Polisi mulai mengungkap motif di balik pertikaian berdarah saudara kandung, yang terjadi di Kampung Burujul, Kelurahan Setiaratu Kecamatan Cibeureum, Kota Tasikmalaya, Kamis (13/2/2025) petang.
Pria berinisial R (21) nekat membacok E (32), akibat kesal dengan perilaku kakak kandungnya itu.
Berdasarkan hasil penyelidikan polisi, sang kakak E selama ini kerap berperilaku yang membuat tersinggung R. Bahkan E juga beberapa kali bertingkah kepada orang tuanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Motifnya sakit hati karena si kakaknya ini sering marah-marah di rumahnya, baik ke si adiknya atau pun kepada orang tuanya," kata Kasat Reskrim Polres Tasikmalaya Kota, AKP Herman Saputra, Kamis (13/2/2025) malam.
Pihaknya juga sudah mengkonfirmasi kebenaran bahwa korban dan pelaku ini saudara kandung. "Memang benar korbannya kakak kandung," kata Herman.
Untuk kondisi korban sendiri, saat sedang menjalani perawatan intensif di rumah sakit. E mengalami luka bacokan celurit di tiga bagian tubuhnya, dua diantaranya adalah di bagian punggung dan leher.
"Untuk luka yang dialami korban cukup parah, dan sekarang sudah dirujuk ke rumah sakit, perkembangannya belum belum monitor lagi. Kalau nggak salah ada tiga titik, ada di leher dan punggung dan satu titik lain," kata Herman.
Terkait senjata tajam yang sudah diamankan, Herman membenarkan salah satunya adalah celurit berukuran panjang.
"Itu celurit tapi gede, kaya celurit Madura itu, tajam," kata Herman.
Selain itu diketahui pula jika korban dan pelaku selama ini dikenal bekerja sebagai juru tagih alias debt collector.
"Saya belum mendalami pekerjaan mereka apa, ibunya kerja apa, yang pasti katanya si kakak adik itu DC," kata Herman.
Insiden berdarah itu membuat geger warga Tasikmalaya.
Informasi yang dihimpun, peristiwa itu terjadi sekitar pukul 15.30 WIB di rumah mereka. E dan R terlibat pertengkaran yang dipicu oleh persoalan harta benda.
Pertengkaran semakin memanas sehingga mulai terjadi kontak fisik.
R yang sudah terbakar emosi lalu menghunus celurit dan menghujamkan ke tubuh kakaknya.
Maman Sulaeman (68) salah seorang tetangga korban mengatakan saat kejadian dirinya hanya mendengar teriakan histeris.
Saat dihampiri, Maman menyaksikan E sudah terkapar bersimbah darah, sambil dipegangi ibunya.
"Egis sudah tergeletak di bawah, dipegang sama ibunya, terlihat juga celurit tergeletak di jalan," kata Maman.
Salah seorang anggota keluarga itu, kemudian meminta Maman mengamankan celurit tersebut. "Dari situ saya tahu, kakaknya yang dibacok," kata Maman.
Namun demikian Maman mengaku tidak tahu bagaimana detail kronologis pertengkaran berdarah saudara kandung itu. Hanya saja, E dan R selama ini sering terlibat pertengkaran, hubungan keduanya kurang harmonis meski tinggal serumah. "Kalau adu mulut memang sering terdengar," kata Maman.
Saat itu E langsung dibawa ke RSUD dr Soekardjo untuk mendapatkan perawatan. Polisi yang datang kemudian mengamankan R yang masih berada di dalam rumah. Dia kemudian digiring polisi ke Mapolres Tasikmalaya Kota.
Selain mengamankan R, polisi juga terlihat mengamankan barang bukti berupa celurit panjang yang masih berlumuran darah serta sebilah celurit yang berukuran lebih kecil.
(mso/mso)