Knalpot Bising Picu Aksi Brutal Penganiayaan Pelajar di Tasikmalaya

Knalpot Bising Picu Aksi Brutal Penganiayaan Pelajar di Tasikmalaya

Faizal Amiruddin - detikJabar
Rabu, 25 Sep 2024 15:32 WIB
Lokasi remaja ditemukan tewas di Jalan Letjen Mashudi Kota Tasikmalaya.
Lokasi remaja ditemukan tewas di Jalan Letjen Mashudi Kota Tasikmalaya. (Foto: Faizal Amiruddin/detikJabar)
Tasikmalaya -

Kebrutalan 9 tersangka yang menganiaya Ghazwan Ghaisan M Syakir (14) hingga meninggal dunia di Jalan Letjen Mashudi, akhir pekan lalu, ternyata didorong oleh motivasi kekesalan terhadap pengguna kenalpot bising.

Sekelompok anak muda ini sengaja mengadang sepeda motor berkenalpot bronk yang melintas pada Minggu (22/9) dini hari. Kasat Reskrim Polres Tasikmalaya Kota, AKP Herman Saputra membenarkan hal tersebut.

"Jadi sebelum kejadian mereka melempar satu motor lain yang berkenalpot bronk, tapi tidak kena. Nah ketika korban melintas, dia kena kemudian terjadi kekerasan," kata Herman, Rabu (25/9/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Aksi yang oleh masyarakat Tasikmalaya disebut dengan istilah 'nagenan' tersebut, didorong oleh kekesalan anak-anak muda ini, akan banyaknya pengendara sepeda motor berkenalpot bising yang melintas. Polisi juga menemukan fakta bahwa para pelaku dalam keadaan mabuk minuman keras. Sehingga perilaku mereka tak terkendali bahkan cenderung brutal.

Nahas bagi Ghazwan yang saat itu melintas sambil membonceng temannya Fajri. Ketika itu Ghazwan memang mengendarai sepeda motor bebek berwarna biru yang menggunakan kenalpot bising. Sehingga ketika melintas, dia langsung jadi sasaran kelompok anak muda ini. Padahal lokasi kejadian jaraknya hanya sekitar 100 meter dari rumah Ghazwan yang saat itu memang hendak pulang ke rumahnya.

ADVERTISEMENT

"Para tersangka menunggu di pinggir jalan dengan menyiapkan alat berupa kayu, bambu dan batu. Ketika korban melintas para tersangka langsung melempari dengan batu," kata Herman.

Setelah itu, salah seorang tersangka mengadang laju sepeda motor dengan menggunakan bambu, sehingga sepeda motor korban terjatuh.

"Setelah terjatuh para tersangka menghampiri korban dan langsung melakukan kekerasan fisik hingga kedua korban tak sadarkan diri. Para tersangka lalu meninggalkan TKP," kata Herman. Saat ditemukan warga, Ghazwan sudah meninggal dunia sementara Fajri temannya dalam kondisi pingsan.

Setelah insiden itu para tersangka langsung kabur. Ironisnya sebagian pelaku ternyata mengenal korban. Bahkan korban dan para pelaku tinggal dalam satu lingkungan Kelurahan Setiajaya Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya.

Setelah melakukan serangkaian penyelidikan, polisi akhirnya menetapkan 9 tersangka dalam kasus ini. Enam tersangka diantaranya merupakan anak di bawah umur.

Tiga tersangka dewasa terdiri dari pria berinisial CM (22), DMY (19) dan AMA (18) ketiganya warga Kampung Negla Kelurahan Setiajaya, Kecamatan Cibeureum.

Sementara 6 anak berhadapan dengan hukum, masing-masing berinisial K (15), AF (16), RR (16), AS (17), MF (16) dan AJ (17). Enam anak ini juga merupakan warga Kampung Negla.




(dir/dir)


Hide Ads