Kutipan itu merupakan kata-kata dari Bapak Bangsa Indonesia, Mohammad Hatta yang dihayati betul oleh Pemprov Jabar di bawah kepemimpinan Ridwan Kamil dan Uu Ruzhanul Ulum.
Di Provinsi Jawa Barat tidak ada lagi desa tertinggal dan sangat tertinggal pada tahun 2022. Bahkan Indeks Desa Membangun (IDM) di Jabar berada pada peringkat 3 nasional dengan nilai 0,7529.
Capaian tersebut berkat program Gerakan Membangun Desa (Gerbang Desa) dengan 12 program prioritas untuk akselerasi pembangunan desa.
Keberhasilan Pemprov Jabar dalam membina desa pun berbuah manis. Salah satunya bisa dilihat di Desa Panjalu di Kecamatan Panjalu, Kabupaten Ciamis menjadi desa dengan Indeks Desa Membangun (IDM) tertinggi di Indonesia.
Lalu seperti apa Desa Panjalu?
Desa Panjalu merupakan desa yang berada di wilayah utara Kabupaten Ciamis. Memiliki luas sekitar 961 hektare dengan jumlah penduduk 12 ribu jiwa. Panjalu memiliki sumber daya alam yang indah dan menawan. Situ Lengkong Panjalu merupakan salah satu pesona Desa Panjalu. Selama ini obyek wisata itu menjadi tujuan wisata religi seluruh Nusantara dan mancanegara.
Desa Panjalu juga memiliki adat budaya kearifan lokal yang terus dilestarikan. Yakni tradisi Nyangku (membersihkan benda pusaka), Gubyag, Konkur yang biasa dilaksanakan setahun sekali saat bulan Maulud. Panjalu juga memiliki Museum tempat menyimpan peninggalan Kerajaan Panjalu yang disebut Bumi Alit.
![]() |
Kepala Desa Panjalu Yuyus Surya Adinegara menuturkan Panjalu memiliki sumber daya alam dan sumber daya manusia yang melimpah. Pemerintah Desa Panjalu berupaya untuk lebih menggali semua potensi yang ada demi terwujudnya harapan dan mimpi masyarakat Panjalu dengan konsep #Hayungawangunpanjalubabarengan.
"Dua tahun setengah saya sebagai Kades Panjalu mencoba membangkitkan semangat rakyat panjalu untuk membangun panjalu," ujar Yuyus, Kamis (8/6/2023).
Posyandu dengan sepuluh programnya menjadi tonggak awal perjalanan Panjalu dalam menata mimpi dan harapannya. Hal ini terbukti dengan Posyandu Langensari Panjalu keluar sebagai juara 1 tingkat Jawa barat. Ditambah kesrak PHBS nya juga menjadi juara 1 tingkat Jawa barat.
"Paralel dengan pemberdayaan masyarakatnya kami dorong, baik untuk pertanian, perikanan dan peternakannya juga untuk industri rumahan. Dengan harapan semua pasar yang tersedia bisa disuplai oleh warga Panjalu itu sendiri," ungkapnya.
Mengemas Kearifan Lokal Menjadi Potensi Wisata
Pemdes Panjalu pun mengemas adat budaya kearifan lokal dengan konsep Panjalu Festival yang digelar setahun sekali menjelang Tradisi Nyangku.
Dari semua program kerja tersebut, Pemdes Panjalu berhasil mencetak PADesa (pendapatan asli desa) yang awalnya Rp 700 juta sampai 800 juta per tahun menjadi Rp 2,5 miliar hanya dalam waktu 1 tahun pertama. Bahkan di tahun kedua bisa melebihi Rp 3 miliar.
Dengan hasil pendapatan desa yang ada, Pemdes Panjalu bisa membantu untuk pelayanan kesehatan masyarakat dengan program KARTU PANJALU SEHAT. Setiap masyarakat Panjalu yang belum mendapatkan kartu jaminan kesehatan dari pemerintah bisa mendapat pengobatan gratis dibiayai oleh Pemdes Panjalu.
Ada pun tempat layanan kesehatannya yakni Puskesmas Panjalu, Puskesmas Payungsari dan RS Dadi Keluarga.
"Pemdes Panjalu juga mengeluarkan program Rutilahu Desa. Setiap tahunnya sebanyak 11 rutilahu dengan nilai Rp 10 juta untuk setiap rumah," ungkapnya.
Di bidang wisata, Pemdes Panjalu sampai hari ini terus berupaya melakukan penataan dan pengembangan. Bahkan di tahun 2023 ini bakal ada bantuan provinsi sebesar Rp 10 M lebih untuk penataan wisata Situ Lengkong Panjalu.
"Infrastruktur lainnya kami fokuskan ke jalur Inler dan outlet untuk pengairan sawah, kolam dan situ Lengkong panjalu. Salah satunya kami berhasil membangun embung Situ Mundu yang merupakan salah satu sumber mata air dengan biaya dari PADes Panjalu dan dana desa," terangnya.
Tak hanya itu, Desa Panjalu pun berkomitmen menjaga kelestarian alam. Salah satunya dengan melakukan penanaman 4.000 pohon di wilayah yang menjadi penyangga resapan air. Anggarannya dari PADes dan sebagian kecil dari CSR perbankan dan swasta.
Panjalu juga menjadi Desa Binaan Adhyaksa dimana telah diresmikannya Rumah Restorative Justice di Desa Panjalu yg berlokasi di Nusa Pakel.
Diresmikan langsung oleh Kajari Ciamis dan Bupati Ciamis pada tahun 2022. Selain itu Desa Panjalu menjalin kerjasama denga PT Dirgantara Indonesia di bidang lingkungan hidup.
Desa Panjalu juga sudah membuka lahan untuk TPS3R di tanah desa seluas 5.000 meter persegi. Diharapkan menjadi solusi bagi desa panjalu terkait sampah rumah tangga dan sampah pasar yang dikembangkan. Salah satunya dengan budi daya magot untuk dijadikan pakan bagi perikanan wilayah Panjalu.
Dengan memiliki pendapatan asli desa yang besar untuk mendukung berbagai program, Desa Panjalu mampu menjadi desa mandiri. Pelayanan dasar yang telah tercukupi, infrastruktur yang memadai, aksesibilitas/transportasi yang tidak sulit, pelayanan umum baik, serta penyelenggaraan pemerintahan yang sangat baik.
Tak Ada Desa Tertinggal di Jawa Barat
Atas komitmen dan kerja kerasnya dalam mendorong percepatan pembangunan desa Pemprov Jabar meraih penghargaan dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.
Penghargaan diterima langsung oleh Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum pada Acara Gala Dinner Teknologi Tepat Guna (TTG) Nusantara XXIII Tahun 2022 di Pendopo Bupati Cirebon, Kota Cirebon, Selasa (18/10/2022) malam.
Selain Gubernur Ridwan Kamil, sejumlah Bupati/ Wali Kota, Kepala Desa, para inovator pengembang TTG, pihak swasta, hingga media juga mendapat penghargaan langsung dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) terkait dukungan terhadap percepatan pembangunan desa.
Mendes PDTT Abdul Halim Iskandar mengucapkan selamat untuk Provinsi Jabar yang berhasil mengentaskan desa tertinggal dan sangat tertinggal, sehingga saat ini di Jabar hanya terdapat desa yang berstatus berkembang, maju, dan mandiri.
"Ini akan berkonsekuensi kepada pendanaan yang meningkat seiring meningkatnya status desa," kata Abdul Halim Iskandar.
Menurut Abdul Halim, banyak persepsi yang menyatakan jika desa berstatus mandiri atau maju, maka akan berkurang pendanaannya.
"Itu salah, justru bertambah karena yang jadi garapannya bukan lagi barang yang mudah dikembangkan. Desa mandiri atau maju akan mengembangkan ekonomi warga dan peningkatan kesejahteraan, sehingga pada desa mandiri justru fokus pada pemberdayaan masyarakat bukan hanya pembangunan desa," paparnya.
"Selamat atas raihan Jabar, juga Bupati/ Wali Kota, serta para Kepala Desa di Jabar. Kementerian Desa memberi apresiasi bukan hanya piagam, tapi ada lencananya untuk memberikan bukti kepada masyarakat. Lencana itu dipakai saat "ngantor: dan kegiatan seremonial," ujar Abdul Halim.
Wagub Uu Ruzhanul mengungkapkan, Pemda Provinsi Jabar terus fokus terhadap pembangunan desa, di antaranya dengan sejumlah program seperti Desa Digital, One Village One Product (OVOP), Petani Milenial, Desa Wisata, yang terangkum dalam Gerakan Membangun Desa (Gerbang Desa).
"Ini semua inovasi Pak Gubernur Ridwan Kamil yang memperhatikan desa di Jabar," ungkap Uu.
"Memperhatikan desa berarti memperhatikan Kabupaten, berati memperhatikan pula Provinsi Jabar dengan tujuan Jabar Juara Lahir Batin," tambahnya.
Kondisi strata desa di Jabar pada 2022 adalah 1.671 desa berkembang, 2.511 desa maju, dan 1.130 desa mandiri, tanpa desa tertinggal dan desa sangat tertinggal.
Wagub Uu juga mengungkapkan, pembangunan desa di Jabar sempat mendapat kendala, misalnya saat pandemi COVID-19 menyerang. Hal itu menjadi disrupsi yang harus dihadapi selain revolusi industri 4.0, dan perubahan iklim (climate change).
"Alhamdulillah dari kepemimpinan Pak Gubernur sudah tak ada desa sangat tertinggal di Jabar, ini juga termasuk peran para Bupati/ Wali Kota," pungkasnya. (yum/yum)