Selasa, 7 Mei 2019 pagi, Deden Supriatna (pengelola 212 Mart saat itu) seperti biasa membuka tokonya. Saat itu, ia tidak curiga melihat rantai yang berada di area parkiran tokonya rusak. Spontan ia memperbaiki rantai yang posisinya melintang di area parkiran itu.
Posisi tiang rantai dalam keadaan jatuh, beberapa kunci pada folding gate juga ada yang tidak ada. Akhirnya setelah membetulkan posisi tiang rantai, ia kemudian mengantar istrinya ke pasar sampai saat kembali ke toko karyawannya sudah berkumpul.
"Kok rusak saya pikir, tiangnya juga jatuh saya cek folding gate semua ada kuncinya nah yang tengah ini nggak ada kuncinya saya pikir karyawan mungkin lupa. Saya coba buka ternyata ngunci, saya saat itu pergi antar istri ke pasar ketika lewat lagi depan toko sudah ramai semua karyawan juga nangis saya langsung ke polsek untuk laporan," jelasnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejumlah barang di dalam minimarket dilaporkan hilang, begitu juga dengan uang tunai yang tersimpan di mesin kasir. Namun peristiwa yang awalnya dikira hanya perampokan biasa menjadi heboh setelah Deden menemukan jejak berupa kotoran manusia di dalam minimarket. Saat mengecek CCTV, aksi jorok buang air besar itu ternyata dilakukan oleh salah seorang dari kawanan perampok tersebut.
Dalam rekaman berdurasi sekitar 1 menit, di detik ke 33 salah seorang pelaku terlihat memelorotkan celananya lalu berjongkok di depan rak barang.
"Pelaku kencing di sini nih, ditempat saya duduk lalu BAB di luar. Pas pagi di cek oleh karyawan bekasnya masih ada, makanya sebelum buka kita bersihkan dulu setelah itu polisi datang," ungkap Deden.
Saat memasuki minimarket, diduga para pelaku sengaja mematikan aliran listri di dalam minimarket, namun aksi itu tetap terekam karena CCTV tersambung ke alat pencadang daya. Kedatangan para pelaku juga terekam oleh kamera CCTV sebuah gedung yang berada di seberang minimarket.
"Kedatangan mereka terekam CCTV di gedung seberang toko. Mereka menggunakan mobil Innova warna hitam. Sebelum masuk toko, mereka sengaja mematikan kWh meter," ujarnya.
"Kalau dalam rekaman CCTV pelaku berjumlah lima orang, yang jelas mereka kelihatan masih muda-muda. Semua pelaku pakai jaket dengan tudung ditambah masker penutup wajah. Mereka masuk dengan cara merusak kunci pintu besi depan," sambungnya.
Para pelaku tak terburu-buru alias santai karena menduga kamera pengintai itu tak berfungsi setelah listrik dipadamkan. "Mereka mengira CCTV mati, karena KWH meter sudah diputuskan. Tapi karena CCTV menggunakan alat pencadang daya, ya tetap berfungsi sehingga aksi mereka terekam. Tapi memang tidak jelas, karena mereka kompak pakai jaket berpenutup kepala serta masker," ungkap Deden.
Pelaku kabur dengan membawa brankas berisi uang, produk susu bayi, kosmetik dan beberapa barang lainnya dengan total kerugian mencapai Rp 77 juta.
"Uang di dalam brangkas rencananya mau di setor ke bank, ada uang sekitar Rp 50 juta. Belum lagi yang mahal produk susu mencapai Rp 15 jutaan dan produk kosmetik. Ada juga barang yang memang belum masuk input toko," tutur Deden.
Polisi sendiri saat itu langsung bergerak ke lokasi usai menerima laporan, Kasatreskrim Polres Sukabumi Kota saat itu dojabat AKP Rijaldi Satria mengatakan pihaknya masih menyelidiki kasus pencurian tersebut.
Polisi sudah menggelar olah tempat kejadian perkara dan mengumpulkan beberapa bukti awal. Bukti rekaman CCTV telah diamankan. Polisi juga meminta keterangan sejumlah saksi.
"Kami masih dalami. Untuk petunjuk awal sudah kami amankan, namun perkaranya saat ini ditangani penyidik Polsek Cisaat," ucap Rijaldi.
(sya/mso)