Japar yang Gelap Mata Habisi Bocah Peniru Suara Katak

Jabar X-Files

Japar yang Gelap Mata Habisi Bocah Peniru Suara Katak

Ony Syahroni - detikJabar
Senin, 15 Apr 2024 11:00 WIB
A cute little slimy green tree frog sitting on a log.  Shallow depth of field.
Ilustrasi katak. (Foto: Getty Images/iStockphoto/GT-DZR)
Cirebon -

Bagi masyarakat yang tinggal di pedesaan, mendengar suara katak bisa dibilang menjadi hal biasa. Terlebih selepas turun hujan, suara katak biasanya akan saling bersahutan.

Tapi bagaimana jika suara katak justru membawa petaka hingga membuat seorang bocah kehilangan nyawa? Hal ini dialami Kacung, bocah di Cirebon yang tewas akibat ditikam hanya gegara menirukan suara katak.

Pelaku dalam aksi pembunuhan terhadap bocah bernama Kacung itu adalah Japar. Pelaku merupakan seorang pria yang berasal dari Desa Sindanglaut, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Peristiwa berdarah itu terjadi pada tahun 1939. Sejumlah koran berbahasa Belanda pun turut mewartakan peristiwa mengerikan itu. Beberapa koran berbahasa Belanda yang menyoroti kejadian tersebut di antaranya adalah Bataviaasch Nieuwsblad dan De avondpost.

Dalam memuat peristiwa penusukan itu, beberapa koran berbahasa Belanda membuat berita dengan judul 'Kacung ditikam hingga tewas karena suara katak yang serak'. Lantas, apa sebenarnya yang membuat Japar gelap mata hingga tega menghabisi nyawa seorang anak kecil?

ADVERTISEMENT

Kejadian ini berawal saat Japar merasa sangat terganggu dengan adanya suara katak. Suara katak itu kerap terdengar setiap kali Japar ingin tidur maupun ketika sedang bekerja. Suara katak itu membuyarkan konsentrasi Japar.

Dengan diselimuti rasa kesal, Japar memutuskan ke luar rumah untuk mencari sumber suara katak yang membuatnya merasa terganggu. Upaya Japar untuk mencari sumber suara itu berlangsung hingga beberapa kali.

"Djapar begitu jengkel dan tidak senang sehingga ia meninggalkan rumah lebih dari satu kali untuk mencari katak yang membuat hidupnya seperti neraka," tulis koran berbahasa Belanda, Bataviaasch Nieuwsblad edisi 27 Januari 1939.

Hingga suatu ketika, Japar akhirnya menemukan sumber suara itu yang ternyata berasal dari seorang bocah bernama Kacung. Anak kecil itu begitu pandai menirukan suara katak.

Namun, apa yang dilakukan anak kecil tersebut membuat Japar merasa sangat terganggu. Saat melihat anak kecil itu, Japar merasa geram. Ia jengkel dan tersulut amarah yang begitu memuncak.

Japar yang gelap mata kemudian melakukan tindakan sadis. Ia menikam anak kecil itu menggunakan sebilah pisau tajam. Bocah kecil itu pun seketika tergeletak dan tewas akibat terhunus pisau yang dilayangkan Japar.

Entah apa yang terlintas dalam pikiran Japar setelah menghabisi nyawa bocah kecil itu. Namun yang pasti, apa yang dilakukan Japar, membuatnya harus berhadapan dengan hukum.

Japar ditahan dan meringkuk di dalam ruang tahanan sembari menunggu kasusnya disidangkan. Seiring berjalannya waktu, sidang kasus pembunuhan yang dilakukan oleh Japar pun tiba.

Japar menjadi pesakitan atas kasus pembunuhan terhadap seorang bocah. Ia diadili di sebuah Pengadilan Negeri era pemerintahan Hindia-Belanda saat itu.

Selama menjalani persidangan atas kasus tersebut, sepertinya Japar mendapatkan beberapa hal yang meringankan. Hingga akhirnya, ia pun hanya dijatuhi hukuman penjara selama 3 tahun.

"Tampaknya dia telah menemukan banyak keadaan yang meringankan. Hukuman atas kejahatan ini hanya tiga tahun penjara," tulis Bataviaasch Nieuwsblad.

Jabar X-Files merupakan rubrik khas detikJabar yang menyajikan beragam kejadian kriminal atau kejadian luar biasa yang pernah menyita perhatian publik.

(orb/orb)


Hide Ads