Warung Nasi Ibu Imas yang Hits di Bandung

Warung Nasi Ibu Imas yang Hits di Bandung

Anindyadevi Aurellia - detikJabar
Sabtu, 11 Jun 2022 09:00 WIB
Warung Nasi Ibu Imas.
Warung Nasi Ibu Imas. (Foto: Anindyadevi Aurellia/detikJabar)
Bandung -

Siapa yang tak tergoda dengan makanan khas Sunda? Punya beragam jenis sambal serta citarasa masakan yang khas, selalu membuat orang rindu.

Di daerah Balonggede, Kota Bandung, ada warung makan Sunda yang cukup populer dan nyaris setiap hari ramai. Ialah Warung Nasi Ibu Imas. Namanya satu, tapi punya empat cabang sekaligus yang masih berlokasi di Jalan Balonggede.

"Warung ini hanya ada di Balonggede, tapi ada empat warung. Permintaan orang tua, katanya kasihan mau makan pada antre, jadi lebih baik buka di sekitar sini saja. Kalau yang sini penuh, mau ke warung Bu Imas yang lain tidak jauh," terang Manager Operational Warung Makan Ibu Imas, Teddy Rustandi, kepada detikJabar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Teddy nampak sumringah menceritakan usaha keluarga yang kini diurus generasi kedua tersebut. Ia mengingat memori demi memori saat ITC Kebon Kalapa masih menjadi Terminal Kebon Kelapa.

"Tahun 1980, ibu saya berjualan nasi rames dengan gerobak. Tepat di depan cabang yang belakang Ampera. Mulai ramai, kemudian kami sewa tiga kios di sekitar terminal. Sayangnya, tahun 1999 menuju 2000 terminal itu habis kontrak," ujar Teddy mengawali cerita.

ADVERTISEMENT

Ia mengatakan, tahun itu adalah krisis bagi warungnya. Kedua orang tuanya bingung harus pindah kios ke mana, beberapa pegawai bahkan terpaksa dirumahkan.

"Ternyata, takdir toko buku di pojok jalan Balonggede saat itu harus tutup karena sepi. Kami pun mulai berjualan di situ. Warungnya kecil, mungkin hanya sekitar 15 orang yang bisa makan di tempat," paparnya.

"Padahal waktu sebelum tergusur itu, kami lagi memperkenalkan menu pembeda kami yakni karedok leunca dan sambal dadak. Syukur dari warung yang baru, banyak yang suka, makin lama makin rame," tutur Teddy.

Setelah membuka empat warung, pandemi datang menguji usahanya. Namun warung ini tetap bertahan meski harus mengikuti aturan pemerintah. Teddy pun mulai tergerak untuk melakukan kerja sama dengan beberapa pihak.

"Agar tidak ketinggalan, akhirnya kami kerja sama dengan platform online. Seperti Gojek, Grab, dan Tokopedia untuk mengirim fresh food kami. Dicoba untuk membuat sambal dadak, ayam goreng dan bakar kedalam kemasan vakum untuk dikirim ke luar kota," jelasnya.

Ia mampu melewati pandemi dengan cukup baik, tak sampai harus gulung tikar. Bahkan usaha ini langgeng sampai sekarang.

Sejak dulu, warung makan ini jadi langganan para artis, pejabat, hingga reviewer makanan. Tapi tak ada satupun yang diabadikan untuk dipajang di dinding warung.

"Karena menurut kami, semua pelanggan itu sama. Mereka boleh minta akses khusus untuk pesan tempat, tapi tidak perlu kami pajang. Meski kami berterima kasih karena pengaruh kedatangannya cukup positif untuk warung kami," ungkap Teddy.

Warung Nasi Ibu Imas.Suasana di Warung Nasi Ibu Imas. Foto: Anindyadevi Aurellia/detikJabar

Tak terhitung berapa banyak pesohor yang pernah mampir. Beberapa nama seperti mendiang Bondan Winarno, Farida Nurhan, Nex Carlos, Siti Badriah, Ersa Mayori, hingga pejabat seperti Kapolda Jawa Barat pernah singgah mengisi perut di warung ini.

Namun sampai detik ini belum terbesit adanya kemungkinan untuk membuka cabang di jalan atau daerah lain, meski kesempatan itu ada.

"Pernah ditawari buka cabang di Makkah, tapi saya masih ingin fokus dulu berbenah agar empat cabang bisa lebih baik lagi. Sampai saat ini belum ada rencana tapi Allahua'lam ya," kata Teddy sambil tersenyum.

Halaman 2 dari 2
(aau/ors)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads