Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melali Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan Teknik (ORIPT) tengah mengembangkan mobil listrik tanpa awak atau pengemudi. Mobil listrik ini digadang-gadang bakal menjadi sarana transportasi di ibu kota negara (IKN) baru.
Dilihat detikcom, mobil listrik yang bersifat otonom atau tanpa pengemudi ini bernama MeVI-TDS (Micro Electric Vehicle-Teleoperated Driving System). Kendaraan ini sejatinya dikemudikan dari jarak jauh.
Secara desain, MEVi-TDS ini dilengkapi dengan 4 buah lampu LED di bagian depan, lampu rem berbentuk oval di bagian belakang, serta 6 lampu LED membentuk segitiga sebagai lampu sein.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di bagian kap atas, ditambahkan lampu rotator berwarna yang akan menyala sebagai alarm jika terjadi kegagalan fungsi dari teleoperation.
Plt Kepala Pusat Tenaga Listrik dan Mekatronik yang juga sebagai Koordinator PRN Kendaraan listrik Haznan Abimanyu mengatakan pengembangan kendaraan itu berawal dari pernyataan Presiden Joko Widodo yang mencanangkan semua moda transportasi di Indonesia harus ramah lingkungan.
"Untuk konsepnya kita ingin membantu mewujudkan keinginan Pak Jokowi yang mencanangkan bahwa di ibu kota baru nanti itu tidak ada asap. Hingga kami mengembangkan kendaraan listrik yang otonom ini," kata Haznan saat diwawancarai di BRIN Kawasan Multisatker Kota Bandung, Rabu (16/2/2022).
Haznan menyampaikan kendaraan listrik otonom itu mulai dikembangkan di tahun 2021 dengan sumber daya gabungan peneliti. Untuk saat ini kendaraan listrik itu masih bersifat prototipe dengan satu orang penumpang.
Selain dicanangkan untuk menjadi transportasi di IKN, kendaraan listrik ini juga dikembangkan untuk menjadi transportasi di wilayah tertentu seperti bandara dan rumah sakit. Namun kendaraan ini tidak memungkinkan untuk digunakan di jalan raya.
"Konsep awalnya adalah untuk ibu kota baru atau dikembangkan untuk wilayah tertentu misal bandara, rumah sakit, komplek perumahan. Saya kira tidak bisa dikendarai untuk dipakai di jalan umum karena belum ada regulasi dan track-nya harus khusus," ungkapnya.
MEVi-TDS memiliki dimensi panjang 1.475 mm, lebar 990 mm dan tinggi 1.470 mm dengan berat sekitar 80 kg yang disertai dengan velg 8 inc. Kendaraan listrik otonom ini juga dilengkapi baterai lithium ion 48 Volt 12 Ah.
Sementara itu, Dikdik Krisnandi selaku Tim Peneliti Kendaraan Listrik BRIN mengungkapkan karena menggunakan baterai 12 Ah, MEVi-TDS baru bisa dipakai paling lama 46 menit dengan kecepatan maksimal 10,88 km perjam.
"Kita kecepatan realnya 10,88 km per jam. Kenapa dibatasi, karena motornya tidak besar, ini tanpa pengemudi ya makanya cukup lah kalau 10,88 km perjam. Nantinya kalau sudah lancar bisa dinaikkan lagi kecepatannya," ujar Dikdik.
MeVi-TSD juga diketahui menggunakan motor BLDC (motor brushless dc) 750 Watt dengan tenaga 1 HP, torsi 2,36 Nm yang mampu mengangkat beban hingga 600 Kg. Selain itu motor ini juga dilengkapi dengan 6 sensor ultrasonik sebagai sensor jarak, sensor IMU untuk mengetahui orientasi kendaraan, GPS untuk mengetahui posisi secara tepat dan 4 buah kamera yang berfungsi sebagai vision.
Dikdik menyampaikan jika pusat pengendali sebagai pemroses data di MEVi - TDS menggunakan Nvidia Jetson AGX Xavier yang akan berkomunikasi dengan workstation di command station menggunakan jaringan WiFi AC.
"Topologi infrastruktur telekomunikasi yang digunakan adalah topologi jaringan wireless multihop," pungkasnya.
(bba/mso)