Pemuda Bandung Ini Sabet Anugerah Avirama Nawasena dari SBM ITB

Pemuda Bandung Ini Sabet Anugerah Avirama Nawasena dari SBM ITB

Anindyadevi Aurellia - detikJabar
Kamis, 18 Jan 2024 22:15 WIB
Penerima Anugerah Avirama Awasena
Penerima Anugerah Avirama Awasena (Foto: Anindyadevi Aurellia/detikjabar).
Jakarta - Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM) Institut Teknologi Bandung (ITB) telah menggelar Anugerah Penghargaan Avirama Nawasena pada hari ini, Kamis (18/1/2024). Acara diselenggarakan di Kampus SBM ITB Jakarta, Gedung Graha Irama (Indorama) Jl. H. R. Rasuna Said, Kuningan, DKI Jakarta.

Kategori penghargaan terbagi menjadi dua kategori utama, yakni Kategori Lembaga dan Kategori Individu. Pada kategori Individu, ada empat nominasi yang dipersembahkan.

Setiap kandidat sebelumnya telah memberikan yang terbaik untuk mempresentasikan inisiatif mereka. Hal ini lah yang memberi kesan kuat dan mempengaruhi penilaian para juri.

Salah satu kandidat yang berhasil mencuri perhatian juri ialah Rendy Aditya Wachid. Pemuda asal Kota Bandung ini terpilih sebagai penerima piala Anugerah Avirama Nawasena Innovation in Environmental Social
Governance (ESG) Award 2024, kategori Sustainable Product Innovation.

Beberapa nama dalam kategori yang sama seperti Hartati (Purun Eco-straw), Ronny Lukito (Eiger), dan Mohammad Naufal (Carbon Addons) mendapatkan piagam sebagai nominee. Namun Wachid, begitu sapaannya, berhasil memikat para juri dan merebut piala berharga tersebut.

Wachid adalah seorang Peneliti Limbah, perancang arsitektur berkelanjutan, dan pengusaha sirkuler. Ia memperoleh gelar Sarjana Arsitektur dari Universitas Katolik Parahyangan dan MBA dari Institut Teknologi Bandung.

Ia dikenal karena karyanya dalam mempromosikan praktik berkelanjutan dan pengelolaan limbah di Indonesia. Tujuannya mulia namun tak sederhana, yakni ingin membuat negara bebas dari sampah.

Wachid kemudian menjadi pendiri Parongpong RAW Lab, sebuah usaha sosial yang berfokus pada pengelolaan limbah dan solusi berkelanjutan.

Ia telah terlibat dalam kewirausahaan sosial sejak tahun 2007 dan diakui atas upayanya mempromosikan keberlanjutan lingkungan dan inisiatif ekonomi sirkular di Indonesia.

Wachid pun selangkah demi selangkah menemukan beragam inovasi. Salah satunya, ia menginisiasi gerakan Zero Waste Movement.

Gerakan ini bukan hanya tentang mengurangi dan mendaur ulang sampah, tetapi juga membangun kesadaran dan perilaku yang berkelanjutan dalam masyarakat. Tugas ini tentunya tidak mudah, namun Wachid tekun berupaya melakukannya.

Ia menciptakan Zero Waste High Performance Habitat pada tahun 2022, di mana sampah tidak lagi menjadi masalah dan diolah menjadi sumber daya yang bermanfaat. Gerakan ini melibatkan pengembangan produk berkelanjutan, pengolahan sampah residu, kolaborasi dan pendidikan, serta penggunaan mesin hidrotermal untuk mengolah limbah plastik menjadi material baru untuk dijadikan barang yang bernilai.

Perilakunya yang inspiratif membuat ia menyabet banyak penghargaan seperti Top 3 Asean Business Award 2023, ASEAN Business Awards (ABA), Pemenang Saint-Gobain APAC Challenge Kategori Ekonomi Sirkular Saint-Gobain, Penghargaan Kompetisi Ide Inovatif 2020, Institut Maritim Korea dan Institut Lingkungan Korea 2020, dan masih banyak lagi.

Beberapa faktor mempengaruhi penilaian dari para juri. Wachid dinilai memenuhi indikator aksi dan dampak dari kegiatan positifnya. Salah satunya mendorong zero waste movement.

Ia pun mengembangkan produk berkelanjutan dari sampah, seperti bata ringan yang dihasilkan dari sampah plastik. Wachid juga menyelenggarakan "Hari Sampah Residu", yang mana masyarakat dapat belajar mengenai pengolahan sampah dan berkontribusi dalam mengurangi sampah.

Penggunaan mesin hidrotermal juga pernah dijajalnya. Ia mengimpor ide dari Jepang, mesin hidrotermal digunakan untuk mengolah sampah organik dan non-organik, dan mengurangi sampah yang dapat bermanfaat bagi masyarakat. Hal ni selaras dengan semangatnya yang masih terus konsisten ingin Indonesia stop menghasilkan sampah.

Dalam acara ini, SBM-ITB juga turut merayakan usia dua dekade atau 20 tahun berdiri. Indonesian Business Sustainability Towards ESG: Challenges and Implementation, menjadi tema dalam acara tersebut. Gelaran ini turut menggandeng Emil Salim Institute dan detikJabar, dengan tujuan membangun penilaian yang komprehensif. (aau/mso)



Hide Ads