8 Pemuda Bandung Dikurung-Dikeroyok OTK, Korban: Ditodong Senjata!

8 Pemuda Bandung Dikurung-Dikeroyok OTK, Korban: Ditodong Senjata!

Yuga Hassani - detikJabar
Rabu, 14 Sep 2022 20:48 WIB
Salah satu korban pengeroyokan Dimas Muhamad Ilham (18)
Salah satu korban pengeroyokan Dimas Muhamad Ilham (18) (Foto: Yuga Hassani/detikJabar)
Bandung -

Para pemuda menjadi korban pengeroyokan sejumlah Orang Tak Dikenal (OTK) di Kampung Cukanghaur, Desa Sukajadi, Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung. Bahkan para korban sempat ditodongkan senjata oleh para terduga pelaku.

Salah satu korban, Dimas Muhamad Ilham (18) mengatakan, peristiwa tersebut bermula saat dirinya bersama teman-temannya telah pulang main dari arah Soreang, Sabtu (10/9/2022) jam 10.00 WIB malam. Kemudian pada saat melintas daerah Cukanghaur dirinya langsung diadang oleh sejumlah orang.

"Pas lewat Cukanghaur kelihatan udah banyak orang. Kalau dilihat umur-umur mereka lebih dari saya lah. Di sana di pinggir jalan mereka udah pada bawa tongkat, bawa stick baseball, jadi kita lagi jalan, mereka langsung ke tengah jalan. Jadi kita dihadang lah sama mereka," ujar Dimas saat ditemui detikJabar di kediamannya, Cidura Regency, Desa Tenjolaya, Kecamatan Pasirjambu, Rabu (14/9/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dimas menjelaskan yang melakukan pengadangan terhadap dirinya dan teman-teman sekitar 10 orang lebih. Namun, dirinya berhasil melewati rintangan tersebut.

"Terus memang saat itu posisi aku di depan, aku mah enggak digimana-gimanain, nah pas aku nengok ke belakang anak-anak lagi pada dipukulin sama dilempar botol. Pas lihat anak-anak dipukulin gitu, saya langsung panas da kita enggak tahu apa-apa langsung tiba-tiba dipukulin. Setelah itu langsung cekcok, di sana debat, terus didamaikan oleh warga, langsung kita pulang ke warung tempat ngumpul di dekat rumah," katanya.

ADVERTISEMENT

Setelah kejadian tersebut, Dimas mengaku menerima telepon dari seseorang. Dari telepon tersebut meminta dirinya untuk kembali ke lokasi tersebut.

"Pas ada yang nelpon itu saya difitnah menyerang, terus katanya kamu harus menjelaskan ini ke keluarga yang diserang. Ya jelas saya langsung membantah, da saya mah enggak menyerang. Kita mah pulang main. Terus saya disuruh menjelaskan ke Cukanghaur lagi," ucapnya.

Kemudian Dimas dan teman-temannya memutuskan untuk kembali ke lokasi tersebut dengan tujuan untuk meluruskan permasalahan tersebut.

"Sekitar jam 01.07 malam saya turun ke bawah lagi. Di suruh datang ke rumah itu, jadi saya disuruh ngejelasin ke orang tua mereka nyerang atau gimana," katanya.

Dia menjelaskan ketika datang ke rumah tersebut dirinya bersama teman-temannya dikunci dari dalam. Kemudian Dimas diminta menjelaskan kejadian yang sesungguhnya.

"Langsung saya jelaskan yang saya alami, tidak ada yang dilebih-lebihkan. Setelah saya menjelaskan, mereka terdiam. Terus ada seseorang yang melemparkan asbak plastik ke saya, sesudah itu langsung memukul teman saya. Terus yang lainnya teman-teman pelaku pada berdiri sambil ada yang mengeluarkan air soft gun, terus ada yang mengeluarkan setruman, ada yang mengeluarkan bedog, banyak lah alat-alat, saya juga ditodong senjata," ucap Dimas sambil memperagakan pelaku menodong ke arah kepalanya.

Setelah itu menurutnya para terduga pelaku langsung menodongkan senjata. Bahkan, kata dia, ada beberapa dari terduga pelaku mengeluarkan strum.

"Udah itu dia langsung mukul ke saya.Udah itu saya enggak inget, pokoknya dipukulin aja. Berhentinya itu pas ibu-ibunya nyuruh ngeberhentiin. Kalau saya di situ seberesnya. Tapi ada beberapa teman saya yang kabur, tapi saya kejebak di rumah itu," katanya.

"Pas saya dipukulin di rumah itu, awalnya para orang tua itu tidak melerai. Tapi pas saya udah bonyok, terus banyak keluar darah, baru orang tuanya, udah, udah, udah," tambahnya.

Dia menambahkan saat pengeroyokan tersebut beberapa temannya ada yang langsung kabur. Namun dia dan satu temannya tertahan di rumah tersebut.

"Di rumah itu sampai jam setengah 3 malam. Jadi saya di sana sisa dua orang," kata Dimas.

Dengan adanya kejadian tersebut, Dimas mengalami luka lebam di mata sebelah kanan. Sementara korban yang lain mengalami luka akibat setruman listrik.

"Korban ada 8 orang, yang memiliki luka-luka 2 orang," ucapnya.

Sementara itu, Orang Tua Dimas, Eden mengaku awalnya menginginkan kasus tersebut bisa diselesaikan dengan kekeluargaan. Namun pihaknya melihat dari para terduga pelaku hingga saat ini tidak ada itikad baiknya.

"Saya awalnya pengen kekeluargaan. Cuma pas saya coba mediasi ke sana, cuma ada satu orang, dan para perwakilan pelaku lainnya malah tidak ada. Ya sudah tadi saya putuskan untuk membuat pelaporan ke Polresta Bandung," tegasnya.

Kasat Reskrim Polresta Bandung, Kompol Oliestha Ageng Wicaksana membenarkan adanya peristiwa tersebut. Bahkan pihaknya telah menerima laporan dari pihak korban.

"Sudah (terima laporan), Pidana yang dilaporkan (pasal) 170 atau pengeroyokan," ujar Oliestha melalui pesan singkat.

Pihaknya menjelaskan terus berupaya dalam mengungkap kasus tersebut. Bahkan, kata dia, telah melakukan pemeriksaan saksi-saksi.

"Sementara masih dalam proses pemeriksaan saksi. Tadi saat membuat membuat laporan ada 7 orang yang mengaku menjadi korban," jelasnya.

Oliestha mengungkapkan saat ini polisi masih melakukan penyelidikan adanya dugaan penyekapan dan jumlah para pelaku yang terlibat.

"(Jumlah pelaku) Masih lidik. Sementara masih kami masih dalami (korban diduga disekap)," pungkasnya.

(yum/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads