Kematian Ghazwan Ghaisan M Syakir (14) seorang pelajar yang ditemukan terkapar di Jalan Letjen Mashudi, Kota Tasikmalaya meninggalkan duka mendalam bagi keluarga. Sebelumnya, jenazah Ghazwan ditemukan pada Minggu (22/9/2024) dini hari.
Pada Minggu tengah malam, setelah selesai menjalani autopsi, jenazah Ghazwan langsung diserahkan kepada pihak keluarga di Kampung Pelang Kelurahan Sukamanah, Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya.
Ratusan orang menyambut haru kedatangan jenazah. Beberapa orang yang merupakan keluarga inti Ghazwan sempat histeris. Saat itu juga jenazah disalatkan kemudian dimakamkan di TPU setempat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Eris (40) ayah korban tak dapat menyembunyikan kesedihannya. Dia berharap polisi bisa mengungkap tuntas kasus kematian anaknya yang hingga kini masih misteri.
Meski demikian Eris meyakini anaknya meninggal bukan akibat kecelakaan lalu lintas, melainkan akibat dianiaya.
"Ini mah pasti ada yang menyiksa, luka di kepalanya parah sekali. Makanya kami berharap polisi bisa menangkap pelakunya, kami inginkan keadilan," kata Eris.
Asumsi Eris tersebut dikuatkan dengan temuan barang bukti di lokasi kejadian, dimana polisi telah mengamankan potongan bilah kayu, batu dan lainnya.
"Kan jelas itu ditemukan batu dan kayu, makanya kami juga merelakan untuk dilakukan autopsi karena ingin kasus ini terungkap," kata Eris.
Beberapa jam sebelum kejadian, Eris mengatakan Ghazwan sempat datang ke Pasar Cikurubuk tempat dirinya berjualan buah-buahan.
"Terakhir ketemu sekitar jam 11 malam, dia datang sama temannya. Minta uang, saya kasih Rp 20 ribu," kata Eris.
Saat itu Ghazwan mengaku baru pulang dari objek wisata pemandian air panas Citiis. Eris kala itu mengingatkan anaknya untuk pulang ke rumah neneknya. Selama ini Ghazwan memang tinggal bersama neneknya, tak jauh dari lokasi kejadian.
"Malam itu saya suruh pulang karena sudah larut malam, saya bilang takut ada geng motor. Dia bilang iya, makanya kejadiannya juga kan tak jauh dari rumah neneknya, jarak sekitar 100 meter," kata Eris.
Aan Armilah, nenek korban menambahkan Ghazwan pamit dari rumahnya pada Sabtu malam, selepas maghrib. Dia keluar rumah karena dijemput oleh teman sekolahnya Fajri.
"Dijemput temannya, katanya mau main. Saya juga sudah ingatkan agar jangan pulang larut malam. Eh ternyata malah begini jadinya," kata Armilah berlinang air mata.
Pesepakbola Muda
Sosok Ghazwan sendiri ternyata pelajar yang memiliki prestasi di bidang olah raga sepakbola. Selain menimba ilmu di MTsN 3 Kota Tasikmalaya, Ghazwan juga merupakan siswa SSB Putra Junior Tasikmalaya.
Nama Ghazwan tercatat sebagai pemain inti Persikotas U-14. Bermain di posisi bek kiri, remaja dengan nomor sepatu 43 ini sudah sering mengikuti laga di berbagai tingkatan kompetisi.
"Main bola sudah ke mana-mana, dari tingkat kabupaten sampai tingkat nasional. Kemarin juga dia baru selesai ikut seleksi di Persik Kediri. Dia terkenal sebagai bek tangguh," kata Armilah. Tak heran jika proses pemakaman remaja yang satu ini diikuti oleh ratusan orang, yang diantaranya insan sepakbola Tasikmalaya.
(yum/yum)