Relawan Ganjar Gelar Penyuluhan Stunting di Kabupaten Bogor

Relawan Ganjar Gelar Penyuluhan Stunting di Kabupaten Bogor

Inkana Izatifiqa R. Putri - detikJabar
Sabtu, 11 Mar 2023 13:41 WIB
Penuyuluhan mencegah stunting
Foto: dok. Ganjar Muda Padjajaran (GMP) Jawa Barat
Jakarta -

Ganjar Muda Padjajaran (GMP) Jawa Barat menggelar penyuluhan tentang pencegahan dan solusi stunting di Kampung Sindang Barang, Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (11/3).

Koordinator GMP Jawa Barat Anshari mengatakan kegiatan ini terinspirasi dari program kerja Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang kerap memperhatikan kesehatan anak dan ibu hamil di Indonesia.

"Pak Ganjar peduli terhadap kesehatan dan juga peduli terhadap tumbuh kembang anak di Indonesia. Kami ingin mencontoh keberhasilan beliau di Jawa Tengah dan harapannya kalau beliau jadi presiden nantinya secara nasional ada perhatian untuk stunting," ujar Anshari dalam keterangan tertulis, Sabtu (11/3/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Anshari menyampaikan kegiatan ini dihadiri oleh 50 warga sekitar yang didominasi oleh ibu-ibu. Penyuluhan ini menghadirkan dua narasumber, yakni perawat Lala Hidayanti dan konselor Puspaga Kabupaten Bogor Tely Yulianti, yang berbagi materi terkait sudut pandang gizi dan nutrisi, serta psikologi.

"Sejalan dengan program nasional untuk pengurangan angka stunting di Indonesia dan khususnya di Kabupaten Bogor angkanya saat ini 4,78. Harapannya bisa membantu hilangnya stunting di Kabupaten Bogor," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Lebih lanjut, Anshari menjelaskan mencegah stunting dapat dilakukan dengan mengatur usia pernikahan yang ideal, begitu juga dengan usia kehamilan. Ibu hamil pun diharapkan dapat memperhatikan pemenuhan gizi dan nutrisi anak pada 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) sejak janin masih dalam kandungan.

Sementara itu, Lala menilai kegiatan ini sangat berguna untuk mengedukasi masyarakat agar paham mengenai stunting. Pasalnya, berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan, prevalensi balita stunting di Indonesia mencapai 21,6% pada 2022. Untuk itu, ia berharap jumlah tersebut dapat ditekan agar kasus stunting bisa dihilangkan.

"Jadi hari ini kami mau coba menjelaskan ke masyarakat soal stunting, nanti acaranya penjelasan, terus coba tanya masyarakat kenal gak sih stunting ini sendiri. Kan, stunting itu ada jangka panjang sama jangka pendeknya. Nah ini yang jangka panjangnya yang harus kita cegah," tuturnya.

"Harapannya diadakannya kegiatan ini angka stunting di Indonesia menurun, karena angka stunting di Indonesia itu sudah mencapai hampir 20 persen itu termasuknya keadaan kritis. Semoga menurun dengan diadakannya penyuluhan-penyuluhan tentang stunting ini," sambung Lala.

Dalam penyuluhan ini, Lala juga menjelaskan soal cara pencegahan stunting dimulai dari pencegahan secara dini saat masa kehamilan ibu mengandung. Ia menyebut ibu hamil harus rutin memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk mengetahui perkembangan janin dan pola hidup sehat ibu hamil.

Kemudian setelah anak lahir, kata Lala, ibu diharapkan dapat memberi ASI eksklusif selama 6 bulan. Setelah 6 bulan, anak dapat diberikan makanan yang bergizi.

Sebagai informasi, stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada balita yang dapat terjadi mulai janin masih dalam kandungan. Kondisi ini baru nampak pada anak berusia dua tahun atau yang kerap disebut dengan 1.000 hari pertama kehidupan (HPK).

Kegiatan penyuluhan ini juga diselingi dengan sosialisasi sosok Ganjar sebagai calon pemimpin bangsa yang diharapkan mampu membawa kemakmuran dan keadilan pada masyarakat. Di akhir acara, juga dilakukan pembagian makanan tambahan sebagai penunjang nutrisi bagi bayi dan balita.




(prf/ega)


Hide Ads