Round Up

Narasi Fiktif Perselingkuhan dan Kelakuan Janggal ART Pembunuh Dea

Tim detikJabar - detikJabar
Jumat, 15 Agu 2025 06:30 WIB
TKP ditemukannya IRT tewas di Purwakarta (Foto: Dian Firmansyah/detikJabar)
Purwakarta -

Puzzle misteri kematian Dea Dea Permata Kharisma (27), satu per satu mulai naik ke permukaan. Ia adalah korban pembunuhan yang dilakukan asisten rumah tangga (ART) sendiri bernama Ade Mulyana (26) pada Selasa (12/8/2025).

Bahkan, narasi-narasi fiktif yang coba diskenario Ade Mulyana akhirnya terbantahkan. Salah satu cerita paling keji bahkan menyudutkan korban telah berselingkuh dengan seseorang.

Dalam perbincangannya, suami Korban, Fery Riyana (38), mengungkap fakta-fakta yang selama ini terjadi. Ia bersama sang istri kerap menerima ancaman yang seolah-olah benar terjadi, namun usut punya usut ternyata itu hanyalah karangan pelaku.

"Jadi pelaku ini selalu bilang ada orang yang datang malam-malam ke rumah, ada orang dari desa, ada yang membegal di jalan, pernah saya bawa golok sama pelaku ngejar orang, tapi aneh masa iya orang itu langsung hilang," ucap Fery di temui di rumah mertuanya di wilayah Sadang, Kamis (14/08/2025).

Fery terus menceritakan, ancaman dan teror yang dialami bukan sekali dua kali, bukan hanya datang ke rumah melainkan melalui pesan elektronik. Ia mengarahkan pelaku yang melakukan ancaman itu adalah seorang perempuan, yang menarasikan korban Dea itu berselingkuh dengan suaminya.

"Teror juga dalam bentuk pesan WA, nomor tidak dikenal. Dia bilang istri saya berselingkuh. Pesannya jangan dekati Fadel ke istri saya, Fadel itu adalah teman istri saya yang dimasukkan bekerja oleh istri saya. Jadi seolah-olah istri Fadel yang meneror istri saya," katanya.

Tak sampai di situ, cerita pembegalan yang dialami istri dan pembantunya membuat sang suami semakin khawatir sehingga ia meminta pelaku seakan menjadi pengawal istrinya.

Foto Dea Permata Karisma semasa hidup. Foto: istimewa

Namun ia tidak pernah menaruh kecurigaan kepada pelaku karena keluarga korban sudah menganggap keluarga, hal itu berawal dari orang tua pelaku yang sudah belasan tahun jadi ART keluarga besar korban.

"Ibu pelaku belasan tahun jadi ART mamah, ibu ART punya anak, anaknya itu jadi pembantu di saya. Saya juga enggak nganggap pembantu jadi makan rokok apa pun jangan sampai kekurangan. Karena saya kerja, dan udah percaya sama pelaku saya suruh jaga istri, dan bantu-bantu istri kalau lagi ada event atau acara," imbuhnya.

Suami korban lantas berbagi cerita ke anggota Polres Purwakarta yang bertugas di Jatiluhur, namun ia belum sempat melaporkan secara resmi perihal ancaman yang selama ini terjadi, hanya disarankan untuk memasang CCTV.

"Saya konsul ke polisi itu di bulan Juli, kemudian di tanggal 5 Agustus saya pasang CCTV, setelah pasang CCTV enggak ada tuh ancaman atau teror. Saya juga bilang ke Ade (pelaku), pelaku teror bakal bisa ditangkap," tegasnya.

Setelah terpasang CCTV hanya sekitar seminggu terjadi aksi pembunuhan oleh pembantunya sendiri, sementara untuk motif dan cara pelaku menghabisi nyawa istrinya belum diketahui.

"Saya enggak tahu motifnya apa, kalau suka sama istri saya, kenapa enggak saya yang dibunuhnya. Mudah-mudahan polisi bisa mengungkapnya," tuturnya.




(ral/dir)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork