Kisah inspiratif datang dari Resti Nopita Nurhasanah, lulusan terbaik Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas FISIP, Universitas Pasundan Bandung tahun 2021 lalu. Ia mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan studi S2 di Ovidius University of Constanta, Rumania.
Wanita asal Ibun Kabupaten Bandung ini mengisahkan, bukan hal mudah dapat berkuliah di Eropa yakni di Rumania, dibutuhkan waktu satu tahun bagi Resti untuk belajar Bahasa Rumania.
Studi S2 di Ovidius University of Constanta S2 di bidang Economics and International Affairs, dengan spesialisasi dalam bidang International Business Management, ditargetkan rampung selama tiga tahun atau dari tahun 2023 hingga 2025 mendatang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya itu, pada semester 3 saat ini, Resti juga mengikuti pertukaran pelajar ke Spanyol selama 1 semester di University of Zaragoza, Faculty of Business and Public Management.
"Studi ke Eropa memang telah menjadi cita-cita saya, sehingga saya mempersiapkannya sejak saya kuliah sarjana di Indonesia. Selama menjadi mahasiswa di Universitas Pasundan, saya tidak hanya berfokus pada pencapaian akademik dengan mengikuti setiap mata kuliah, tetapi juga aktif dalam berbagai organisasi dan kegiatan yang mendukung pengembangan diri serta keterampilan profesional," kata Resti kepada detikJabar, Selasa (17/9/2024).
Di tempat kuliahnya dulu, Resti terlibat dalam Himpunan Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional (HIMHI) dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FISIP Unpas. Dia juga kerap memanfaatkan waktu luang dengan menulis esai, berpartisipasi dalam volunteering program, mengikuti short diplomatic course dan International Model United Nations (MUN).
"Keterlibatan saya dalam berbagai kegiatan ini tidak hanya memperkaya pengalaman saya selama kuliah, tetapi juga menjadi modal untuk meningkatkan value diri agar dapat bersaing dalam seleksi beasiswa luar negeri," ungkapnya.
![]() |
Resti sedikit bercerita terkait proses seleksi di tempat kuliahnya kini, usai merampungkan studi S1 nya, dia menjalani internship online dan mencari beasiswa ke luar negeri. Setelah mengikuti beberapa seleksi, pada tahun 2022 dia berhasil memperoleh beasiswa dari Pemerintah Rumania melalui Kementerian Kewirausahaan dan Pariwisata Rumania. Yang mana pada saat itu, dia menjadi satu-satunya perwakilan dari Indonesia untuk jenjang S2 dan menjadi perempuan pertama dari Indonesia yang studi di universitas tersebut.
"Sejak kecil, saya memiliki impian untuk melihat dunia, itulah sebabnya saya memilih Ilmu Hubungan Internasional sebagai jurusan untuk mengenal dunia lebih dekat sebelum benar-benar menjelajahinya," jelasnya.
"Setelah lulus sarjana, saya memutuskan untuk mencari beasiswa ke luar negeri, dengan Eropa sebagai tujuan utama," tambahnya.
Belajar Semangat dari Sang Kakek
Selain dorongan pribadi untuk melihat dunia, Resti juga termotivasi oleh lingkungan keluarga, terutama sang kakek yang merupakan seorang petani buta huruf dan sangat memahami pentingnya pendidikan.
"Beliau berupaya keras mendorong anak-anaknya untuk mendapatkan pendidikan, bahkan menghibahkan tanah untuk pembangunan sekolah dasar, masjid jami, dan taman kanak-kanak di kampungnya," jelasnya.
"Pengorbanan ini membuka akses pendidikan dan mengubah desa yang dulunya gelap gulita menjadi terang, dengan semangat anak-anak yang kini dapat bersekolah," sambungnya.
Selain Resti, ayahnya juga mewarisi semangat juang sang kakek. Meskipun awalnya terhambat dalam menyelesaikan pendidikan di Unpas, dang ayah berhasil meraih gelar sarjana pada tahun 2005 di STAI Yapata Al-Jawami Bandung.
Menurutnya, ayahnya juga aktif dalam bidang pendidikan. Salah satu contohnya, pada periode 2005-2010, menjadi koordinator ketua pelaksana KFBM Kabupaten Bandung dalam program pemberantasan buta huruf, serta penyediaan paket A, paket B, dan paket C yang merupakan program dari Dewan Masjid Indonesia Provinsi Jawa Barat.
"Beliau juga terlibat menjadi salah satu perintis sekolah tinggi bernama STAI Bhakti Persada, yang kini telah melahirkan para sarjana baru dari berbagai pelosok desa. Melihat perjuangan dan dedikasi mereka dalam dunia pendidikan, saya terdorong untuk melanjutkan kontribusi mereka. Saya percaya bahwa menempuh pendidikan di luar negeri sangat penting karena memberikan kesempatan untuk mempelajari sistem pendidikan yang berbeda dan inovatif," terang Resti.
Bangun Realasi
Kepada detikJabar, Resti juga mengaku jika studi ke luar negeri memungkinkan baginya untuk membangun relasi internasional yang berharga dan terlibat dalam atmosfer pendidikan yang lebih maju.
"Pengalaman ini akan memberikan bekal berharga untuk saya berkontribusi bagi Masyarakat khususnya dalam bidang pendidikan," ucapnya.
Disinggung rencananya ke depan, jika dirinya lulusan di Ovidius University of Constanta, Resti memiliki banyak pertimbangan apakah melanjutkan studi S3 di Indonesia atau di luar negeri. Menurutnya, terdapat beberapa peluang yang bisa diambil, baik di dalam maupun di luar negeri.
"Beasiswa yang saya terima memberikan kebebasan untuk memilih karier secara mandiri tanpa terikat pihak mana pun. Namun, di mana pun saya memulai karier, saya berharap dapat membangun sesuatu yang menghubungkan Indonesia dan Rumania, khususnya dalam bidang pendidikan," paparnya.
"Saya ingin menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi Indonesia, terutama di bidang pendidikan. Menurut saya, kontribusi untuk negeri dapat dilakukan dari mana saja, terlebih di era teknologi saat ini. Saya dapat tetap berkontribusi meski tidak menetap di sana secara fisik," tambahnya.
(wip/yum)