Melihat Prosesi Panjang Jimat di Keraton Kanoman Cirebon

Melihat Prosesi Panjang Jimat di Keraton Kanoman Cirebon

Ony Syahroni - detikJabar
Jumat, 29 Sep 2023 07:30 WIB
Tradisi Panjang Jimat di Cirebon.
Tradisi Panjang Jimat di Cirebon. (Foto: Ony Syahroni/detikJabar)
Cirebon -

Ada beragam cara atau tradisi yang biasa dilakukan masyarakat di Indonesia dalam memperingati hari lahir Nabi Muhammad SAW. Di Keraton Kanoman Cirebon, peringatan Maulid Nabi selalu berlangsung semarak.

Beragam ritual sakral selalu dihadirkan dalam momen tersebut. Di Keraton Kanoman, tradisi yang digelar pada puncak peringatan Maulid Nabi dikenal sebutan panjang jimat.

Tradisi ini sudah dijalankan Keraton Kanoman secara turun-temurun dan masih dilestarikan hingga saat ini. Pada Kamis (28/9/2023) malam, tradisi Panjang Jimat di Keraton Kanoman Cirebon pun kembali digelar. Prosesi tradisi tersebut dimulai sejak pukul 19.30 WIB.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain diikuti keluarga besar Keraton Kanoman dan tamu undangan, tradisi Panjang Jimat ini juga turut dipadati oleh masyarakat umum yang datang dari berbagai daerah. Mereka nampak berkumpul untuk mengikuti dan melihat secara langsung setiap prosesi dalam tradisi tersebut.

Dalam pelaksanaannya, tradisi Panjang Jimat ini dibuka dengan pembacaan doa dan tawasul di Pendopo Jimen sebelum diteruskan dengan Ngawedar lan Ngawejang Babad Panjang Jimat (Muludan) Kesultanan Kanoman Cirebon. Prosesi itu adalah sebuah pemaparan mengenai sejarah keraton, nasab, trah raja-raja, dan rangkaian tradisi panjang jimat.

ADVERTISEMENT

Setelah itu, prosesi pun dilanjutkan dengan mempersiapkan sajian pelal yang dipimpin oleh Pangeran Kumisi di Langgar Alit Kesultanan Kanoman. Sementara keluarga keraton menjemput Sultan Keraton Kanoman, Sultan Raja Muhammad Emirudin.

Kemudian, rangkaian tradisi dilanjutkan dengan prosesi sembah bakti yang dilakukan Patih Keraton Kanoman, Pangeran Patih Raja Muhammad Qodiran kepada Sultan Raja Muhammad Emirudin.

Tradisi Panjang Jimat di Cirebon.Tradisi Panjang Jimat di Cirebon. (Foto: Ony Syahroni/detikJabar)

Setelah melakukan prosesi sembah bakti, Patih Keraton Kanoman, Pangeran Patih Raja Muhammad Qodiran mengganti pakaian dengan menggunakan jubah berwarna kuning keemasan di Pedaleman Keraton.

Dengan menggunakan jubah tersebut, Patih Raja Muhammad Qodiran bersiap memimpin iring-iringan atau pawai alegoris yang diikuti boleh pria dan wanita. Pawai alegoris itu dimulai dari keraton untuk menuju ke Masjid Agung Kanoman.

Lantunan sholawat pun terus berkumandang selama prosesi iring-iringan berlangsung. Tidak hanya oleh keluarga keraton, lantunan sholawat juga turut dikumandangkan oleh masyarakat yang berkumpul di keraton Kanoman.

Menurut Juru Bicara Kesultanan Kanoman, Ratu Raja Arimbi, dalam pawai alegoris atau iring-iringan itu ada berbagai macam benda pusaka yang turut dibawa. Termasuk nasi jimat yang menjadi suguhan khas dalam tradisi Panjang Jimat di Keraton Kanoman.

"Jimat-jimat yang kami keluarkan adalah alat-alat untuk prosesi melahirkan, sampai dengan bahan-bahan sebagai nutrisi yang dibutuhkan oleh seorang ibu hamil yang akan melahirkan dan dibutuhkan oleh seorang anak yang baru lahir," kata Arimbi.

"Banyak juga barang-barang yang dikeluarkan. Karena memang itu bentuk simbol daripada prosesi melahirkan dari masa ke masa. Ada yang memang dari masa syekh Syarif (Syekh Syarif Hidayatullah) dan ada juga yang dari masa kekinian," kata dia menambahkan.

Khusus untuk nasi jimat, kata Arimbi, hidangan tersebut merupakan salah satu sajian khas yang selalu dihadirkan dalam pelaksanaan tradisi Panjang Jimat di Keraton Kanoman Cirebon.

Arimbi menjelaskan, nasi jimat sendiri adalah nasi kuning yang dalam setiap proses pembuatannya selalu diiringi dengan ritual-ritual khusus. Doa dan sholawat selalu dilantunkan dalam setiap proses pembuatan nasi jimat.

"Nasi jimat merupakan nutrisi atau karbohidrat yang dibutuhkan oleh ibu dan bayi. Itu merupakan simbolisasi dari nutrisi tersebut," kata Arimbi.

Kembali ke prosesi Panjang Jimat, rangkaian kegiatan dalam tradisi itu akan berakhir di Masjid Agung Keraton Kanoman. Semua pria dan wanita yang mengikuti iring-iringan akan menghantarkan berbagai macam barang bawaan ke masjid tersebut.

Di masjid itu, selanjutnya akan dilakukan prosesi pembacaan Al-Barzanji yang dipimpin oleh Penghulu Kesultanan Kanoman. Prosesi tersebut akan berlangsung hingga dini hari.

"Di masjid akan dilakukan pembacaan Al Barzanji dan tentunya pembacaan doa untuk keselamatan semuanya," kata Arimbi.




(orb/orb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads