Tabah menyapa Muhamad Suhendra Agung Hendarsah ditemani istrinya, orang tua bocah perempuan berusia 12 tahun yang menjadi korban pembunuhan di Cibeureum, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi. Agung ditemani istrinya menunjukkan ketabahan di markas kepolisian setempat.
Agung mengapresiasi Polres Cimahi yang telah menangkap pembunuh anaknya, yakni Rizaldi Nugraha Gumilar alias Ical (22). Rizaldi menusuk anak perempuan Agung saat dalam perjalanan pulang mengaji. Agung dan istrinya meneteskan air mata di markas kepolisian. Salah seorang di belakang Agung berupaya menenangkan, menepuk-nepuk pundak Agung yang kala itu memberikan pernyataan tentang penangkapan Rizaldi.
"Soal itu (ancaman hukuman), saya serahkan sepenuhnya kepada kepolisian. Tentu kami yakin bisa sampai final (persidangan)," ujar ayah korban, Muhamad Suhendra Agung Hendarsah (41) kepada wartawan, Selasa (25/10/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Agung tak menyangka anaknya jadi korban kebengisan Rizaldi yang sebetulnya tak saling kenal. Agung sendiri tak berhenti berucap syukur kalau pelaku sudah ditangkap.
"Kami bersyukur pelakunya sudah ditangkap, terima kasih kepada semua jajaran kepolisian dan masyarakat yang sudah membantu," ucap Agung.
Di sisi lain, Agung dan sang istri yang juga terus menitikkan air mata mengaku sudah ikhlas atas kepergian anaknya itu meski harus meninggal dunia dengan cara tak biasa.
"Mudah-mudahan tidak terjadi lagi kepada anak yang lain dan kepada siapapun seperti yang sudah dialami oleh kami. Saya ikhlas karena ini sudah menjadi takdir anak saya dipanggil Allah SWT," tutur Agung.
Hukuman Mati
Kapolres Cimahi AKBP Imron Ermawan mengatakan tersangka dijerat pasal berlapis dari mulai Pasal 340 jo 339 juncto 338 jo 365 ayat 3 KUHP serta jo pasal 80 ayat 3 Undang-undang Nomor 17 Tahun 2016 tentang Perlindungan Anak.
"Pasal yang diterapkan berlapis lapis. Ancaman maksimal pidana mati atau seumur hidup dan minimal 20 tahun penjara," kata Imron.
Fakta lain mengungkap kebengisan Rizaldi. Setelah membunuh, Rizal tampak terlihat melakukan aktivitas seperti biasa. Ia masih sempat bekerja menjadi pak ogah alias pengatur lalu lintas dadakan di Jalan Amir Machmud, di depan Simpang Jalan Karangsari perbatasan antara Kota Bandung dan Kota Cimahi.
Hal itu diakui Maryani (40), seorang penjual jus yang tepat berada di kawasan Ical bekerja. Ia masih sempat melihat Rizaldi bekerja sebagai 'pak ogah' sehari setelah ramainya pemberitaan mengenai pembunuhan seorang bocah yang baru saja pulang mengaji.
"Terakhir ketemu sehari setelah kejadian, soalnya waktu itu (pagi) dia masih markir tapi setelah itu nggak ada. Dia itu biasanya markir pagi sampai jam 12 siang, ganti orang lagi," ujar Maryani kepada wartawan, Selasa (25/10/2022).
Maryani mengakui ia kenal dengan sosok Rizaldi. Hal itu karena ia kerap kali ditolong Rizaldi jika hendak menyeberang. Mengingat arus lalu lintas di sepanjang Jalan Amir Machmud itu ramai oleh lalu-lalang kendaraan roda dua dan roda empat.
"Ya saya memang suka disebrangkan. Dia itu orangnya ya baik, jadi nggak menyangka (jadi pelaku pembunuhan). Apalagi kan korbannya itu teman sekelas anak saya," kata Maryani.
Lantaran kenal dengan Rizaldi dan sering dibantu, ia kerap memberi uang dan jus pada pria yang ternyata tega menghabisi nyawa seorang bocah perempuan hanya karena ingin memiliki ponsel. Bahkan ia juga sering menasehati Ical agar hidup lebih baik lagi.
"Sampai sekarang nggak menyangka dia begitu (membunuh). Soalnya kan kalau sudah bantu menyebrang suka saya kasih uang, terus kasih jus. Saya juga suka bilang ke dia 'Ical kamu itu ganteng, tapi kenapa bertato'. Dia bilang nggak akan nambah lagi, kapok. Jadi sering saya nasehati," kata Maryani.
Maryani berulangkali tak menyangka jika pembunuh bocah perempuan yang ramai diberitakan oleh media ternyata orang yang ia kenal sejak enam sampai tujuh bulan lalu.
"Sampai anak saya juga kan kenal, dia bilang ke saya kenapa ya si Aa yang suka bantu nyebrang mama bisa gitu. Ya saya bilang ke anak sudah nggak usah dipikirkan, apalagi anak saya juga kan teman main korban, jadi kaget pastinya," ucap Maryani.
Pria warga Gang Saluyu VI, Kelurahan Maleber, Kecamatan Andir, Kota Bandung, yang menjadi tersangka pembunuhan itu memang saban hari menjadi 'pak ogah' di Jalan Amir Machmud, di depan Simpang Jalan Karangsari perbatasan antara Kota Bandung dan Kota Cimahi.
Hal itu terbukti dari penampakan sosok yang identik dengan Ical di aplikasi peta online Google Maps yang diambil pada Juli 2022 lalu. Dalam citra yang ditampilkan, sosok Ical berdiri di tengah persimpangan Jalan Sukasari atau tepatnya di Jalan Amir Machmud.
Ciri yang menyatakan kemiripan antara sosok Ical dengan pria di Google Maps itu adalah tato batik di lengan kiri dan kanan, tinggi badan kurang lebih 160 sentimeter. Kedua ciri itu persis dengan profil pelaku seperti yang diungkap kepolisian.
"Kalau melihat dari gambarnya iya itu dia (pelaku Ical)," kata sumber di Satreskrim Polres Cimahi.
Di Google Maps dengan data terbarukan tiga bulan lalu, Ical yang sedang berdinas menjadi 'pak ogah' memakai jaket berwarna putih corak merah muda, celana jeans hitam, serta mengenakan topi dan sandal jepit.
Ical sendiri dipastikan memang merupakan 'pak ogah' di lokasi tersebut. Hal itu berdasarkan keterangan Kapolres Cimahi AKBP Imron Ermawan yang mengatakan pelaku berprofesi sebagai tukang parkir di depan sebuah hotel di perbatasan Cimahi dan Kota Bandung
"Dia bekerja sehari-hari sebagai tukang parkir. Makanya kita juga periksa teman-temannya yang kebanyakan tukang parkir dan sempat mabuk bersama-sama," ujar Imron.
Hilangkan Barang Bukti
Kasatreskrim Polres Cimahi AKP Rizka Fadilla mengatakan barang bukti yang sempat bakal disembunyikan pelaku yakni sangkur yang dipakai menusuk korban serta pakaian untuk membersihkan bekas darah yang masih menempel di sangkur tersebut.
"Tersangka melakukan upaya untuk menghilangkan barang bukti setelah melakukan aksi penusukan itu. Dia pulang ke rumahnya," kaya Rizka kepada wartawan di Mapolres Cimahi, Selasa (25/10/2022).
Dari rumahnya di Gang Saluyu, Maleber, Kota Bandung, pelaku kemudian kembali lagi ke rumah temannya untuk mengembalikan motor yang dipinjam. Keesokan harinya pelaku masih sempat bekerja 'markir' di simpang Jalan Karangsari, perbatasan Kota Bandung dengan Kota Cimahi.
"Jadi setelah berusaha menyembunyikan dan menghilangkan barang bukti, dia kembali lagi ke tongkrongannya. Besoknya dia tetap bekerja jadi tukang parkir," kata Rizka.
Barulah setelah pemberitaan mengenai penusukan yang dilakukannya ramai, ia kabur-kaburan sampai akhirnya buron selama empat hari sebelum ditangkap di sebuah indekos di Sukasari, Kota Bandung.
"Dia sembunyi di indekos di Bandung, indekosnya dia cari sendiri bukan punya temannya," kata Rizka.
Tak cuma bersembunyi di dalam wilayah Bandung Raya, Ical ternyata sudah memiliki rencana untuk kabur ke luar pulau, tepatnya Kalimantan. Beruntung polisi bergerak cepat sebelum tersangka berhasil kabur.
"Pada hari Senin ini, sebetulnya dia (Ical) mau kabur ke Kalimantan. Tapi Alhamdulillah kami berhasil menangkapnya sebelum sempat kabur," ungkap Rizka.
Simak Video "Video Aksi Keji Suswanto Bunuh Sopir di Purbalingga Pakai Batu"
[Gambas:Video 20detik]
(dir/dir)