Toleransi yang Membuat Mahasiswa UPI Rindu Pulau Seram

Kabar Kampus

Toleransi yang Membuat Mahasiswa UPI Rindu Pulau Seram

Wisma Putra - detikJabar
Jumat, 13 Sep 2024 12:30 WIB
Mahasiswa KKN UPI
Mahasiswa KKN UPI (Foto: Istimewa).
Bandung -

Toleransi antar umat beragama menjadi pelajaran penting yang didapat sejumlah mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) saat melakukan kuliah kerja nyata (KKN) Kebangsaan 2024 di Pulau Seram, Provinsi Maluku.

Seperti yang dialami Dikri Muhamad Sopiyuloh mahasiswa KKN dari UPI. Selama satu bulan dia bersama lima mahasiswa lainnya melakukan KKN di Negeri Waraka, Kecamatan Teluk Elpaputih, Kabupaten Maluku Tengah.

Mahasiswa Pendidikan Matematika, F-PMIPA semester 7 ini mengatakan, banyak pelajaran yang dia dapat bersama teman-temannya saat KKN di sana.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pastinya toleransi yang kuat antar umat beragama di sana yang terdiri dari Islam, Kristen dan Katolik sangatlah harus dijadikan pelajaran inti, selain itu sikap peduli dengan lingkungan sebagai sumber kehidupan sangatlah penting untuk kita aplikasikan," kata Dikri kepada detikJabar.

"Sangat luar biasa dengan begitu banyak hal yang bisa kita ambil sebagai pelajaran utama dalam moderasi bergama, toleransi yang begitu kental yang jauh dari kata-kata orang yang takut dimaluku karena tragedi Ambon 1999 saya saksi hari ini masyarakat disana sangat bersahabat dan bermartabat," tambahnya.

ADVERTISEMENT

Dikri juga mengungkapkan, suasana di wilayah tersebut cukup nyaman, gal itu karena masih banyak wilayah perkebunan dan lokasi pemukiman tidak padat sehingga memberikan kesan nyaman dan asri jauh dari hiruk-pikuk.

Menurut Dikri, suara angin dan suara ombak sangatlah menyenangkan untuk didengarkan saat tinggal di sana. Apalagi, penyambutan dari masyarakat membuat dia nyaman dalam berkegiatan.

"Dari awal sampai akhir kegiatan KKN kita masyarakat di sana menyambut dan mengikutinya dengan luar biasa bahkan kolaborasi pemuda dengan kita KKN Kebangsaan sangatlah menjadi point yang sangat berharga bagi kami, selain itu bapa raja (pimpinan adat) memberikan fasilitas bagi kami untuk berkegiatan serta masyarakat yang sangat antusias dengan kehadiran kami," ungkapnya.

Disingung hal apa saja yang tidak bisa dilupakan saat berkegiatan di sana, Dikri nyebut musik dan dansa sangatlah dia rindukan, selain itu suasana Pantai Waraka di sore hari yang hangat dan indah bisa tetap membuat hati bahagia.

Beragam kegiatan dilakukan Dikri dan teman-temannya selama di Maluku, dari mulai kegiatan Sentuhan Merah Putih, perlombaan semarak Agustus, pembuatan demplot tanaman cengkeh, merintis Waraka Jurnalism sebagai wadah promosi negeri, pembuatan pagar moderasi, peningkatan produk asli aaraka yaitu sagu waraka dengan bermacam produk turunannya, kegiatan kesehatan gratis dor to dor bersama puskesmas.

Ada juga kegiatan bimbingan belajar olimpiade matematika yang dilanjutkan secara online, upacara adat Maku-maku dan Cakalele dalam kegiatan pembukaan sasi kelapa.

"Kita harapkan program kita akan terus berlanjut oleh para pemuda disana dengan harapan memberikan perubahan nyata bagi masyarakat disana. Khususnya dalam bidang pendidikan dan promosi wisata," ujarnya.

Beragam potensi kuliner dan wisata, dapat dikembangkan salah satunya turunan produk dari sagu waraka dan pengelolaan ikan laut, hingga perkebuanan yang harus terus di berdayakan.

"Secara umum parawisata pantai dan alamnya yang harus di kelola adalah sistem wisatanya yang masih belum terorganisir dan jalan yang masih banyak hambatan," jelasnya.

Adapun lima orang lainnya yang ikut dalam KKN Kebangsaan ini di antaranya Halimah mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Rohmat mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Ari mahasiswa Teknologi Logistik, Cici mahasiswa Pendidikan Sosiologi dan Tiara mahasiswa Pendidikan Sosiologi.




(wip/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads