Modus Beri Ilmu, Guru Ngaji di Bandung Diduga Cabuli Anak di Bawah Umur

Modus Beri Ilmu, Guru Ngaji di Bandung Diduga Cabuli Anak di Bawah Umur

Yuga Hassani - detikJabar
Selasa, 23 Mei 2023 15:34 WIB
Ilustrasi Pencabulan Anak. Andhika Akbarayansyah/detikcom.
ilustrasi (Foto: Andhika Akbarayansyah/detikcom).
Kabupaten Bandung -

Seorang guru ngaji inisial AR diduga melakukan pencabulan terhadap anak di bawah umur di Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung. 12 anak dikabarkan menjadi korban dalam kejadian tersebut.

Orang tua salah satu korban, Gugum (54) mengungkapkan, kejadian bermula saat dirinya pindah rumah ke wilayah tersebut pada tahun 2021 silam. Kemudian anaknya belajar mengaji di tempat pelaku.

"Kalau anak saya pernah pas pulang ngaji. Terus jatuh di depan tempat ngaji. Ada luka di kakinya. Pas diobatin, tangan si pelaku malah megang kemana-kemana," ujar Gugum, saat ditemui detikJabar di kediamannya, Selasa (23/5/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah itu anaknya keluar dari tempat pengajian tersebut. Pasalnya si pelaku selalu menghubungi anaknya lewat telepon.

"Anak saya ngaji di sana terus baru dua bulan dikeluarin karena si pelaku itu sering neleponin nanyain udah makan atau belum, setiap malam, belum lagi ada kejadian seperti itu. Waktu itu istri saya diam tidak bersuara karena merasa sebagai orang baru," katanya.

ADVERTISEMENT

Gugum menyebutkan, AR dikenal dikalangan warga sekitar sebagai orang yang cunihin (suka berbuat tidak sopan terhadap lawan jenis). Semua aksi pelaku mulai terungkap saat ada salah satu anak yang dinikahi pelaku.

"Karakternya pelaku sering pegang-pegang ke muridnya. Awal ketahuan Jumat kemarin ada anak yang dinikahkan dengan pelaku atas inisiatif RW, katanya untuk menutupi aib," jelasnya.

"Kemudian ada tokoh pemuda yang datang ke saya bilang, 'kenapa kok begini,'. Terus saya bilang 'biarkan dulu,' tapi si tokoh pemuda itu bilang anaknya di lecehkan," tambahnya.

Setelah itu para orang tua korban berkumpul dan menunggu momen yang tepat. Kemudian beberapa waktu kemudian para orang tua merasa geram dengan aksi bejad pelaku.

"Akhirnya kami datangi dia, terus digebugin, sama ayah dari para korban yang sudah geram. Setelah itu langsung semuanya bersuara. Ternyata sampai hari ini korbannya ada 12 anak," ucapnya.

Gugum menjelaskan yang menjadi korban AR usianya rata-rata masih di bawah umur. Bahkan ada satu korban yang kondisinya sampai hamil.

"Korban ada 12 orang wanita usia di bawah umur, paling muda 8 tahun, paling tua 14 tahun. Satu korban yang hamil itu kasian kondisinya, dia agak sulit memahami obrolan atau tindakan, dan tidak bisa membaca diusianya yang sudah 14 tahun," bebernya.

Menurutnya pelaku melakukan aksinya di kediamannya saat anak-anak tersebut belajar mengaji. Anak-anak di wilayah tersebut biasanya mengaji di pelaku pada pukul 16.00 WIB hingga 18.00 WIB.

"Disela-sela waktu ngaji kadang suka ngajak satu anak ke ruangan yang berbeda. Kemudian ngaji berdua. Setelah itu pelaku suka bilang mau kasih doa ke korbannya, biar pinter dan banyak yang suka," tuturnya.

AR telah melakukan aksinya selama tiga tahun yang lalu. Namun sama warga sekitar hanya dibiarkan.

"Melakukan itu dari tiga tahun yang lalu. Jadi sering ketahuan, tapi dilepasin juga, aneh saya juga," kata Gugum.

Dia menambahkan saat ini dari Kementerian Sosial telah datang dan melakukan pengecekan terhadap kondisi korban. Kemudian para korban pun langsung didampingi untuk melakukan pelaporan ke polisi.

"Kemarin saya ke Polresta Bandung, atas arahan Kementerian Sosial untuk membuat laporan," jelasnya.

Gugum pun menceritakan bahwa AR telah melakukan aksinya di kampung sebelah. Namun korbannya tidak sampai hamil.

"Sebelumnya si pelaku ini pernah melakukan hal serupa di kampung sebelah, terus di usir, anehnya di sini malah ditampung. Korban yang di kampung sebelah disetubuhi tapi tidak hamil," ungkapnya.

Sementara itu, Kasat Reskrim Polresta Bandung Kompol Oliestha Ageng Wicaksana membenarkan adanya laporan terkait peristiwa tersebut. Bahkan menurutnya pelaku telah diamankan polisi.

"Iyah sudah ada laporan dan (pelaku) sudah ditangkap," ucap Oliestha, melalui pesan singkat, Selasa (23/5/2023).

Oliestha mengaku saat ini korban yang telah melakukan pelaporan hanya satu orang. Pihaknya mendorong para korban lainnya untuk melakukan pelaporan ke Polresta Bandung.

"Yang laporan baru satu. Kalau ada yang merasa menjadi korban silahkan ke Polresta untuk membuat laporan dan dimintai keterangan," pungkasnya.

(mso/mso)


Hide Ads