Persoalan Sepele Bikin 2 Pelajar Bandung Aniaya Teman hingga Tewas

Round Up

Persoalan Sepele Bikin 2 Pelajar Bandung Aniaya Teman hingga Tewas

Tim detikJabar - detikJabar
Kamis, 23 Mei 2024 08:00 WIB
Ilustrasi penganiayaan (dok detikcom)
Foto: Ilustrasi pengeroyokan (dok detikcom)
Bandung - Dua pelajar di Kota Bandung berinisial GDH (15) dan AJ (17) ditangkap polisi usai menganiaya temannya R (17) hingga tewas. Perisitiwa penganiayaan itu terjadi pada 2 April 2024 di Jalan Pesantren, Arcamanik.

Sempat mendapat perawatan di rumah sakit selama tiga hari, nyawa korban tidak tertolong dan meninggal dunia. Usut punya usut, kedua pelaku nekat menganiaya korban hingga tewas gegara dendam dan iri.

Sebelum peristiwa penganiayaan itu terjadi, korban R sempat bertemu dengan pacar dari pelaku GDH. Korban kemudian menyenggol gadis tersebut dan diketahui oleh pelaku.

"Informasi yang kita dapatkan bukan langsung dari kedua pelaku yakni GH dan AJ, pelaku GH ini ada ceweknya sekolah yang sama. Tersenggol korban dan melapor ke pelaku," kata Kasatreskrim Polrestabes Bandung AKBP Abdul Rahman, Rabu (22/5/2024).

Usai kejadian bersenggolan itu, GDH merasa dendam oleh korban. Selain itu, pelaku juga sudah lama merasa iri karena korban dikenal sebagai sosok yang pandai dan gagah di sekolah. Karena itulah, pelaku kemudian nekat menganiaya korban hingga akhirnya tewas.

"Jadi korban ini anak pandai dan gagah, diduga G iri," ucapnya.

Mendapat keterangan itu, Rahman menyebut polisi akan memanggil pacar dari pelaku GDH untuk dimintai keterangan. Namun menurutnya, sejak peristiwa penganiayaan itu terjadi, gadis tersebut tidak pernah masuk sekolah.

"Cewek dari pelaku akan dimintai keterangan. Cewek itu tidak masuk sekolah sejak kami lakukan penggalian, ini dia tidak masuk sekolah dua hari terakhir. Kami akan memanggil perempuan itu dalam waktu dekat," ujarnya.

Rahman juga mengungkap hasil ekshumasi yang dilakukan terhadap jasad korban. Menurutnya ditemukan pembengkakan pada bagian atas kepala yang diduga karena pukulan benda tumpul.

"Hasil autopsi setelah ekshumasi, ditemukan retakan di kepala diakibatkan hantaman yang begitu keras. Hasil tertulis belum diterima. Tongkatnya (yang diduga digunakan untuk menganiaya korban) belum diterima," tutup Rahman.


(bba/dir)


Hide Ads