Polisi tengah memburu seorang pelaku penipuan dan penggelapan dana tabungan hari raya (tahara) milik ratusan warga di Sukabumi, Jawa Barat. Total kerugian diperkirakan mencapai Rp1 miliar.
Kasat Reskrim Polres Sukabumi Kota AKP Tatang Mulyana mengatakan, kasus ini mencuat setelah puluhan agen tahara melaporkan kehilangan tabungan yang mereka kumpulkan selama berbulan-bulan untuk persiapan Lebaran. Tabungan tersebut dikelola oleh seorang oknum yang mengaku, sebagai pengelola arisan dan tabungan hari raya di wilayah tersebut.
"Saat mendekati pencairan, pelaku menghilang dan tidak bisa dihubungi. Kami telah menerima sejumlah laporan dan sedang melakukan penyelidikan untuk menangkap pelaku," kata Tatang kepada detikJabar, Senin (24/3/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hingga saat ini, polisi telah mengidentifikasi identitas pelaku. Masyarakat diimbau untuk berhati-hati dalam berinvestasi atau menabung di lembaga yang tidak resmi.
Kasus ini masih dalam penyelidikan lebih lanjut. Polisi meminta warga yang merasa menjadi korban untuk segera melapor guna mempercepat proses hukum.
Salah satu korban, Ratih (27) mengatakan, pertamanya ia mengenal terduga pelaku di lingkungan pekerjaan. Usaha penyimpanan tabungan hari raya yang dijalankan terduga pelaku, kata dia, sudah berlangsung selama 4-5 tahun.
"Aku ikutan sudah ketiga tahun, nah tahun sekarang aku nyobain buat jadi agen karena diajakin sama dia (DS). Awalnya baik-baik aja, pas hari Rabu ditelepon sama agen-agen lain katanya dia (DS) kabur," kata Ratih.
Bentuk tabungan yang mereka simpan yaitu uang tunai. Rencananya pada H-7 sebelum Lebaran, hasilnya akan dibagikan dalam bentuk uang dan parsel.
Setiap bulannya, para anggota member menabung mulai dari Rp50 ribu hingga Rp2 juta selama satu tahun. Ratih mengatakan, sejak menjadi agen setidaknya ada 21 orang member yang berada di bawah tanggungjawabnya.
"Uang semuanya dikasihkan ke owner. Ada yang Rp60 juta, Rp50 juta, Rp30 juta, ada yang mau Rp100 juta juga. Keseluruhan agen bisa Rp1 miliar lebih," ungkapnya.
"Kalau (member) yang pengertian kan sama-sama kena musibah ya, kalau yang nggak ngerti ngedesak ke para agen. Sedangkan agen juga kan harus minta ke siapa, sama-sama korban juga," sambung Ratih.
Ratih juga menerangkan, para agen sempat mendatangi kontrakan terduga pelaku. Namun, kontrakan itu ternyata sudah kosong tak berpenghuni.
"Harusnya sudah dibagikan. Biasanya seminggu sebelum lebaran sudah persiapan dibagikan, terakhir komunikasi juga dia menjanjikan tanggal 23 Maret mau dibagikan semua, tahunya kan sebelum hari H dia sudah kabur," kata dia.
"Iming-iming paling pas dibagikan saja jadi dapat uang pecahan baru yang kecil otomatis kan mau biar nggak tukar ke bank ikut tahara saja," tutup dia.
(mso/mso)