Puasa Syawal merupakan salah satu ibadah sunnah yang dianjurkan Rasulullah SAW. Pelaksanaannya dikerjakan setelah Idul Fitri. Lalu, kapan jadwal puasa Syawal 2024 dikerjakan dan sampai tanggal berapa? Simak penjelasannya.
Bulan Syawal sendiri kerap dimaknai sebagai bulan kemenangan. Namun, selain itu, bulan Syawal juga merupakan bulan peningkatan intensitas ibadah seorang Muslim setelah Ramadan. Salah satu amalan yaitu berpuasa selama enam hari.
Puasa Syawal merupakan ibadah yang memiliki hukum sunnah. Artinya, puasa Syawal tidak wajib dilakukan tetapi Allah SWT menjanjikan pahala bagi Muslim yang menjalankannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pahala puasa Syawal selama 6 hari setara dengan berpuasa selama setahun. Rasulullah SAW bersabda dalam hadits berikut:
"Barang siapa berpuasa di bulan Ramadan lalu dilanjutkan dengan enam hari di bulan Syawal, seakan-akan dia berpuasa sepanjang tahun." (HR Muslim)
Kapan Puasa Syawal 2024 dan Sampai Tanggal Berapa?
Puasa di bulan Syawal dapat dikerjakan mulai tanggal 2 Syawal. Sementara itu pada 1 Syawal diharamkan untuk berpuasa karena merupakan Hari Raya Idul Fitri sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Abu Sa'id Al Khudri RA,
"Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melarang berpuasa pada dua hari yaitu Idul Fitri dan Idul Adha," (HR. Muslim).
Idealnya puasa Syawal dilaksanakan selama 6 hari berturut-turut yaitu tanggal 2-7 Syawal. Bisa juga dilakukan secara terpisah akan tetapi tetap pada bulan Syawal. Hal tersebut dikutip dari buku Kupas Tuntas Puasa yang ditulis oleh AK. Mustafit.
Jika mengacu pada kalender Hijriah yang diterbitkan Kementerian Agama (Kemenag) RI, puasa Syawal dapat dikerjakan mulai 11 April 2024 hingga tanggal 9 Mei 2024 atau bertepatan dengan tanggal 30 Syawal 1445 H.
Kalender Syawal 2024
Berikut jadwal bulan Syawal jika dikonversi ke dalam kalender Masehi berdasarkan Kalender Hijriah Kemenag:
- 1 Syawal 1445 H: Rabu, 10 April 2024
- 2 Syawal 1445 H: Kamis, 11 April 2024
- 3 Syawal 1445 H: Jumat, 12 April 2024
- 4 Syawal 1445 H: Sabtu, 13 April 2024
- 5 Syawal 1445 H: Minggu, 14 April 2024
- 6 Syawal 1445 H: Senin, 15 April 2024
- 7 Syawal 1445 H: Selasa, 16 April 2024
- 8 Syawal 1445 H: Rabu, 17 April 2024
- 9 Syawal 1445 H: Kamis, 18 April 2024
- 10 Syawal 1445 H: Jumat, 19 April 2024
- 11 Syawal 1445 H: Sabtu, 20 April 2024
- 12 Syawal 1445 H: Minggu, 21 April 2024
- 13 Syawal 1445 H: Senin, 22 April 2024
- 14 Syawal 1445 H: Selasa, 23 April 2024
- 15 Syawal 1445 H: Rabu, 24 April 2024
- 16 Syawal 1445 H: Kamis, 25 April 2024
- 17 Syawal 1445 H: Jumat, 26 April 2024
- 18 Syawal 1445 H: Sabtu, 27 April 2024
- 19 Syawal 1445 H: Minggu, 28 April 2024
- 20 Syawal 1445 H: Senin, 29 April 2024
- 21 Syawal 1445 H: Selasa, 30 April 2024
- 22 Syawal 1445 H: Rabu, 1 Mei 2024
- 23 Syawal 1445 H: Kamis, 2 Mei 2024
- 24 Syawal 1445 H: Jumat, 3 Mei 2024
- 25 Syawal 1445 H: Sabtu, 4 Mei 2024
- 26 Syawal 1445 H: Minggu, 5 Mei 2024
- 27 Syawal 1445 H: Senin, 6 Mei 2024
- 28 Syawal 1445 H: Selasa, 7 Mei 2024
- 29 Syawal 1445 H: Rabu, 8 Mei 2024
- 30 Syawal 1445 H: Kamis, 9 Mei 2024
Keutamaan Puasa Syawal 6 Hari
Dilansir detikEdu, keutamaan dari puasa Syawal tersebut disebutkan dalam hadist di bawah ini.
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْر
Artinya: "Barang siapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka baginya (pahala) puasa selama setahun penuh." (HR Muslim).
Selain hadist di atas, Ibnu Majah juga meriwayatkan hadist dengan nada serupa. Begini isi hadist tersebut,
عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِبْرَاهِيمَ، أَنَّ أُسَامَةَ بْنَ زَيْدٍ، كَانَ يَصُومُ أَشْهُرَ الْحُرُمِ . فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ ـ صلى الله عليه وسلم ـ " صُمْ شَوَّالاً " . فَتَرَكَ أَشْهُرَ الْحُرُمِ ثُمَّ لَمْ يَزَلْ يَصُومُ شَوَّالاً حَتَّى مَاتَ
Artinya: Seperti diceritakan dari Muhammad bin Ibrahim, Usamah bin Zaid terbiasa puasa di bulan-bulan suci. Rasulullah SAW kemudian berkata, "Puasalah di Bulan Syawal." Lalu dia melaksanakan puasa tersebut hingga akhir hayat (HR Sunan Ibnu Majah).
Allah SWT juga menetapkan perhitungan pahala yang berbeda untuk puasa Syawal. Hitungan pahala puasa Syawal dilipatgandakan, seperti disebutkan dalam hadist Ibnu Majah sebagai berikut,
حَدَّثَنَا هِشَامُ بْنُ عَمَّارٍ، حَدَّثَنَا بَقِيَّةُ، حَدَّثَنَا صَدَقَةُ بْنُ خَالِدٍ، حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ الْحَارِثِ الذِّمَارِيُّ، قَالَ سَمِعْتُ أَبَا أَسْمَاءَ الرَّحَبِيَّ، عَنْ ثَوْبَانَ، مَوْلَى رَسُولِ اللَّهِ ـ صلى الله عليه وسلم ـ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ ـ صلى الله عليه وسلم ـ أَنَّهُ قَالَ " مَنْ صَامَ سِتَّةَ أَيَّامٍ بَعْدَ الْفِطْرِ كَانَ تَمَامَ السَّنَةِ
Artinya: Seperti dinarasikan dari Thawban, seorang budak yang dibebaskan Rasulullah, Nabi SAW berkata, "Siapa saja yang puasa enam hari setelah Idul Fitri akan berpuasa selama satu tahun tersebut, dengan satu kebaikan dihargai 10 kebaikan serupa."
Tata Cara Pelaksanaan Puasa Syawal 6 Hari
Syaikh Kamil Muhammad Uwaidah dalam buku Al-Jami' fii Fiqhi An-Nisa' mengemukakan pengerjaan puasa sunnah Syawal boleh dilakukan secara berturut-turut atau bisa juga dengan berselang waktunya.
Imam Ahmad dalam buku Fiqih Sunnah juga membolehkan puasa Syawal dilaksanakan dengan berturut ataupun tidak karena menurutnya tak ada keutamaan baik melakukannya secara berkelanjutan maupun tidak.
Sementara menurut madzhab Syafi'i dan Hanafi, puasa sunnah ini lebih utama dikerjakan secara berturut dan dimulai setelah hari raya Idul Fitri.
Niat Puasa Syawal
Sama seperti puasa sunnah lainnya, bagi Muslim yang ingin melaksanakan puasa Syawal juga perlu untuk berniat pada malam harinya. Berikut bacaan niat puasa Syawal:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Arab Latin: Nawaitu shauma ghadin 'an adâ'i sunnatis Syawwâli lillâhi ta'âlâ.
Artinya: Aku berniat puasa sunnah Syawal esok hari karena Allah ta'ala.
(iqk/iqk)