ART Tebar Ancaman Fiktif Sebelum Khianati-Bunuh Dea Purwakarta

ART Tebar Ancaman Fiktif Sebelum Khianati-Bunuh Dea Purwakarta

Dian Firmansyah - detikJabar
Kamis, 14 Agu 2025 12:55 WIB
Suami Korban Ungkap Ancaman Ke Keluarga Hanya Karangan Bohong Pelaku
Suami Korban Ungkap Ancaman Ke Keluarga Hanya Karangan Bohong Pelaku (Foto: Dian Firmansyah/detikJabar)
Purwakarta -

Polisi sudah menangkap pelaku pembunuh Dea Permata Kharisma (27) yang ditemukan tewas bersimbah darah di dalam rumahnya di Jatiluhur, Purwakarta. Pelaku ternyata pembantunya sendiri, Ade Mulyana (26) yang sudah dianggap adik oleh korban.

Suami Korban, Fery Riyana (38) mengungkap fakta-fakta yang terjadi selama ini terjadi, ia bersama istri kerap menerima ancaman yang seolah-olah benar terjadi, namun usut punya usut ternyata itu hanyalah karangan pelaku.

"Jadi pelaku ini selalu bilang ada orang yang datang malam-malam ke rumah, ada orang dari desa, ada yang membegal di jalan, pernah saya bawa golok sama pelaku ngejar orang, tapi aneh masa iya orang itu langsung hilang," ucap Fery di temui di rumah mertuanya di wilayah Sadang, Kamis (14/08/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Fery terus menceritakan, ancaman dan teror yang dialami bukan sekali dua kali, bukan hanya datang ke rumah melainkan melalui pesan elektronik. Ia mengarahkan pelaku yang melakukan ancaman itu adalah seorang perempuan, yang seolah-olah korban Dea itu berselingkuh dengan suaminya.

"Teror juga dalam bentuk pesan WA, nomor tidak dikenal. Dia bilang istri saya berselingkuh. Pesannya jangan dekati Fadel ke istri saya, Fadel itu adalah teman istri saya yang dimasukkan bekerja oleh istri saya. Jadi seolah-olah istri Fadel yang meneror istri saya," katanya.

ADVERTISEMENT

Tak sampai di situ, cerita pembegalan yang dialami istri dan pembantunya membuat sang suami semakin khawatir sehingga ia meminta pelaku seakan menjadi pengawal istrinya.

Namun ia tidak pernah menaruh kecurigaan kepada pelaku karena keluarga korban sudah menganggap keluarga, hal itu berawal dari orang tua pelaku yang sudah belasan tahun jadi ART keluarga besar korban.

"Ibu pelaku belasan tahun jadi ART mamah, ibu ART punya anak, anaknya itu jadi pembantu di saya. Saya juga enggak nganggap pembantu jadi makan rokok apa pun jangan sampai kekurangan. Karena saya kerja, dan udah percaya sama pelaku saya suruh jaga istri, dan bantu-bantu istri kalau lagi ada event atau acara," imbuhnya.

Suami korban lantas berbagi cerita ke anggota Polres Purwakarta yang bertugas di Jatiluhur, namun ia belum sempat melaporkan secara resmi perihal ancaman yang selama ini terjadi, hanya disarankan untuk memasang CCTV.

"Saya konsul ke polisi itu di bulan Juli, kemudian di tanggal 5 Agustus saya pasang CCTV, setelah pasang CCTV enggak ada tuh ancaman atau teror. Saya juga bilang ke Ade (pelaku), pelaku teror bakal bisa ditangkap," tegasnya.

Setelah terpasang CCTV hanya sekitar seminggu terjadi aksi pembunuhan oleh pembantunya sendiri, sementara untuk motif dan cara pelaku menghabisi nyawa istrinya belum diketahui.

"Saya enggak tahu motifnya apa, kalau suka sama istri saya, kenapa enggak saya yang dibunuhnya. Mudah-mudahan polisi bisa mengungkapnya," pungkasnya.

(yum/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads