Siapa yang tak tergoda dengan makanan khas Sunda? Punya beragam jenis sambal serta citarasa masakan yang khas, selalu membuat orang rindu.
Di daerah Balonggede, Kota Bandung, ada warung makan Sunda yang cukup populer dan nyaris setiap hari ramai. Ialah Warung Nasi Ibu Imas. Namanya satu, tapi punya empat cabang sekaligus yang masih berlokasi di Jalan Balonggede.
"Warung ini hanya ada di Balonggede, tapi ada empat warung. Permintaan orang tua, katanya kasihan mau makan pada antre, jadi lebih baik buka di sekitar sini saja. Kalau yang sini penuh, mau ke warung Bu Imas yang lain tidak jauh," terang Manager Operational Warung Makan Ibu Imas, Teddy Rustandi, kepada detikJabar.
Teddy nampak sumringah menceritakan usaha keluarga yang kini diurus generasi kedua tersebut. Ia mengingat memori demi memori saat ITC Kebon Kalapa masih menjadi Terminal Kebon Kelapa.
"Tahun 1980, ibu saya berjualan nasi rames dengan gerobak. Tepat di depan cabang yang belakang Ampera. Mulai ramai, kemudian kami sewa tiga kios di sekitar terminal. Sayangnya, tahun 1999 menuju 2000 terminal itu habis kontrak," ujar Teddy mengawali cerita.
Ia mengatakan, tahun itu adalah krisis bagi warungnya. Kedua orang tuanya bingung harus pindah kios ke mana, beberapa pegawai bahkan terpaksa dirumahkan.
"Ternyata, takdir toko buku di pojok jalan Balonggede saat itu harus tutup karena sepi. Kami pun mulai berjualan di situ. Warungnya kecil, mungkin hanya sekitar 15 orang yang bisa makan di tempat," paparnya.
"Padahal waktu sebelum tergusur itu, kami lagi memperkenalkan menu pembeda kami yakni karedok leunca dan sambal dadak. Syukur dari warung yang baru, banyak yang suka, makin lama makin rame," tutur Teddy.
Setelah membuka empat warung, pandemi datang menguji usahanya. Namun warung ini tetap bertahan meski harus mengikuti aturan pemerintah. Teddy pun mulai tergerak untuk melakukan kerja sama dengan beberapa pihak.
(aau/ors)