Menghidupkan ekonomi desa ternyata bukan isapan jempol belaka. Hal itu telah dibuktikan Iim Ibrahim (45). Pria asal Desa Kaduela, Kecamatan Pasawahan, Kabupaten Kuningan ini sukses membangkitkan geliat ekonomi warga dengan mengembangkan potensi wisata.
Keberhasilannya berangkat dari keinginan kecil Iim untuk menghapus stigma negatif tentang desa. Ia yakin di desa pun masyarakat dapat memperoleh penghasilan cukup tanpa perlu merantau jauh keluar kota.
Atas niatnya itu, Iim memutuskan menghidupkan kembali Badan Usaha Milik Desa (BumDes) di Desa Kaduela yang sebelumnya tidak terkelola dengan baik. Saat ini, Iim menjabat sebagai Ketua BumDes Arya Kamuning di Desa Kaduela.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lewat inovasi dan terobosannya, perlahan kegiatan ekonomi masyarakat di Desa Kaduela berjalan ke arah lebih baik. Ditambah lagi desa tersebut sudah memiliki dua destinasi wisata yang selalu ramai dikunjungi wisatawan, yakni Situ Cicerem serta wahana kolam renang Side Land.
"Khusus untuk Telaga Biru Cicerem setiap harinya ramai dikunjungi wisatawan. Bahkan ada juga pelancong dari mancanegara. Objek wisata ini terkenal di kalangan wisatawan karena kejernihan air dan kondisinya yang masih asri," kata Iim kepada detikJabar belum lama ini.
Ramainya kunjungan wisata ke Desa Kaduela membuka peluang bagi masyarakat sekitar untuk mencari penghidupan. Hal ini disadari Iim, sehingga dia berusaha melibatkan warga di desanya mengembangkan dua objek wisata tersebut.
Bagi Iim, memberdayakan warga Kaduela sudah menjadi keharusan. Dia tidak mau mereka menjadi asing di rumah sendiri, di tengah ramainya pelancong yang hilir mudik di Desa Kaduela.
Iim membagi dua unit kerja untuk membantu mengelola destinasi favorit di desanya. Di mana dia memberdayakan pemuda di sana sebagai pekerja.
"Mereka dibayar Rp 85 ribu per hari, sistemnya kita gantian. Ada juga yang digaji sesuai upah minimum di Kabupaten Kuningan," jelasnya.
Bisa dibilang, hampir seluruh lapisan masyarakat dari tua hingga muda di Desa Kaduela dilibatkannya. Dari penjaga parkir hingga emak-emak yang menjajakan makanan di warungnya, merupakan warga asli Kaduela. Jika dirinci, total ada sekitar 240 warga yang diberdayakan.
"Kita berdayakan semua dari muda hingga tua. Semua yang terlibat di sini warga Kaduela semua," ujarnya.
Selama beberapa tahun pengelolaan objek wisata di Desa Kaduela, Iim ikut berkontribusi mendongkrak pendapatan desa. Pada tahun 2022 misalnya, BumDes Arya Kamuning berhasil menyetorkan pendapatan desa sampai Rp 586 juta. Angka ini juga menunjukan kalau BumDes Arya Kamuning menjadi salah satu badan usaha desa di Kuningan yang memperoleh pendapatan tertinggi.
Kunci kesuksesan Iim dalam mengelola BumDes ini terletak pada penerapan manajemen yang baik. Di samping itu juga, Iim turut andil membantu warga di desanya dengan memberikan dana CSR sekitar Rp 132 juta.
"Kita juga membangun objek wisata Side Land ini dengan melibatkan warga Desa Kaduela juga. Kita pakai modal sendiri, sekitar Rp 2 miliar habis untuk pembangunan. Tapi baru sebulan dibuka, kita mendapatkan keuntungan sampai Rp 50 juta," jelasnya.
Melihat uraian di atas, sudah sewajarnya jika BumDes Arya Kemuning bisa menjadi contoh nyata kalau potensi ekonomi di desa dapat dijadikan tumpuan hidup warganya. Apalagi beberapa sektor potensial juga dikembangkan Iim.
"Kita punya usaha wifi, jadi kita mendekatkan warga Desa Kaduela dengan internet. Keberhasilan BumDes Arya Kamuning ini bisa menjadi contoh kalau potensi ekonomi di desa bisa dikembangkan," tutupnya.
(mso/orb)