Disdik Jabar Gandeng Budayawan untuk Tingkatkan Minat Baca-Tulis Siswa

Disdik Jabar Gandeng Budayawan untuk Tingkatkan Minat Baca-Tulis Siswa

Jihaan Khoirunnisaa - detikJabar
Kamis, 03 Nov 2022 12:57 WIB
Dinas Pendidikan Jawa Barat
Foto: dok. Dinas Pendidikan Jawa Barat
Jakarta -

Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Jawa Barat melalui Cabang Dinas Pendidikan (Cadisdik) Wilayah IX Jabar mendorong geliat literasi di sekolah. Salah satunya dengan menggandeng budayawan lokal atau praktisi lainnya untuk menumbuhkan semangat literasi peserta didik. Upaya tersebut salah satunya telah dilaksanakan oleh SMAN 1 Maja Kabupaten Majalengka sebagai sekolah pilot project.

Kepala Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan wilayah IX Provinsi Jawa Barat Dewi Nurhulaela mengatakan di era serba digital ini budaya literasi di kalangan siswa semakin berkurang. Konten yang bersifat visual justru digandrungi, ketimbang harus membaca atau menulis. Padahal menurutnya membangun budaya literasi menjadi modal untuk mengembangkan wawasan para siswa.

"Karena budayawan itu memiliki ciri dan karakter saat mengekspresikan ide dan gagasannya. Ini nilai jualnya sehingga siswa tidak jenuh serta bosan dalam menerima penyampaian materinya," ujar Dewi dalam keterangan tertulis, Kamis (3/11/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tujuan menggandeng budayawan maupun praktisi literasi agar lingkungan pendidikan menjadi wadah untuk mengembangkan budaya membaca dan menulis.

"Kita harapkan, nantinya pola dan strategi semacam ini dapat ditiru dan diikuti oleh sekolah lainnya. Karena selain di SMAN 1 Maja ini beberapa sekolah lainnya juga memiliki program gerakan literasi di sekolah," jelas Dewi.

ADVERTISEMENT

Dalam Program Literasi Sekolah terdapat sejumlah kegiatan yang bisa diikuti peserta didik secara berkala. Nantinya, setiap kelas mulai dari kelas X hingga XII, memiliki forum yang akan menjadi agen untuk menularkan semangat literasi kepada rekan-rekan sesama siswa.

Adapun program literasi diadakan secara rutin, yakni harian, mingguan, bulanan dan setiap satu semester. Untuk program harian, kata dia, peserta didik membaca buku-buku 15 menit sebelum pelajaran dimulai di kelas masing-masing dan menjadwalkan kegiatan literasi bagi setiap kelas di Pojok Literasi. Sementara untuk program mingguan, pihaknya menjadwalkan kegiatan literasi bagi setiap kelas di lapangan secara massal.

Sedangkan pada program bulanan akan diadakan kegiatan membaca buku di dalam kelas masing-masing. Kemudian para siswa diminta menuliskannya dalam pohon literasi.

"Nah untuk program semesteran, mengadakan lomba membuat pohon literasi antar kelas, mengadakan kegiatan bedah buku atau talk show dengan menampilkan nara sumber penulis dan sekaligus budayawan lokal," katanya.

Dia menilai adanya program terukur secara berkala tersebut terbukti efektif menumbuhkan semangat literasi dalam diri siswa. Dikatakannya, beberapa peserta didik di SMAN 1 Maja, Kabupaten Majalengka, kini sudah mulai berani untuk membuat karya tulis.

Adapun karya yang dibuat oleh siswa di antaranya majalah dengan nama 'Jejak' yang mengupas mulai dari tokoh-tokoh besar asal Majalengka, cerita pendek, urban legend lokal, puisi hingga tempat wisata. Ada pula 'Dingdong Magazine' dengan rubrik yang serupa.

"Seiring berjalannya waktu dan terus belajar, saya yakin pasti karya-karya kedepan akan semakin jauh lebih baik dan bermanfaat," tutur Dewi.

Klik Selanjutnya

Sementara itu, budayawan sekaligus penulis asal Majalengka Oom Somara de Uci menuturkan banyak manfaat yang diperoleh melalui membaca. Salah satunya yaitu meningkatkan dan memperluas wawasan dan pengetahuan.

"Dan juga cakrawala tentang beragam informasi yang hadir saat ini maupun di masa lalu. Ini dapat menunjang sumber ilmu pengetahuan," katanya.

Selain membaca, menulis juga bermanfaat untuk mempertajam daya analisisa terhadap suatu persoalan. Dengan menulis, maka otak akan semakin terasah dan akhirnya memiliki pemikiran yang lebih tajam dan kritis.

"Menulis juga akan membuat ilmu pengetahuan kita semakin bertambah, karena orang menulis pasti rajin membaca. Oleh karena itu, mari kita tumbuhkan budaya membaca dan menulis di kalangan pelajar dan itu mutlak dilakukan tanpa alasan apapun," katanya.

Di sisi lain, Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat Dedi Supandi mengatakan, peserta didik sebagai generasi penerus bangsa tidak hanya dituntut pintar dalam bidang pelajaran. Di sisi lain, diperlukan kemampuan berpikir kritis guna membantu dalam mengambil keputusan. Untuk mencapai itu, maka perlu adanya budaya literasi yang baik.

"Agar terwujudnya sebuah bangsa yang maju, maka secara historis itu harus didukung dengan tingkat literasi yang tinggi. Itu merupakan salah satu faktornya. Karena melalui semangat literasi itu dapat mengasah kemampuan dalam menangkap dan memahami informasi," ujar Dedi.

Dia berharap dengan adanya budaya atau tradisi literasi yang baik maka akan membawa kemajuan baik secara individu, masyarakat maupun bangsa. Karena itu, dia mengajak serta komunitas serta kelompok masyarakat untuk ikut menggelorakan semangat literasi di sekolah.

"Karena literasi ini bukan sekadar kemampuan membaca atau menulis ya, tapi lebih dari itu. Literasi ini luas, berkaitan dengan setiap individu untuk memaksimalkan potensi dan keterampilannya," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Bedah Perbedaan Penetapan Jam Masuk Sekolah Jakarta-Jabar"
[Gambas:Video 20detik]
(prf/ega)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads