Kemeriahan terjadi saat gelaran pesta laut ke-56 tahun di laut utara wilayah Kecamatan Blanakan, Kabupaten Subang, Jawa Barat, pada Minggu (1/10/2023). Pesta laut ini mayoritas diisi oleh para nelayan yang berada di Blanakan.
Gelaran pesta laut yang dilakukan ini bertajuk KUD Mina Fajar Sidik ke-56 tahun. Terdapat beberapa prosesi dalam pesta laut ini, salah satunya pelepasan dongdang (alat pikul dari bambu) yang berisikan kepala hewan kerbau ke laut lepas yang jaraknya sekitar 5 Kilometer.
Menurut Ketua KUD Mina Fajar Sidik yang juga selaku panitia, Dasan, upacara adat dengan ngarung dongdang berisi kepala Kerbau ke tengah laut sebagai tradisi yang dilakukan oleh leluhur dengan tujuan memberikan rasa syukur untuk hasil ikan yang selalu didapatkan semua nelayan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dalam acara ini, masyarakat dan nelayan tampak antusias dan tumpah ruah ke tengah laut menggunakan puluhan kapal menyaksikan berlangsungnya pelepasan dongdang," ujar Dasan.
Dasan mengatakan, selain syukuran atas penghasilan nelayan, pesta laut dengan menelan biaya Rp. 500 juta tersebut digelar juga untuk menjaga tradisi leluhur sebagai adat budaya yang senantiasa harus dilestarikan karena bisa menjadi daya tarik bagi para wisatawan baik lokal maupun luar daerah.
"Pesta laut ini diharapkan bisa membawa dampak baik bagi nelayan terutama terkait keselamatan dan tangkapan melimpah, agar lebih nyaman dan lebih maju sehingga mendorong aktifitas nelayan yang semakin lancar sehingga nelayan Blanakan bisa sejahtera," katanya.
Dasan mengungkap, bahwa prosesi pelepasan dongdang yang berisi kepala hewan kerbau diawali dengan membawa dongdang ke laut lepas. Selepas itu, kepala kerbau yang masih terdapat darah tersebut langsung dibuang ke laut. Sontak, nelayan yang mengikuti gelaran langsung berebut air laut yang sudah tercampur dengan darah kerbau.
"Konon menurut sebagian besar nelayan, darah kerbau bercampur air laut tersebut akan membawa berkah bila disiramkan ke kapal nelayan," ungkapnya.
Sementara itu, nelayan yang menghadiri pesta laut tersebut pun terlihat antusias. Salah satunya dirasakan oleh Agus yang merupakan nelayan asal Blanakan. Agus mengatakan, jika sudah mendapatkan air laut yang sudah bercampur dengan darah kerbau tersebut dapat meningkatkan hasil tangkapan dari para nelayan.
"Insyaallah hasil tangkapan nelayan Blanakan akan melimpah setelah pesta laut ini. Apalagi kalau kapal nelayan tersiram oleh darah kerbau yang sudah disiramkan kelaut," kata Agus.
Bukan hanya nelayan, masyarakat sekitar pun dengan sengaja melihat prosesi gelaran dari pesta laut tersebut. Tak sedikit masyarakat yang membawa keluarga melihat proses tersebut sembari liburan.
"Senang sekali, pesta laut kali ini cukup meriah. Kegiatan ini memang sudah menjadi tradisi para nelayan dalam setiap tahunnya," ucap Roro.
"Ini sudah jadi tradisi para nelayan, yang rutin digelar setiap tahun sebagai rasa syukur nelayan Blanakan atas hasil laut selama tahun 2023. Kegiatan pesta laut ini selalu menarik perhatian warga masyarakat sekaligus dijadikan ajang wisata tahunan oleh masyarakat yang datang langsung menyaksikan kegiatan pesta laut," tambahnya.
Sekadar diketahui, kegiatan pesta laut ke-56 tersebut sudah digelar sejak 14 September kemarin, sementara puncak acara digelar hari ini. Kegiatan tersebut sebelumnya diisi dengan agenda lainnya seperti bola voli, sepakbola, tenis meja, khitanan massal, santunan kepada ratusan Jompo dan nelayan, pentas seni tradisional dan Wayang Kulit, serta Bazar murah.
(dir/dir)