7 Hikmah Peristiwa Isra Miraj, Jadi Momen Pembelajaran Bagi Umat Islam

7 Hikmah Peristiwa Isra Miraj, Jadi Momen Pembelajaran Bagi Umat Islam

Mentari Nurmalia - detikJabar
Rabu, 07 Feb 2024 22:00 WIB
Panorama of Temple Mount - Western Wall and Golden Dome of the Rock in Jerusalem Old City, Israel.
Foto: Getty Images/lucky-photographer
Bandung -

Isra Miraj merupakan peristiwa paling bersejarah sepanjang peradaban manusia. Menurut kalender Islam, Isra Miraj sendiri diperingati setiap tanggal 27 di bulan Rajab.

Begitu bersejarah dan agungnya, peristiwa Isra Miraj dicantumkan dalam Alquran agar jadi pengingat bagi umat muslim di seluruh dunia. Ada banyak hikmah dari peristiwa Isra Miraj yang bisa diambil dan dijadikan pelajaran oleh umat manusia. Apa saja? Ulasan lengkapnya pada artikel berikut ini.

Hikmah Peristiwa Isra Miraj

1. Meninggikan Derajat Kehambaan

Nama Nabi Muhammad SAW disebutkan dalam Surat Al-Isra ayat 1 dengan menggunakan kata 'Abdun' yang berarti hamba. Hal ini menunjukkan jika derajat kehambaan di sisi Allah memiliki nilai yang tinggi. Oleh sebab itu, ketika Alquran berbicara tentang orang-orang yang ikhlas menggunakan kata 'Abdun'. Allah SWT berfirman melalui Surat Al-Furqan ayat 63 yang berbunyi:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

وَعِبَادُ ٱلرَّحۡمَٰنِ ٱلَّذِينَ يَمۡشُونَ عَلَى ٱلۡأَرۡضِ هَوۡنٗا وَإِذَا خَاطَبَهُمُ ٱلۡجَٰهِلُونَ قَالُواْ سَلَٰمٗا

Artinya: "Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan." (QS. Al-Furqan: 63)

ADVERTISEMENT

Lewat malaikat Jibril, Allah SWT pernah memberikan pilihan kepada Nabi Muhammad SAW untuk memilih apakah Ia ingin 'menjadi nabi sekaligus raja', atau 'menjadi nabi sekaligus hamba'. Lalu, Nabi Muhammad SAW lebih memilih menjadi seorang hamba yang mengabdi kepada Allah SWT. Bisa disimpulkan jika itu menunjukkan status kehambaan seseorang adalah derajat paling agung di sisi Allah SWT.

Penyebutan Nabi Muhammad SAW menggunakan kata 'Abdun' tidak hanya tertulis dalam surat Al-Isra, akan tetapi juga pada beberapa ayat di surat lainnya, di antaranya Surat Al-Baqarah ayat 23, Surat Al-Hadid ayat 9, dan QS Al-Jin ayat 19.

2. Bekal Dakwah Bagi Nabi Muhammad SAW

Sebelum peristiwa Isra Miraj, Nabi Muhammad SAW berdakwah di Kota Makkah dan di sana dia turut merasakan betapa beratnya cobaan dan ujian yang dirasakan oleh masyarakat di sana, orang-orang tercintanya. Mereka bergantian wafat ketika ditindas oleh orang-orang Quraisy. Hingga akhirnya para sejarawan menamai duka Rasulullah atas wafatnya orang-orang tercintanya itu dengan nama 'amul huzni' atau tahun kesedihan. Sejak saat itu, Allah SWT pun meng-isra-kan Nabi-Nya.

Hal itu tentunya sudah jadi skenario yang dibuat oleh Allah SWT agar Rasulullah menjadi sosok yang tangguh dan mampu melewati tantangan yang berat. Di sisi lain, Allah SWT ingin agar Rasulullah tetap menyebarkan agama Islam meskipun dengan adanya perlawanan dari pemuka-pemuka Quraisy, dari pasukan perang bersenjata lengkap, dan musuh-musuh Islam lainnya.

3. Pentingnya Shalat 5 Waktu

Peristiwa Isra' Mi'raj juga menjadi hari perayaan ulang tahun bagi shalat lima waktu. Dalam sebuah hadits dijelaskan jika kewajiban shalat bagi umat Muslim terjadi pada malam Nabi Muhammad SAW melakukan Mi'raj ke langit.

Hanya saja, syariat shalat yang beliau terima langsung, bukan dengan wahyu melalui perantara malaikat Jibril, sebagaimana kewajiban-kewajiban lainnya. Tidak heran, jika dalam agama Islam, shalat merupakan tiang agama.

4. Menyampaikan Kebenaran Walau Pahit

Setelah Nabi Muhammad SAW pulang melaksanakan Isra Miraj, Ia menceritakan perjalanannya kepada penduduk di Mekkah. Tapi rupanya cerita Rasulullah itu malah mendapat yang kurang baik, karena ceritanya itu tidak dipercayai oleh orang-orang.

Bahkan ada dari mereka yang awalnya beriman, akan tetapi setelah mendengar cerita Rasulullah sampai keluar dari Islam. Alhasil, Rasulullah harus menunjukkan bukti-bukti supaya tidak disebut bohong. Dia pun lalu menunjukkan bangunan Masjid Al-Aqsha dan kafilah dagang yang beliau lihat saat Isra.

Meski begitu, Rasulullah tetap menceritakan peristiwa yang sudah dialaminya walaupun tidak dipercaya oleh banyak orang. Malah sebagian ada yang justru mencaci maki dirinya lantaran cerita tidak masuk akalnya itu. Sesuai dengan sabda yang pernah diucapkannya yakni, "Katakanlah kebenaran, walau pahit kenyataan."

5. Keistimewaan Masjid Al-Aqsha Bagi Umat Islam

Sebelum Nabi Muhammad SAW menjalankan Isra Miraj, Masjid Al-Aqsha memiliki nama Baitul Maqdis. Hingga akhirnya perjalanan Isra dari Masjidil Haram menuju Baitul Maqdis dan Mi'raj dari Baitul Maqdis menuju langit dunia sampai bertemu Rabb-Nya, jadi sekaligus isyarat bahwa Masjid Al-Aqsha mempunyai keistimewaan bagi umat Islam.

Bahkan sebelum Ka'bah menjadi kiblat shalat, Masjid Al-Aqsha pernah lebih dulu dijadikan sebagai kiblat shalat.

6. Islam Merupakan Agama yang Suci

Pada waktu Nabi Muhammad SAW diberi pilihan antara memilih air susu dan khamr, Nabi justru memilih susu. Lalu, Malaikat Jibril berkata, "Engkau telah diberi hadiah kesucian."

Hal ini jadi isyarat bahwa Islam merupakan

agama yang suci. Seperti firman Allah SWT dalam Surat Ar-rum ayat 30 yang berbunyi:


فَأَقِمۡ وَجۡهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفٗاۚ فِطۡرَتَ ٱللَّهِ ٱلَّتِي فَطَرَ ٱلنَّاسَ عَلَيۡهَاۚ لَا تَبۡدِيلَ لِخَلۡقِ ٱللَّهِۚ ذَٰلِكَ ٱلدِّينُ ٱلۡقَيِّمُ وَلَٰكِنَّ أَكۡثَرَ ٱلنَّاسِ لَا يَعۡلَمُونَ

Artinya: Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (QS. Ar-Rum: 30)

7. Syariat Bagi Nabi Muhammad SAW

Setibanya di Baitul Maqdis, tempat terakhir Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan Isra, Rasulullah menjadi imam shalat bagi para nabi dan rasul terdahulu. Akhirnya Rasulullah shalat berjamaah dengan mereka dan menjadi bukti jika sudah mengikuti risalah Nabi Muhammad SAW.

Hal ini juga sekaligus mengisyaratkan bahwa syariat Nabi Muhammad SAW menghapus syariat nabi-nabi sebelumnya.

Begitulah detikers penjelasan terkait hikmah peristiwa Isra Miraj yang menjadi peristiwa paling bersejarah dalam peradaban manusia dan di agama Islam. Semoga hal-hal tersebut bisa jadi pedoman bagi kita untuk terus taat kepada Allah SWT.




(tya/tey)


Hide Ads