Gurih dan Renyahnya Dendeng Belut di Desa Boros Sumedang

Gurih dan Renyahnya Dendeng Belut di Desa Boros Sumedang

Nur Azis - detikJabar
Sabtu, 28 Jan 2023 20:30 WIB
Dendeng belut karya warga Desa Boros, Sumedang.
Dendeng belut karya warga Desa Boros, Sumedang (Foto: Nur Azis/detikJabar)
Sumedang -

Desa Boros merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Tanjungkerta, Kabupaten Sumedang. Desa ini cukup unik lantaran dari namanya yang terkesan nyeleneh.

Namun, siapa sangka desa ini ternyata sebagai salah satu wilayah yang menjadi lumbung padi bagi Sumedang. Selain itu, desa ini juga memiliki salah satu jenis kuliner yang kini terhitung cukup jarang dijumpai, yakni dendeng belut.

Warga Desa Boros yang masih mempertahankan olahan satu ini adalah Tati Rohayati. Dengan mengikuti namanya, olahan belutnya pun diberinya nama Dendeng Belut Teh Tati.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tati mengatakan, belut- belut yang diolahnya berasal dari para petani yang ada di sekitar Desa Boros. Dalam sehari, rata-rata ia menerima dan mengolah belut sebanyak dua sampai lima kilogram.

"Tergantung dari para petaninya, bisa ada sampai lima kilo tapi kalau rata-rata sehari itu sekitar dua kiloan," terangnya.

ADVERTISEMENT

Tati mengatakan, belut yang didapat kemudian dijual secara mentah untuk digoreng setelah melalui proses pengolahan.

"Dijual mentah seperti ikan asin karena dengan cara ini bisa bertahan lama, diperkirakan hingga satu tahunan lah kalau dijual mentah gini," terangnya.

Adapun pengolahannya, sambung Tati, belut tersebut selanjutnya dibersihkan dari kotoran yang berada di dalam perutnya. Setelah itu lalu dicuci dengan menggunakan air bersih. Kemudian satu persatu belut-belut itu ditumbuk hingga bentuknya menjadi pipih.

"Setelah itu dicuci lagi, bagian ini harus sampai bersih jangan sampai ada darahnya, setelah dicuci sampai bersih, kemudian dikasih bumbu, lalu didiamkan kurang lebih selama satu jam, agar bumbunya meresap setelah itu lalu dijemur sampai kering," terangnya.

Tati mengatakan, belut yang telah kering, selanjutnya siap untuk dijual setelah melalui proses pengemasan. Perkemasan atau 100 gram, Tati biasa menjualnya seharga Rp30.000,00.

"Kalau untuk reseller saya biasa menjual Rp160.000,00 per kilogramnya," ujarnya.

Menurutnya, belut hasil olahannya itu paling nikmat digoreng garing. Selain kaya akan protein, belut hasil olahannya pun memiliki rasa gurih sekaligus renyah.

Produk belut hasil olahan Tati, kini telah menghiasi rak-rak makanan di mal-mal dan retail-retail yang ada di Sumedang.

Tati sendiri memasarkan produk makanan hasil olahannya itu dengan cara bergabung bersama salah satu kelompok UMKM bernama Lumayung.

Selain belut, ia pun memproduksi makanan camilan lainnya, diantaranya rengginang, keripik pisang, keripik singkong, keripik talas, kue basah, kue kering dan camilan lainnya.

"Tadinya yang mau masuk UMKM juara itu keripik singkong, karena keripik singkong buatan saya itu renyah banget," katanya.

Nah, bagi anda yang tertarik dengan Dendeng Belut Teh Tati, anda bisa mencari informasinya dengan cara berselancar di media sosial atau di internet dengan kata kunci Dendeng Belut Teh Tati.

Atau, datang langsung ke tempat produksinya yang beralamatkan di Dusun Pangkalan, RT/RW 01/01, Desa Boros, Kecamatan Tanjungkerta, Kabupaten Sumedang.

(mso/mso)


Hide Ads