Ketua DKM Masjid Al Hidayah di Desa Cihanjuang , Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat (KBB), dibacok saat pulang usai beribadah. Korban langsung dilarikan ke rumah sakit.
Tim detikJabar merangkum fakta-fakta terkaot pembacokan terhadap Ketua DKM yang bernama Khoerudin (52) itu. Berikut faktanya:
1. Dibacok Usai dari Masjid
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peristiwa berdarah itu terjadi di Kampung Cisasawi, RT 02/05, Desa Cihanjuang, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat (KBB) pada Senin (17/4) siang.
Kepala Desa Cihanjuang, Gagan Wirahma mengatakan korban atas nama Khoerudin (52). Saat itu korban sedang perjalanan pulang setelah menunaikan salat di Masjid Al Hidayah. Nahas, di tengah perjalanan ia dibacok pelaku yang sudah menunggunya.
"Awalnya kami dapat laporan dari keponakan korban telah terjadi pembacokan. Pembacokan itu dilakukan terhadap Pak Khoerudin, Ketua DKM Masjid Al Hidayah, RT 02/05," ujar saat ditemui, Selasa (18/4/2023).
2. Penuh Bercak Darah
Usai mendapat laporan tersebut, pihaknya langsung menuju lokasi kejadian. Namun setibanya di lokasi pembacokan, korban ternyata sudah dibawa ke rumah sakit oleh warga dan pihak keluarga.
"Jadi kami hanya melihat lokasi kejadian dan memang di situ banyak bercak darah. Kalau korban sudah dibawa ke rumah sakit karena lukanya cukup parah di leher dan pipi kiri sehingga harus cepat ditangani," kata Gagan.
3. Tak Ada Saksi Mata
Gagan mengatakan tidak ada saksi mata yang menyaksikan langsung aksi pembacokan tersebut terjadi. Namun warga sempat mendengar jeritan dari gang tempat kejadian pembacokan.
"Tidak ada warga yang tahu persis saat pembacokan terjadi, cuma mendengar suara jeritan karena TKP-nya di dalam gang sempit. Baru setelah itu warga keluar menolong korban. Kalau pelakunya sudah tidak ada di situ," tutur Gagan.
4. Pelaku Mengintai Korban
Gagan mengatakan terduga pelaku pembacokan tersebut masih tetangga korban. Mereka saling kenal, namun tak jelas apa latar belakang terduga pelaku melakukan aksi keji tersebut.
"Jadi pelaku ini katanya sudah menunggu di gang, ada warga yang lihat. Dia menghadap tembok, tapi warga itu tidak curiga. Ternyata dia menunggu di gang itu mau membacok korban," ujar Gagan.
5. Pelaku Ditangkap
Kapolres Cimahi AKBP Aldi Subartono mengatakan terduga pelaku pembacokan Ketua DKM itu ditangkap beberapa jam usai kejadian.
"Pelaku berhasil diamankan oleh personel Polsek Cisarua dan warga setempat beberapa jam setelah kejadian," ujar Aldi saat ditemui di Mapolres Cimahi, Selasa (18/4/2023).
Terduga pembacok Khoerudin ternyata masih tetangganya sendiri. Pemuda berusia 23 tahun bernama Abdul Aziz. Saat ini terduga pelaku masih menjalani pemeriksaan di Satreskrim Polres Cimahi.
"Saat ini pelaku sudah ditahan dan sedang dalam pemeriksaan. Penanganannya dilaksanakan oleh Satreskrim Polres Cimahi," ucap Aldi.
6. Pelaku Sakit Hati
Berdasarkan pemeriksaan awal, motif Abdul Aziz tega membacok Khoerudin karena sakit hati pernah dimarahi oleh korban. Namun belum jelas perlakuan seperti apa yang menyebabkan terduga pelaku sakit hati.
"Motif dari terduga pelaku ini karena kesal pernah dimarahi oleh korban. Akhirnya karena masih kesal ia lalu melakukan pembacokan terhadap korban," ujar Aldi.
Kepala Desa Cihanjuang Gagan Wirahma mengatakan saat terduga pelaku ditangkap, ia sempat juga menanyakan motif di balik aksi berdarah itu. "Jawabannya memang karena sakit hati, cuma sakit hatinya apa nggak jelas. Soalnya sepengetahuan kami di sini, Pak Khoerudin itu orangnya baik," kata Gagan.
7. Pelaku Tetangga Sendiri
Kapolres Cimahi AKBP Aldi Subartono mengatakan terduga pelaku dipastikan mengenal korban karena mereka tinggal di kampung yang sama. "Pelaku dan korban itu saling kenal. Cuma akan kita dalami lagi hubungannya itu apa," ujar Aldi saat ditemui di Mapolres Cimahi, Selasa (18/4/2023).
Sementara itu Kepala Desa Cihanjuang Gagan Wirahma mengatakan terduga pelaku masih bertetangga dengan korban. Aksi pembacokan itu bahkan dilakukan di gang dekat rumah korban.
"TKP-nya di dalam gang sempit, jadi korban sedang jalan pulang setelah Salat Zuhur. Pelaku memang warga situ, sudah tinggal lama kalau tidak salah dari 14 tahun lalu," tutur Gagan.
(sud/dir)