Achmad Drajat (72) sang maha guru seni bela diri Tarung Derajat mengatakan, Tarung Derajat sudah dikenal di seluruh Indonesia. Banyak murid-muridnya yang mendirikan pusat latihan (satlat) di berbagai pelosok Indonesia dan mengemban tugas untuk mengembangkan seni bela diri ini.
Sejak didirikan tahun 1972, pria yang karib disapa Aa Boxer ini mengatakan jika dirinya sudah mencetak banyak murid untuk membesarkan Tarung Derajat di seluruh Indonesia.
"Angkatan pertama saya didik dan disebarluaskan karena sekolahnya yang menentukan dia boleh dari berbagai daerah, seperti di STKS sehingga dia pulang selesai kuliah di sini (di Bandung) lanjut di sana," kata Aa Boxer saat melakukan wawancara khusus bersama detikJabar di kediamannya yang berada di kawasan Buahbatu, Kota Bandung belum lama ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti diketahui, Tarung Derajat ini lahir karena tiga hal, pertama imajinasi, kedua kreativitas dan ketiga keberanian moral. Melalui seni bela diri ini, Aa Boxer juga ingin memperbaiki moralitas
"Ada satu instruksi, dirikan satlat di tempat terkumuh sekalipun dan kepada orang-orang yang dianggap berandal, dianggap negatif, kamu di situ masuk," ujar Aa Boxer. Pesan itu ia sampaikan kepada murid-muridnya.
"Kalau bisa menguasai lingkungan seperti itu, bisa jadi baik lingkungannya, orang-orang jadi baik karena perilaku kamu. Kan kalau ke sekolah atau kemana itu gampang karena itu orang baik. Kalau orang tidak baik jadi baik setelah kita latih itu keberhasilan," ungkap Aa Boxer.
Pada tahun 1988, Aa Boxer berhasil cetak puluhan murid yang di mana, mereka juga mendirikan satlat di tempat kelahirannya masing-masing.
"Angkatan pertama, tahun 1988, se-Indonesia yang berhak tarung 40 lebih. Tahun 1988-1994 (mencetak murid sebelum mereka membuka satlat)," ujarnya.
Disinggung terkait perbedaan seni bela diri Tarung Derajat dengan bela diri lainnya, Aa Boxer menyebut perbedannya bisa dilihat dari filosofinya.
"Perbedaan tentang filosofi dan berdirinya dan hakekat dari olahraga itu sendiri. Kita tidak membandingkan karena setiap bela diri memiliki keistimewaan masing-masing. Tarung Derajat salah satu kehormatan, tarung itu perjuangan, perkelahian, pertemuan, perjuangan yang keras, menggunakan otot, otak dan nurani untuk mencapai tingkat di dalam hidup dan kehidupannya," jelasnya.
"Kita berjuang untuk meraih harkat martabat di situ. Kita berjuang di situ, kita mau jadi manusia yang berhakikat manusia, melalui Tarung derajat kita bentuk, kita jadikan diri kita sendiri menjadi seorang manusia yang berhakikat manusia," pungkasnya.
(wip/yum)