski sudah berjualan secara menetap di dalam kantin, namun Mang Don tetap mempertahankan gerobak yang dulunya ia gunakan untuk berkeliling. Hal ini membuatnya nampak berbeda dengan para pedagang lain yang mayoritas sudah menggunakan etalase untuk memajang berbagai jenis hidangan masakan.

Saat berbincang dengan detikJabar, senyum dan candaan kecil selalu dihadirkan bapak empat anak itu. Penampilannya pun cukup menarik. Semua pakaian yang ia kenakan hampir seluruhnya berwarna cokelat muda, layaknya pegawai pemerintahan.

ADVERTISEMENT
Mang Don, penjual empal gentong nyentrik di Cirebon.Mang Don, penjual empal gentong nyentrik di Cirebon. Foto: Ony Syahroni/detikJabar

Itu bukan lah kebetulan. Sebab, meski hanya berjualan empal gentong, namun untuk soal penampilan, mang Don tidak mau kalah dengan PNS. Setiap kali berjualan, ia selalu mengenakan pakaian berwarna senada dengan seragam para pegawai pemerintah yang ada di Balai Kota Cirebon.

"Walaupun bukan pakaian dinas resmi, tapi warnanya sama. Misalkan PNS pakai pakaian putih, ya saya ikut. Kalau pakainya warna coklat ya saya juga ikut. Kan ada jadwalnya, saya ingin menyesuaikan aja," kata Mang Don, Senin (13/3/2023).

Mang Don mulai melakoni profesinya sebagai penjual empal gentong sejak tahun 2000. Sebelum menetap di Kantin Balaikota Cirebon, ia sendiri sempat berjualan dengan cara berkeliling ke beberapa titik di wilayah Kota Cirebon.

"Jualan dari tahun 2000. Waktu itu jualannya keliling sampai tahun 2015. Kemudian pernah juga jualan di DPRD. Setelah itu baru jualan di Balai Kota sampai sekarang," ucap dia.

Di balik pribadinya yang sederhana, Mang Don dikenal sebagai sosok jenaka. Ragam candaan selalu ditampilkan kepada pembeli maupun kepada orang-orang yang ada di sekelilingnya.

Salah satu yang menjadi ciri khasnya, dia kerap berbicara menggunakan Bahasa Inggris saat berkomunikasi dengan para pembeli. Meski hanya sepatah-dua patah kata dan dengan aksen Cirebon yang masih melekat, namun hal itu lah yang menjadi ciri khas dari sosok Mang Don.

Bahkan, berangkat dari kebiasaan mang Don yang selalu mengucapkan kata-kata berbahasa Inggris, nama untuk warung empal gentong miliknya pun tercetus. Empal Gentong Don't Worry, menjadi nama yang disematkan untuk warung empal gentong milik mang Don.

Dua kata itulah yang dulunya selalu ia ucapkan kepada para pelanggan yang memesan empal gentong yang ia jajakan. Dari kebiasaannya itu juga, ia akhirnya mendapat panggilan Don dari para pelanggannya.

"Jadi dulu itu kalau ada yang pesen, saya jawabnya don't worry. Maksudnya, jangan khawatir, apa yang anda pesan tersedia. Kan kadang ada yang pesen pakai dagingnya aja, ada juga yang minta dicampur pakai jeroan atau kikil," kata mang Don menceritakan asal mula lahirnya nama Empal Gentong Don't Worry.

Mang Don, penjual empal gentong nyentrik di Cirebon.Mang Don, penjual empal gentong nyentrik di Cirebon. Foto: Ony Syahroni/detikJabar

Meski hanya berjualan di dalam kantin dan masih menggunakan gerobak konvensional, soal rasa, empal gentong buatan Mang Don tidak perlu diragukan. Setiap hari, khususnya di jam-jam makan siang, banyak orang yang rela antre demi bisa menikmati sedapnya empal gentong buatan mang Don.

Ada dua varian sajian empal yang dijual Mang Don, yaitu empal gentong dengan kuah santan berwarna kuning serta empal asem dengan kuah bening dan bercitarasa segar.

Dalam sehari, ia bisa menjual 90-100 porsi empal gentong. Untuk setiap satu porsinya, ia menjual empal gentong dengan harga Rp 15.000-20.000 per porsinya. Pelanggan bisa memilih menikmati empal gentong dengan nasi putih maupun dengan lontong.

Dalam sepekan, ia hanya berjualan selama lima hari, yaitu mulai dari Senin-Jumat. Sementara Sabtu-Minggu, ia memilih libur. Selama lima hari itu, ia buka mulai dari pukul 10.00 WIB, tutupnya saat dagangannya habis!

"Maksimal sampai jam 7 malam. Tapi kalau sore sudah habis ya tutup. Buka sampai jumat aja. Kalau dulu hari Sabtu-Minggu itu saya pakai untuk keliling. Sekarang mau keliling terbentur faktor modal. Saya ngga punya modal buat bikin gerobak lagi," kata Mang Don.

Sementara meski dikenal sebagai sosok jenaka, Mang Don adalah seorang bapak yang memiliki cita-cita tinggi untuk masa depan anak-anaknya. Melalui usahanya dengan berjualan empal gentong, ia ingin mengantarkan anak-anaknya meraih pendidikan tinggi.

Saat ini, mang Don sendiri telah dikaruniai empat anak perempuan. Anak pertamanya, saat ini sudah bekerja sebagai guru di salah satu PAUD di desanya. Saat memiliki waktu luang, anak pertamanya juga kerap membantu Mang Don untuk berjualan.

Adapun anak kedua Mang Don, saat ini tengah menempuh pendidikan di salah satu perguruan tinggi di Kota Cirebon. Sedangkan anak ketiganya, saat ini masih duduk di bangku SMA dan anak keempatnya masih berusia 3 tahun.

"Cita-cita saya sih pengennya anak-anak bisa jadi orang sukses semua. Pendidikan mereka bisa lebih tinggi dari orang tuanya," tuturnya.

"Jadi cita-cita saya dari usaha (empal gentong) ini adalah ingin menyekolahkan anak semampu saya, sampai ke jenjang yang mereka inginkan," pungkas pria 46 tahun itu.

(iqk/orb)


Hide Ads